Bab 23 (Aku Ingin Pulang)
Seberap jauh aku pergi
Aku sebenarnya masih ada disini
Aku tidak bisa pergi
Sebab hatiku tertinggal pada mu
****
Baru kali ini aku merasakan angina yang berhembus justru sanagt menakutkan, baru kali ini aku menghiruo udara namun terasa panas, dan baru kali ini aku berjalan sendirian yang terasa amat menyesakkan.
Aku berjalan mengikuti jejak kaki kuda yang tak tahu siapa penunggangnya, aku tetap mengikutinya berharap ini sebagai jalan agar aku tahu dimana aku dan aku ingin pulang.
Aku kalang kabut, sebab jejak kaki yang aku ikuti mulai lengah pergi, namun siapa sangka. Jejak itu justru ada di belakangku tapi aku enggan mengikutinya sebab yang aku ikuti adalah yang berada di hadapanku.
Tanpa sadar, aku tetap berjalan maju tak menghiraukan telapak akki hewan itu. Aku berjalan hingga aku tersesat.
Lalu saat aku menoleh ke belakang, ternyata aku melihat sosok yang aku kenali dan aku cintai.
''Mas!!!''
Aku membalik tubuhku dan berlari mengejar pria berkuda yang aku yakini adalah kekasihku. Aku terus berlari namun terasa sangat berat bak berlari di atas lumpur.
Aku terus berlari, namun dia yang aku kejar tak menggubris bahkan melihat ke arahku.
Haus... aku sangat kehausan, aku tak menemukan apapun yang dapat aku teguk, aku kelaparan dan aku bahkan tidak menemukan apapun yang bisa aku makan. Aku sangat kelaparan dan kehausan.
Aku terus berjalan mencari pertolongan, tapi aku tidak menemukan siapapun yang dapat menolongku dan membawaku dari gurun yang gersang ini.
Panas, tubuhku terasa terbakar, bahkan cicin yang aku kenakan mulai memerang dan hampir membakar jari manisku, dan segera mungkin aku melepas dan membuangnya agar ia tak melukaiku.
''Allah... aku sangat haus dan lapar...'' lirihku ettap berjalan di gurun pasir.
Aku melewati gurun satu ke gurun lainnya selama berhari-hari, bahkan aku tidur di bawah mala yang pekat dan ditemani gemerlap bintang saja, tubuhku sudah kurus dan kmua, aku kira aku akan mati. Aku merasa ingin melukai diriku dan memakan bagian tubuhku untuk menghilangkan rasa haus dan lapar.
Aku merasa sangat terluka dan bahkan tidak bisa melakukan apapun.
''Ya Allah...''
''Tolong Hamba...''
Entah dibutakan oleh apa, aku mulai melukai diriku. Aku menarik jari maisku yang sudah terbakar bahkan terlihat tulang jari manisku.
''Bismillah'' aku memejamkan mata untuk memulai melakukan keinginanku.
Dan...
''Akh!!!!!!!''
Syadza berteriak dan terbangun dari tidurnya dalam kondisi berkeringan dan ketakutan, jantungnya berdegup amat kencang bahkan bisa terdengar oleh siapa yang melewatinya.
Syadza melihat ke arah kanan dan menemukan pria yang ada dalam mimpinya.
Dengan pelan, dan dengan tubuh yang bergetar ketakutan akan mimpi buruk itu. Syadza menyentuh pundak Syauqi dan membangunkannya pelan.
*****
Assalamualaikum...
Semoga waktu baca ini kalian semua dalam keadaan sehat serta selalu sehat dan hati yang lapang. AamiinSebelumnya terimakasih banyak untuk semua pengikut saya di wattpad dan pembaca cerita. Bagi saya kalian adalah separuh dari jiwa saya, komentar, like, DM, viewers itu ibarat semangat untuk saya.
Hari ini saya akan beri kabar penting untuk SS-2 ini.
SS-2 akan saya lanjut di aplikasi DREAME,
Temen-temen jangan sedih takut tidak bisa membaca dll, karena akses DREAME sendiri juga mudah.
Tanpa acconut dan dengan account juga bisa diakses.Temen-temen cukup cari "Syauqillah-Syadzahra 2" di situs dreame atau aplikasi dreame maka langsung ketemu cerita ini.
Terimakasih banyak...
Sekalilagi ceritanya bisa diakses kapan saja💚Semoga kalian sehat terus ya...
Salam hangat dari saya untuk kalianWassalamualaikum☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Syauqillah Syadzahra 2
SpiritualSyadza menunduk, tak kuasa menatap mata kekasihnya yang sendu. Jari putih pucatnya tergerak mengusap rahang kokoh milik kekasih. "Dengarkan aku kali ini, aku yang akan bicara." kata Syadza sembari mengecup pipi Syauqi syahdu. Ia bergerak mundur, me...