Yeji dihampiri teman-temannya ketika ia sampai di kelas.
"Kau berhutang cerita pada kami," ucap Ryujin dengan cepat, sebelum Yeji membuat alasan kalau-kalau dia tidak jadi menceritakan. Yang lainnya dengan cepat melihat ke arah Yeji untuk mendengarnya bercerita. Yeji menceritakan semuanya secara rinci. Sudah bisa tertebak bagaimana reaksi keempatnya. Bahkan Ryujin sampai berdiri dari kursi dan hendak pergi keluar kelas untuk menghampiri Heejin. Namun Lia langsung menahan tangan Ryujin.
"Ini tidak bisa dibiarkan Yeji. Kau tidak bisa diam saja, kau harus melakukan sesuatu," Ryujin kembali ke kursinya.
Yeji menghela napas. Ia bingung apakah keputusannya adalah pilihan terbaik atau tidak. Yeji hanya berharap masalahnya selesai.
"Iya. Aku sudah memutuskan apa yang akan ku lakukan,"
"Hey, tunggu aku!"
Hyunjin berjalan mendahului Heejin. Ia terpaksa mengikuti keinginan Heejin untuk pergi dan pulang bersamanya. Hyunjin takut jika Yeji menjadi pelampiasan Heejin.
Heejin berlari kecil mengejar Hyunjin yang sudah berjalan cukup jauh darinya. Ia melingkarkan tangannya di lengan Hyunjin. Tindakannya berhasil menarik perhatian beberapa murid yang juga sedang berjalan di koridor. Sebagian besar saling berbisik mempertanyakan hubungan mereka. Tentunya ini akan menjadi berita yang menarik karena keduanya merupakan anak dari usahawan terkenal di Seoul.
Hyunjin merasa risih dengan tatapan orang-orang yang tertuju padanya. Ia menarik paksa tangannya dari Heejin lalu berjalan sedikit lebih cepat.
"Ya! Hyunjin!" Heejin kesal. Ia berjalan menyusul Hyunjin sambil menghentakan kakinya kuat. Hyunjin merasa lega ketika di depannya sudah terlihat deretan kelas departemen pertunjukan. Hyunjin tetap berjalan menuju kelasnya tanpa memperhatikan Heejin yang sedari tadi terus memanggil namanya di belakang.
"Jangan lupa nanti pulangnya,"
Beberapa detik kemudian ia berhenti mendengar namanya dipanggil. Hyunjin menarik napas kuat dan menghembuskan napasnya perlahan. Heejin telah masuk ke kelasnya terlebih dahulu, karena mereka memang beda kelas.
°°°
Yeji merasa tidak nyaman. Heejin terus memperhatikannya sejak latihan dimulai. Padahal ia tidak mendekati Hyunjin atau semacamnya. Saat latihan menari dengan Hyunjin pun ia selalu menghindari tatapan Hyunjin, apalagi ketika tau Hyunjin akan mengajaknya berbicara, ia mencari alasan untuk menghindarinya. Namun sepertinya itu akan sulit, Pak Eunhyuk dan Pak Shindong menegur mereka karena sedikit kehilangan chemistry diantara keduanya. Murid lainnya memandang Heejin dengan heran, karena tiba-tiba Heejin terus menempel pada Hyunjin. Bahkan Lino, Felix, dan Jisung pun malas berdekatan dengan mereka berdua.
Sementara itu Hyunjin memperhatikan Yeji yang sedari tadi menghindarinya. Apa Yeji benar-benar akan menjauhinya? Yeji terlihat bahagia, tertawa bersama teman-temannya, terlihat nyaman. Namun ketika bersamanya, Yeji tidak sedikit pun menyunggingkan senyum untuknya. Hyunjin berusaha untuk berbisik pada Yeji ketika mereka berlatih, namun Yeji selalu mengacuhkannya. Hyunjin bingung apa lagi yang harus dilakukannya, sementara ia sendiri tidak ingin Heejin menyakiti Yeji lagi.
"Yeji, mau makan dulu bersamaku?" tanya Jeno ketika mereka sudah berada di tempat parkir.
"Baiklah," jawab Yeji mantap, mengingat dirinya tidak ada kegiatan setelah ini.
Mereka berdua masuk ke mobil Jeno. Yeji segera mengenakan sabuk pengamannya. Pergerakannya terhenti ketika sudut matanya melihat ke luar kaca mobil dan menemukan seseorang dengan motornya. Yeji sepenuhnya memandang orang yang ternyata adalah Hyunjin, sedang menghampiri Heejin. Hyunjin melepaskan jaketnya lalu ia berikan pada Heejin. Hyunjin mengulurkan tangannya pada Heejin untuk membantunya naik ke motor. Yeji tiba-tiba mengingat bahwa ia pernah mengalami hal yang sama saat bersama Hyunjin. Ketika Heejin sudah menaiki motornya, tangannya terulur diantara pinggang Hyunjin dan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROBLEMS | Yeji × Hyunjin
Teen Fiction"You're the biggest problem" -Yeji 📌October, 2020 [Complete] DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT😉