Chapter 19

1.8K 149 61
                                    

Inhale love fully, and let it breathe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inhale love fully, and let it breathe

-butterflies rising

*****

Sehun terusik karena rasa hangat yang menyergapi tubuhnya. Matanya terbuka perlahan, berniat menggerakkan tubuh sebelum menyadari sepasang lengan yang melingkari pinggangnya. Dengan kondisi yang masih setengah sadar, ia menyamankan posisinya, memejamkan mata dan berniat kembali tidur. Hembusan napas di tengkuknya membuat Sehun meremang, dia jadi merindukan suaminya it- huh!?

Panik, dia melepas pelukan itu dengan paksa dan berguling hingga jatuh ke lantai dengan gedebuk keras.

"Shh..." ringis Sehun, mengusap-usap bokongnya yang berdenyut sakit. Dia kemudian bangkit, menatap selidik pada sosok di atas kasur dan ... "Kai?"

Kapan dia datang? Sehun mengerutkan kening, kembali ke ranjang. Dia mendekatkan wajah, menatap Kai dengan pandangan menelisik, nuansa kamar yang remang-remang tidak menghalangi betapa tampannya dia terlihat.

Sehun tersenyum tanpa sadar, jari telunjuknya terulur dan menowel-nowel pipi Kai. Awalnya lembut, lama-kelamaan towelan itu berubah menjadi tusukkan penuh gemas dan emosi. Dia terkikik, namun menyerngit bingung ketika Kai nampak tak terganggu sedikitpun. Pemuda itu seolah-olah sedang pingsan, saat itulah Sehun menyadari ada sesuatu yang salah padanya.

"Kai?" Telapak tangannya bergeser ke dahi Kai dan tersentak merasakan panas yang menyengat, hampir terbakar.

"Kau baik-baik saja? Badanmu panas!" Sehun mengguncang pelan tubuh Kai, ekspresi khawatir tercetak begitu jelas di wajahnya. Dia lalu melirik jam, pukul 4 pagi, semua orang tentu masih tidur sekarang.

Sehun kembali menatap Kai, menggerogoti bibir bawahnya. Perasaan cemas tak bisa dibendung, Sehun berusaha tetap tenang dan tidak panik.

Dia segera beranjak dan tak memerlukan waktu lama, ia kembali dengan handuk kecil, se-baskom air hangat, dan kotak obat. Sehun mengambil termometer dan mulai mengukur suhu tubuh Kai. 38,9° Celcius. Perlahan, dia meletakkan handuk yang sudah dibasahi ke dahi Kai. Suaminya itu tampak pucat.

Menghela napas, Sehun menyeka keringat di leher Kai. Dia tidak yakin kompres akan banyak membantu, Kai seharusnya minum obat tetapi melihat bagaimana dia sekarang, Sehun tidak tega membangunkannya.

Di tengah konfrontasi, sebuah ide muncul di benaknya. Kening Sehun mengerut. Dia sendiri tidak yakin caranya akan berhasil tetapi metode ini layak untuk dicoba.

Sehun membuka kancing piyama Kai lalu melepas piyamanya sendiri. Jantungnya menjadi berdebar tidak nyaman dan kupu-kupu mulai berterbangan di perutnya. Dia menatap Kai sejenak sebelum meringis.

Ini akan canggung. Sehun kemudian merebahkan diri di samping Kai, ia mencoba menemukan posisi yang nyaman seraya memeluknya.
.
.
.

*****

My Rival Is Crazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang