Kamu tidak mencintaiku, karena jika kamu mencintaiku. Kamu tidak akan pernah takut ragaku tidak bersamamu.
***
Tiga minggu berlalu....
Aktifitas di Rumah dengan dua wanita terkondisikan menurut Syauqi.
Syadza beraktifitas seperti biasa, dari memasak, mencuci pakaiannya dan menyiapkan pakaian kantornya. Hanya saja Syadza enggan untuk berada satu ruangan dengan Syauqi.Semua tampak biasa saja, gadis bercadar itu juga tampak tak ada masalah. Tapi ternyata tanpa banyak orang tau, Syadza tengah mempersiapkan segala macam perlengkapan pergi sejauh mungkin.
"Mba?" panggil Syadza keluar dari kamar pada Clara yang asik menonton kartun pagi ini.
"Iya kenapa?"
"Saya mau pergi keluar sebentar, mba nanti tolong siapkan pakaian Syauqi."
"Warna apa, gue ngga tau baju ngantornya."
"Apa aja mba, yang penting gelap. Ya sudah saya pamit dulu mba, sarapan sudah selesai dan baju tinggal saya jemur ketika pulang."
"Oke makasih ya."
"Kalo begitu Syadza pamit mba, Assalamualaikum,"
Clara tidak terbiasa menjawab salam, sementara Syadza sudah keluar rumah dengan sepeda motor kesayangannya.
Se sampainya di lokasi, ia segera memakirkan motornya dengan baik dan masuk ke supermarket guna mencari bebeapa hal yang harus di beli seperti roti, coklat, mie instan, sedikit pembersih wajah dan beberapa masker.
"Totalnya 138 ribu" kata pekerja kasir.
"Ah iya sebentar.... ini mba,"
"Terimakasih dan selamat datang kembali,"
Syadza menjawab dengan senyum simpulnya di balik niqab navy terakhir yang ia punya. Semua niqab, gamis dan beberapa pakaian layak pakai sudah ia berikan ke panti asuhan. Untuk apa gadis ini melakukan itu?
Di sisi lain...
Syauqi yang selesai membersihkan diri terkejut ketika melihat Clara yang menyiapkan pakaiannya."Kenapa kamu disini?"
"Oh, ini siapkan baju kerja lo. Tadi si Syadza pergi terus kasih catatan juga ke gue. Katanya mesti di pelajari, but i dont care."
"Syadza? Kemana dia?"
"Mana gue tau!"
"Kalo begitu terimakasih, dan cepat keluar."
"Ok ok."
***
Sembari menyesap teh kotak di taman dan mendengarkan lagu dari timur tengah -Jaayi by Yara- , Syadza mencoba memantapkan keputusannya.
(bagi yang suka lagu arab, silahkan dicari ya. Itu lagu bagus dan rekomendasi daru author dari temen-temen semua.)"Gimana ya? Tapi aku yakin, keputusan ini tepat."
Syadza bicara pada diri sendiri,"Tapi?" Kata Syadza terpotong.
"Tapi apa?!"
"Hah!!!!" Syadza terkejut, taman ini sepi dan hanya ada beberapa anak kecil. Ia menoleh ke belakang dan melihat Syauqi di belakangnya. Seketika hatinya dongkol, ingin menjauh tapi tetap dekat. Bagaimana ini??
KAMU SEDANG MEMBACA
Syauqillah Syadzahra 2
SpiritualSyadza menunduk, tak kuasa menatap mata kekasihnya yang sendu. Jari putih pucatnya tergerak mengusap rahang kokoh milik kekasih. "Dengarkan aku kali ini, aku yang akan bicara." kata Syadza sembari mengecup pipi Syauqi syahdu. Ia bergerak mundur, me...