Yeji menatap orang disampingnya.
"Yeji?"
"Oh, hai Felix,"
"Kau sendirian?" tanya Felix sambil melihat sekelilingnya memastikan apakah Yeji datang sendirian.
"Iya, aku sendiri,"
"Mau ikut ke cafe? Aku sedang ingin santai,"
"Mmm boleh,"
Yeji dan Felix pergi ke cafe yang terletak di seberang supermarket. Felix membeli americano dan sepotong kue red velvet kesukaannya. Sementara Yeji hanya membeli vanilla latte.
"Ryujin pernah bercerita tentangmu,"
"Oh benarkah?" Felix tersenyum malu, "dia mengatakan sesuatu yang aneh?"
"Tidak. Ryujin hanya menceritakan bahwa kalian adalah teman masa kecil,"
"Yaa begitulah,"
"Tapi sepertinya kalian tidak dekat,"
"Aku berteman dengan Ryujin sejak berusia 5 tahun. Dia adalah tetanggaku. Kami sangat dekat dan bermain bersama setiap hari. Tapi saat aku 10 tahun aku harus pindah ke Australia. Ryujin memohon padaku untuk tidak pergi, dia bilang dia tidak punya teman lagi. Tapi apa boleh buat? Aku harus ikut orang tuaku. Aku sangat ingat bagaimana Ryujin menangis saat aku pamit padanya," Felix tertawa kecil lalu meraih americano-nya.
Yeji tersenyum membayangkan bagaimana Ryujin mencegah Felix untuk tidak pergi sambil menangis, "Kalian pasti jadi canggung, bukan?"
"Sangat canggung. Aku tidak menyangka kita akan satu sekolah,"
Hyunjin sampai di sebuah rumah yang cukup minimalis namun terkesan elegan. Ia membuka pintu rumah dan menemukan seorang wanita paruh baya tengah menghampirinya.
"Mamaa aku datang,"
"Kemarilah nak, Mama sudah menyiapkan sesuatu untukmu,"
Hyunjin sangat bersemangat mengikuti ibunya menuju dapur. Hyunjin terkejut melihat ada banyak kue yang tersaji di atas meja. Mulai dari kue kering, beberapa biskuit, dan cake.
"Mama membuat semua ini?"
"Iyaa tadi Mama dibantu oleh Ny. Lee dan teman-temannya,"
"Lalu kemana mereka?"
"Mereka sudah pulang. Tidak sabar untuk membagikan kepada keluarganya juga,"
Hyunjin merasa sangat bahagia melihat ibunya dapat tersenyum. Ia bersyukur karena ibunya diberikan tetangga yang sangat baik dan peduli pada ibunya. Sehingga, walaupun ibunya tinggal sendirian beliau tidak akan merasa kesepian.
Hyunjin mencicipi beberapa kue buatan ibunya. Menurut Hyunjin, ibunya sangat pandai membuat kue. Ia pernah meminta ibunya untuk membuka usaha menjual kue, namun ibunya masih ingin fokus pada pekerjaannya sebagai psikolog.
"Oh iya, nanti kau bawa beberapa kue ini ya untukmu di rumah juga teman-temanmu,"
"Mereka pasti akan menyukai kue buatan Mama," Hyunjin tersenyum, kemudian membantu ibunya memasukan kue ke dalam toples untuk ia bawa nanti.
Tiba-tiba ponselnya bergetar dan ia segera mengeceknya.
Felix Lee
Sedang apa kau?Ada apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
PROBLEMS | Yeji × Hyunjin
Teen Fiction"You're the biggest problem" -Yeji 📌October, 2020 [Complete] DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT😉