BAB 13 (Pulanglah...)

89 7 2
                                    


Perasaan rindu macam apa ini
Sampai-sampai duri yang melukai tubuhku tak lagi terasa sakit
Menghipnotis sekujur tubuhku hingga mati rasa karenanya
Serta siapakah Tuan pemilik rindu yang menggilakan ini
Sampai-sampai mataku dibutakan hanya dapat melihat wajahnya
Bahakan lagit yang gelap ikut melukiskan wajah Tuan yang sedang ku rindukan
Siapapun engkau Tuan?
Aku berdoa kepada Tuhan agar kita dipertemukan
Untuk meluapkan rindu yang semakin hari semakin memalukan
@aisyadzahra
***
Kegelapan membendung langit senja di kota, menenggelamkan sisa keindahan tanpa sisa. Angin menggulung debu, membawa daun menikmati hiruk priuk malam hari. Malam ini akan terasa berat bagi Syauqi yang baru saja sampai di halaman rumahnya dengan nafas tersenggal.
Syauqi mulai sesak merasakan hawa dingin dari depan pintu, seolah rumah ini tak berpenghuni, wajahnya tampak lusuh dan letih. Semenjak siang tadi ia bahkan tidak memakan apapun hingga detik ini dan berharap istrinya sudah menyiapkan hidangan. Dia menggerakan kakinya maju sementara tangannya meraih knop pintu pelan.
Maasyaallah... batin Syauqi ketika wangi parfum kekasihnya memenuhi seluruh rumah dan menghilangkan lesunya saat ini juga. Wajahnya yang lesu berubah sumringah, langkahnya yang lembat sengaja dipercepat.
''De...'' panggil Syauqi.
Namun tiada balasan satu kata pun untk menyambutnya dating, bahkan salam sebelum memaski rumah juga tidak terbalas.
Ia yang tadinya berdiri di depan anak tangga lantas bergegas naik. Membuka pelan knop pintu kamar merka dulu.
Mata tajamnya terus menyusuri setiap sudut kamar, bibirnya bergetar pelan sembari berdzikir kepada Allah. Wajahnya yang ceria berubah sedikit pucat saat menyadari pakaian Syadza tidak tersisa satupun. Keyakinannya semakin menancap kokoh dalam pikirannya.
''Istriku pergi...''kata Syauqi dengan tersenyum pucat.
Ia terus berdzikir tanpa lupa dengan tangis lirih tanpa suara sebagai teman. Lututnya lemas, tak sanggup menopang tubuhnya yang terlihat bertenaga. Tak hai-hati ia menjatuhkan dirinya pada lantai keras. Tujuh menit berlalu. Syauqi masih saja diam dengan dzikir dan air mata yang tak henti mengalir.

***

Assalamualaikum...
Semoga waktu baca ini kalian semua dalam keadaan sehat serta selalu sehat dan hati yang lapang. Aamiin

Sebelumnya terimakasih banyak untuk semua pengikut saya di wattpad dan pembaca cerita. Bagi saya kalian adalah separuh dari jiwa saya, komentar, like, DM, viewers itu ibarat semangat untuk saya.

Hari ini saya akan beri kabar penting untuk SS-2 ini.
SS-2 akan saya lanjut di aplikasi DREAME,
Temen-temen jangan sedih takut tidak bisa membaca dll, karena akses DREAME sendiri juga mudah.
Tanpa acconut dan dengan account juga bisa diakses.

Temen-temen cukup cari "Syauqillah-Syadzahra 2" di situs dreame atau aplikasi dreame maka langsung ketemu cerita ini. Kali ini bakal up tiap hari, soalnya dari dreame sudah ada pembaruan sistem. Jadi kalian bisa baca tiap hari. Insyaallah beberapa bab lagi selesai💚 makasihh

Terimakasih banyak...
Sekalilagi ceritanya bisa diakses kapan saja💚

Semoga kalian sehat terus ya...
Salam hangat dari saya untuk kalian

Wassalamualaikum☺️

Syauqillah Syadzahra 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang