Chapter 21

653 107 6
                                    

Satu jam berlalu sejak Yeji dipindahkan ke ruang rawat. Teman-teman Yeji telah pulang lebih dulu, karena Minhyun menyuruh mereka untuk pulang. Lagipula sudah ada ia yang akan terus menjaga adik perempuannya ini. Namun tidak untuk Hyunjin yang masih berpaku di kursi di depan ruang rawat Yeji. Ia tidak ingin meninggalkan Yeji barang sebentar pun. Rasa bersalah masih terus mengurungnya membuat ia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.

Tiba-tiba saja Minju, Jeno dan Jaemin datang. Setelah mereka tampil, mereka langsung bergegas menuju rumah sakit sambil menunggu waktu pengumuman pemenang kompetisi.

"Oh, Hyunjin. Bagaimana keadaan Yeji? Ku dengar dia bersamamu saat kecelakaan terjadi," tanya Minju yang terlihat begitu khawatir.

"Yeji.. Koma," jawab Hyunjin pelan.

Minju yang mendengarnya begitu terpukul. Ia sangat terkejut hingga tidak bisa mengucapkan apapun lagi. Lalu Jeno mendekati Hyunjin dan menarik kerah jaket Hyunjin dengan kuat, memaksanya untuk berdiri. Wajahnya dihadapkan tepat di depan wajah Hyunjin.

"Apa yang kau lakukan, huh?!?" tanya Jeno pelan namun terdengar begitu tegas.

"Kau bilang kau mencintainya tapi apa yang terjadi? Kau bahkan tidak bisa menjaganya. Kau selalu menyakitinya!" Emosi Jeno mulai meluap sehingga ia meninggikan suaranya. Jaemin dan Minju langsung menahan pundak Jeno untuk tidak melakukan hal yang lebih dari itu. "Jeno, bukan waktunya kita bertengkar di saat seperti ini," bisik Minju.

"Sekarang kau pergi dari sini dan pergi dari hidup Yeji!" Jeno mendorong Hyunjin hingga ia hampir jatuh. Dengan sisa tenaga yang dimiliki Hyunjin mencoba untuk tetap berdiri tegak.

Hyunjin sedikitnya menyetujui perkataan Jeno. Setiap Yeji bersamanya, ia rasa Yeji selalu mendapat masalah, terutama ketika berhadapan dengan Heejin. Namun ia juga merasa senang ketika Yeji dapat tersenyum karenanya.

Jeno, Minju dan Jaemin memasuki ruang rawat Yeji. Sementara Hyunjin akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba ponselnya berdering. Hyunjin mengangkat teleponnya dengan lemah.

"Hey, Hyunjin. Mmm.. Bagaimana dengan kompetisinya?" tanya Felix hati-hati.

"Aku akan mengundurkan diri,"

"Kau yakin?"

"Terserah kalian akan tetap ikut atau tidak,"

Hyunjin langsung memutus panggilannya. Seketika ia teringat dengan kecelakaan Yeji tadi. Pelakunya... Ia harus menemukan pelakunya. Hyunjin bergegas pergi.


















"Terima kasih kalian sudah datang. Padahal kalian sedang berlomba," ucap Minhyun.

"Tidak, tidak apa-apa," jawab Minju, Jaemin, dan Jeno bersamaan.

"Yeji lebih penting saat ini," lanjut Jeno. Minju dan Jaemin mengangguk.

"Oh ya, bukankah kalian harus kembali? Tidak perlu khawatir, Yeji akan baik-baik saja," ujar Minhyun.

"Baiklah kalau begitu, kami akan kembali ke kompetisi. Terima kasih telah mengizinkan kami untuk menjenguk Yeji," ucap Minju.

"Tolong kabari kami jika terjadi sesuatu," tambah Jaemin.

"Pasti. Semoga hasilnya baik ya," jawab Minhyun.

"Kalau begitu, kami pamit dulu," ucap Jeno mewakili teman-temannya.

Minhyun mengantarkan mereka sampai ke luar kamar. Ia baru menyadari bahwa Hyunjin sudah pergi. Ia menghela napasnya. Belum sempat ia berterima kasih padanya karena telah membantu Yeji,  Hyunjin sudah pulang tanpa pamit.






PROBLEMS | Yeji × HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang