Chapter 25

1K 118 9
                                    

3 bulan kemudian...

Yeji tengah mempersiapkan dirinya untuk acara kelulusan. Ia memakai seragam yang sudah sangat rapi. Khusus untuk hari ini, Yeji bangun lebih awal. Ia ingin mempersiapkan penampilannya agar terlihat baik.

Yeji sangat senang, namun sedih juga. Ia senang karena berhasil mendapatkan nilai yang jauh lebih baik dari ekspektasinya. Tetapi dibalik itu akan semakin dekat pula perpisahan dengan teman-temannya karena ia akan pergi ke Amerika. Yeji akan berangkat esok hari. Karena sudah direncanakan jauh-jauh hari sehingga tidak ada salahnya jika pergi lebih cepat. Yeji pikir teman-temannya akan mengerti, karena ia sedang dalam usaha meraih mimpinya.

Satu hal lagi, jika Tuhan berkehendak, Yeji ingin bertemu dengan Hyunjin walaupun hanya satu menit. Setidaknya untuk terakhir kali sebelum ia pergi. Mengingat itu selalu membuat Yeji ingin menangis. Ia masih tidak mengerti kenapa Hyunjin sangat sulit ditemui sampai ia mengira jika Hyunjin hilang ditelan bumi.

Gadis itu berjalan menuju ruang makan untuk sarapan.

"Wah.. Kau dandan ya?" ledek Minhyun begitu Yeji duduk di kursinya.

"Tentu," jawabnya sambil mengibaskan rambut panjangnya.

"Ishh," Minhyun menatapnya sinis, dan Yeji hanya tertawa kecil.

"Bagaimana persiapanmu untuk ke Amerika?" tanya sang ibu.

"Aku sudah menyiapkan semuanya, Ma. Sebenarnya aku hanya membawa sedikit saja barang-barangku," jawab Yeji. "Oh iya, Papa mana?" tanyanya.

"Papamu berangkat lebih awal, karena kan nanti sore harus mengurus tempat tinggalmu di sana," jelas ibunya.

"Ma, tidak perlu. Aku akan mencari tempat tinggal sendiri," sanggah Yeji.

"Sudah. Turuti saja apa kata Papa," ucap Minhyun. "Demi keselamatan dan kenyamanan kita," lanjutnya.

"Kita?"

"Aku kan akan ikut denganmu," jawab Minhyun. Yeji memutar bola matanya malas. "Benar juga, kenapa aku lupa kalau kakak akan ikut,"

Ketiganya melanjutkan sarapan. Setelah sarapan, Yeji berangkat ke sekolah diantar Minhyun. Minhyun sudah mengambil cuti kuliah dimulai hari ini, demi menemani sang adik ke Amerika.





















Yeji telah sampai di sekolah. Ia tersenyum begitu melewati area gerbang yang telah di dekorasi seindah mungkin. Ia langsung berjalan cepat menuju kelasnya, tidak sabar untuk bertemu teman-temannya.

Saat tiba di kelas, Yeji telah disambut oleh keempat sahabatnya yang sedang berkumpul di mejanya dan Lia.

"Yeji!!" seru mereka.

"Hey, sudah lama?" tanya Yeji sambil meletakkan tasnya.

"Tidak, kami juga baru datang," jawab Chaeryeong.

"Eh, kalian sudah siap untuk pesta malam ini?" tanya Ryujin.

"Tentu!" jawab Lia semangat. "Anggap saja pesta ini sekaligus pesta perpisahan dengan Yeji," lanjutnya dengan memasang ekspresi sedih.

Melihat itu, Yeji ikut terbawa sedih yang akhirnya langsung memeluk sahabatnya itu. "Kalian berkunjunglah ke Amerika," ujar Yeji.

"Kami akan datang nanti," sahut Ryujin.

Tidak lama, pintu kelas terbuka dengan cukup keras sehingga membuat murid-murid di dalamnya terkejut.

"Semuanya ayo berkumpul di aula!" teriak Haechan dengan semangat cerianya. Sebagian murid hanya memutar bola matanya mengetahui ternyata Haechan yang mendobrak pintu terlalu keras. Memang sudah biasa, namun selalu membuat teman-temannya jengkel.

PROBLEMS | Yeji × HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang