Chapter 24

694 96 14
                                    

"Hey, kau sedang memikirkan apa?" tanya Jeno sambil fokus menyetir.

"Bukan apa-apa," jawab Yeji.

Sudah enam hari sejak Yeji kembali sekolah, Jeno merasakan hal yang berbeda dari sikap Yeji. Saat berada di area sekolah, gadis itu selalu memperhatikan sekitarnya. Seakan-akan ia seperti murid baru yang perlu mengenal tentang sekolahnya. Terkadang Yeji sering tidak fokus dengan obrolan bersama teman-temannya karena terlalu sibuk memperhatikan sekitarnya.

"Kau mencari Hyunjin?" tanya Jeno.

Yeji langsung menoleh dan terdiam.

"Apa kau masih menyukainya?"

"Entahlah," jawab Yeji, "masih, aku masih sangat menyukainya. Tidak. Aku sangat mencintainya," batinnya.

"Tidak bisakah kau melupakannya saja?" tanya Jeno. "Aku akan selalu ada bersamamu,"

Yeji hanya tersenyum, "terima kasih," ucapnya.

Mereka telah sampai di rumah Yeji.

"Terima kasih Jeno. Maaf aku jadi merepotkanmu," ucap Yeji.

"Tidak masalah. Aku senang melakukannya untukmu," jawab Jeno.

"Kalau begitu aku masuk dulu. Kau hati-hati," ujar Yeji. Jeno mengangguk.

Yeji pun segera turun dari mobil Jeno dan masuk ke rumahnya. Ia berdecak kesal karena Minhyun selalu berangkat lebih pagi dibanding Yeji, sehingga Minhyun tidak bisa mengantarnya ke sekolah. Yang membuatnya lebih kesal lagi adalah Minhyun meminta tolong Jeno untuk menjemput dan mengantarnya. Yeji merasa tidak enak pada Jeno. Walaupun Jeno mengatakan tidak keberatan, tetapi Yeji merasa perlu membalas budi.

Yeji membuka pintu rumah, "oh, apa kak Minhyun sudah pulang?" batinnya. Ia melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

"Yeji, kau sudah pulang?"

"Mama?"

Yeji berlari kecil menghampiri ibu dan ayahnya. Yeji langsung memeluk ibunya.

"Kapan kalian tiba? Kenapa tidak menghubungi kami?" tanya Yeji.

"Kami ingin membuat kejutan," jawab ayahnya.

"Maaf Yeji, kami tidak bisa menjagamu sepenuhnya sampai kau sembuh," ucap ibunya.

"Tenang saja, kak Minhyun menjagaku dengan baik," jawab Yeji.

"Benarkah? Apa dia memasak untukmu?"

"Iya, tapi masakannya tidak seenak masakan mama hehe," Yeji tersenyum lebar. Ibunya tertawa kecil. Minhyun pasti bekerja keras agar bisa memasak untuk Yeji.

"Yasudah, kau ganti baju dulu. Ayo bantu mama memasak untuk makan malam," ajak ibunya.

"Baik, ma," Yeji beranjak menuju kamarnya.























"Apa yang kau lihat belum tentu sesuai dengan apa yang kau pikirkan," ujar Jisung.

"Kalau memang begitu, kau mau apa?" tanya Lino.

"Aku akan berhenti," jawab Hyunjin.

"Kau yakin?" tanya Felix.

"Aku hanya ingin Yeji bahagia, dia cukup tersiksa selama bersamaku,"

"Aishh.. Sejak kapan kau jadi melow seperti ini," ujar Felix.

Hyunjin tidak yakin apakah ia bisa berhenti menyukai Yeji. Sampai saat ini pun ia masih terus diam-diam memperhatikannya. Namun semakin diperhatikan semakin menyakitkan. Yeji terlihat sangat ceria ketika bersama teman-temannya, termasuk dengan Jeno. Yeji terlihat semakin dekat dengan Jeno. Hyunjin merasa seakan Yeji lupa jika ia pernah ada di hidupnya.

PROBLEMS | Yeji × HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang