Chapter 18

732 104 12
                                    

"Hey, apa kalian sudah melihat beritanya?"

"Iya, aku melihatnya begitu bangun tidur. Mengejutkan sekali,"

"Berita ini pasti sudah tersebar di seluruh media,"
"Semua orang pasti sudah melihatnya kan?"

Keempat gadis itu kompak melirik ke arah Yeji yang sedang memesan makanan. Mereka tau bahwa Yeji menyukai Hyunjin. Namun Yeji terlihat biasa saja saat berita pertunangan Hyunjin dan Heejin tersebar di media. Bahkan berita itu tengah ramai dibahas di chat group kelas mereka masing-masing. Bagaimana tidak? Keduanya adalah putra dari pemilik perusahaan terbaik di Seoul. Acara tersebut berhasil terliput, padahal mereka tidak mengundang media, hanya keluarga dan beberapa kolega.

Yeji kembali ke tempatnya sambil membawa nampan berisi minuman yang mereka pesan."Makanannya akan segera diantar," ujarnya. Yeji segera menyeruput lemonade miliknya. Lalu ia memandang keempat temannya yang sedang menatapnya.

"Hey, ada apa? Ayo diminum," tanya Yeji sambil menunjuk minuman mereka dengan menggerakan dagunya. Seakan tersadar, mereka langsung mengambil minuman mereka masing-masing.

"Oh iya, Yeji apa kau yakin akan tetap ikut kompetisi itu?" tanya Ryujin.

"Entahlah, kurasa aku akan ikut," jawab Yeji ragu.
"Tapi.. Kompetisi itu kan diundur di akhir musim panas. Apa tidak terlalu dekat dengan ujian akhir kita?" tanya Lia.

"Lia benar, kau harus mempersiapkan diri juga untuk ujian," Chaeryeong menanggapi.

"Tenang saja, aku akan berusaha mengatur waktuku," jawab Yeji mantap.

Kemudian pelayan datang mengantarkan makanan pesanan mereka, memutus obrolan kelimanya.



°°°


Lelaki itu memandang jemarinya yang kini telah dihiasi oleh sebuah cincin yang tersemat pada salah satu jarinya. Ia menyandarkan kepalanya pada sofa, memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah ini. Memikirkannya tidak semudah yang ia kira sebelumnya. Seketika ia beranjak dari sofa dan mengambil jaketnya.

"Mau kemana kau?"

Tanya seseorang yang tiba-tiba masuk ke ruangan milik ayahnya Hyunjin ini. Hyunjin memutar bola matanya malas, dan memilih untuk menghiraukan pertanyaannya.

"Sebentar lagi kita ada acara makan siang, kau tidak boleh pergi," Heejin meraih pundak Hyunjin yang akan pergi berlalu.

"Ada hal penting yang harus ku selesaikan,"

"Tidak bisakah kau lupakan saja Yeji? Apa baiknya dia untukmu?"

Kalimat Heejin tadi berhasil memancing emosinya. Apa baiknya Yeji untuknya? Tentu Yeji seribu kali lebih baik daripada Heejin. Bahkan Heejin bukanlah lawan yang seimbang untuk disandingkan dengan Yeji.

"Kau pikir kau baik untukku?"

Hyunjin menatap tajam Heejin, lalu pergi meninggalkannya. Sementara Heejin berusaha mengatur napasnya yang terengah-engah akibat emosi yang telah memuncak. Bagaimana bisa Hyunjin menemui gadis lain saat sedang bersama tunangannya? Heejin mengacak rambutnya frustasi. "Apa yang harus ku lakukan pada Yeji?" gumamnya.


°°°


Lia menatap ponsel Yeji yang terus berdering. Layarnya menampilkan nama Hyunjin. Tetapi Yeji masih sibuk dengan makanannya, dan menghiraukan ponselnya yang sudah tiga kali berdering. Lia terkejut kala ponsel miliknya yang kali ini berbunyi. Hyunjin beralih menghubunginya sekarang.

PROBLEMS | Yeji × HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang