Chapter 29

924 124 67
                                    

*****

"Tenang, Baek. Aku minta kau tidak panik." Sehun yang pertama pulih, Baekhyun masih terdiam kaku dengan mata terbelalak lebar. Ini buruk!

Sehun menarik napas dalam dan berusaha tenang. Tatapan tajam ia arahkan pada sosok yang berjalan mendekat dari balik kaca depan mobil yang telah retak. Dia beruntung mobilnya sempat bergerak sedikit sehingga peluru tidak bersarang di kepalanya.

"Dalam hitungan tiga, kau harus menunduk."

"..."

"Satu."

"A-apa?"

"Tiga!" Diinjaknya pedal gas, mobil melesat lalu menubruk si penembak hingga membuatnya terlempar keras membentur permukaan aspal. Sekejap mobil berputar dan mulai bergerak mundur. Suara tembakan lain terdengar. Kaca belakang pecah. Sehun mendecih dan menghentikan mobil.

Baekhyun terus menunduk. Sampai suara tembakan itu berhenti, Sehun kembali menginjak pedal gas sembari menoleh ke belakang. Orang lain berhasil menghindar tapi bukan dia targetnya, Sehun sengaja mengincar mobil yang disangka Baekhyun mogok itu hingga membuatnya bergeser sebelum akhirnya jatuh terguling ke jurang.

Baekhyun sempat memekik saat benturan terjadi. Sementara sosok lain nampak terkejut saat matanya bersinggungan dengan Sehun, ia bisa melihat tubuhnya gemetaran. Orang itu buru-buru mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.

Sehun segera membawa mobil beranjak menjauh. "Berikan ponselmu."

Menurut tanpa kata, Baekhyun dalam diam mendengarkan Sehun yang menghubungi polisi. Waktu berjalan memakan menit, Baekhyun akhirnya bisa kembali bernapas dengan normal.

"Yang barusan..."

"Mungkin perampok."

"Bukan mereka tapi kau. Kau baru saja merampokku." Baekhyun memasang wajah kesal. "Kau menabrak, Sehun. Bagian belakang mobil pasti sangat penyok sekarang."

"You fucking idiot! Nyawa kita dalam bahaya dan yang kau khawatirkan hanya itu?!"

"Maksudku— kita bisa saja langsung pergi."

"Lalu membiarkan resiko kita dikejar?!" Sehun menggeram. "Kau harusnya bersyukur aku tidak menendangmu keluar."

"Oke, aku ucapkan terima kasih untuk itu. Mobil ini kusewa dengan harga mahal, biaya perbaikan akan membuatku bangkrut.." Baekhyun berkata dengan setengah merengek.

Sejauh yang Sehun lakukan adalah menahan diri tidak membuat mobil mereka terjun bebas ke jurang. Baekhyun bekerja di perusahaan yang gajinya 20x lipat dari perusahaannya dulu, kata bangkrut sangat tidak etis diucapkan oleh asisten pribadi Kim Kai. Sialan memang.

"Omong-omong aku terkesan, bagaimana kau bisa tahu mereka—?"

"Bisakah kau diam? Suaramu membuatku semakin bernafsu ingin merusak mobil ini lebih jauh."

"Oh my— tidak perlu mengambil perkataanku dengan serius." Baekhyun menggigit bibir. "Tapi yang kau lakukan tadi itu sangat hebat, Kai pasti salah menempatkan pengawal di sekitarmu. Tenang saja, aku akan bicara padanya—"

"Bicara pada Kai dan aku akan membunuhmu."

"Apa?" Baekhyun menatap Sehun tak percaya. "Tidak mungkin! Kau berencana tetap diam? Sehun, kita hampir mati!" Dia menggeleng. "Suka tidak suka, aku akan mengatakan apa yang terjadi hari ini pada Kai."

"Oh ya, apa yang akan kau katakan?" Sehun menyeringai. "Baekhyun sangat bodoh, jika saja aku tidak menghentikan niatnya kemungkinan terluka akan jauh lebih besar, bagian terburuknya adalah kematian. Aku penasaran dengan reaksi Kai ketika ia mendengarnya."

My Rival Is Crazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang