Chapter 10

2.2K 165 47
                                    

#HAPPY_SEHUN_DAY

Terima kasih yang telah vote and coment selama ini. You're such a mood!! ^-^

Happy Reading Everyone~
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.

*****

All I need is you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

All I need is you

*****

Mengerang, Kai mengacak-acak rambutnya. Ini hari kedua sejak mereka bicara panjang lebar dan Kai semakin kebingungan dibuatnya. Dia tidak mengerti. Mereka memang menyelesaikan masalah saat itu tetapi Sehun mulai bertingkah aneh.

Tidak, tidak, mereka tidak bertengkar lagi seperti yang kalian pikir. Hanya saja Sehun terkesan mengindarinya. Dia memang tidak menunjukkannya secara langsung tapi Kai selalu memergoki Sehun menatapnya dengan mata bau. Tuhan! Hubungan mereka seperti tidak ada peningkatan. Bulan madu yang harusnya saling bermesraan malah semakin berjauhan.

~~~~

Kai melotot pada pintu kamarnya. Entah sejak kapan kamar ini menjadi menjadi kekuasaan Sehun pribadi, bahkan pintunya pun selalu di kunci. Apa Sehun menganggapnya binatang buas yang akan memangsanya jika dia lengah? Tangan Kai gatal sekali ingin meninju, menggedor, atau apapun yang akan merusaknya namun Kai menahannya.

"Sehun.." panggilnya, seraya mengetuk pintu.

Tak sampai 10 detik pintu terbuka sedikit dengan sosok kepala menyembul keluar. Kai berusaha untuk tidak membenturkan kepalanya sendiri ke dinding terdekat.

"Apa?"

"Boleh aku masuk?"

Menggigit bibir, Sehun kemudian berguman. "Tidak." Dia bergegas ingin menutup pintu kembali namun dihalangi oleh Kai.

"Kenapa kau mengurung diri di kamar?" tanya Kai, mempertahankan suara tenang. Sebenarnya tidak masalah jika Sehun ingin terus berdiam di kamar, yang menyebalkan adalah Kai tidak diizinkan bergabung bersamanya.

"Aku tidak."

"Kalau begitu pergi denganku?"

Sehun berkedip, menatap Kai 3 detik sebelum mengaduh. Kai memutar bola matanya, mencemooh dalam hati.

"Uh.. Kepalaku sakit, badanku lemas. Sepertinya aku tidak bisa kemana-mana."

"Kau mengeluhkan itu dari kemarin. Apa perlu aku panggilkan dokter?" tanya Kai, bosan.

"Tidak, kupikir istira-"

"Jalan denganku atau kupanggilkan dokter untuk menginfusmu sekalian."

Sehun mendelik, menampakkan diri sepenuhnya di hadapan Kai. Dia bersandar di sisi pintu dan menatap Kai dengan tangannya yang bersilang di depan dada. "Apa yang kukatakan untuk tidak memaksaku."

My Rival Is Crazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang