10

2.4K 186 5
                                    

Niat nya sih Arka cuma mau ijin pulang saja tapi sepertinya niatnya harus di urungkan karena Galih malah mengintrogasi Arka.

"Arka papi mau nanya sama kamu,sejak kapan kamu sering sesek nafas kaya gini?"tanpa basa basi Galih langsung menanyakan perihal kesehatannya.

"Gak tau"jawab jutek Arka ia memang seperti ini jika kemauannya tidak di penuhi.

"Arka papi butuh jawaban mu sebelum papi menyimpulkan penyakit apa yang kamu alami"Galih sudah membujuk Arka beberapa kali tapi nihil anak itu malah diam saja memandangi tv yang menyala.

Klekk

Mata Arka langsung menyorot ke orang yang sudah mematikan tv-nya,padahal itu adalah kartun kesukaan Arka.

"Ar Lo yang sopan dikit bisa?papi lagi nanya sama Lo tapi Lo malah asik sama dunia Lo sendiri"Shandy,ya orang yang mematikan tv Arka adalah Shandy meski Shandy sering memanjangkan Arka tapi dia jugak sering bersifat tegas kalo Arka lagi susah di atur.

Srrttttt

"Astaga Arka kamu kenapa lepas infusnya?"Zalwa langsung panik saat Arka mencabut infusnya dan berdiri mengambil jaketnya dan pergi begitu saja,tak peduli Zalwa yang terus memanggilnya,Shandy yang berusaha menahan Arka untuk tidak keluar.

"Arka sayang kamu mau kemana?"tanya Zalwa

"Arka lo mau kemana hah?!"Shandy mencekal lengan Arka yang berdarah karna infus yang Arka cabut secara paksa.Arka hanya menatap Shandy dengan mata elangnya tanpa mengucapkan sepatah katapun membuat Shandy yang tau sifatnya melepaskan genggaman itu.

"Kamu sih Shan udah tau adeknya lagi sakit malah di bentak kaya gitu."

"Tau kamu sih papi udah bicara lembut jugak"balas Galih.

"Ini jugak karma kamu pih,mami suruh nanti aja malah maksa sekarang liat tuh jadi kabur kan tuh anak"zlZalwa sambil menunjuk ke arah laur pintu yang terbuka karna Arka yang keluar tadi.

"Papi lagi papi lagi"ucap galih pasrah.

"Ya iyalah ini semua salah kamu"zalwa melipatkan tangannya di depan dada.
_____

Arka baru saja sampai di depan kafe tempat ia bekerja sekarang,sungguh ia sekarang tak enak hati karna sudah 2 hari ia tak bekerja,takut jika Arka dipecata,jika ia dipecat Arka harus kerja di mana lagi?kafe dan perusahaan mana yang menerima pegawainya yang dibawah umur sepertinya.

"Kak"Arka menghampiri kasir yang sedang bekerja kepayahan melayani pelanggan yang sedang banyak.

"Eh Arka,Ar cepet kamu ganti baju terus bantuin kakak pelanggannya sekarang lagi banyak,dan karyawan semuanya ijin buat ke kondangan"ucap orang itu sambil bekerja,sedangkan Arka menunduk lalu ia berjalan ke arah tempat berganti baju,ia senang sekali karena tidak dipecat itu berarti ia tidak perlu capek capek mencari pekerjaan lagi.

Selesai mengganti baju Arka langsung membantu windi---orang yang sering di panggil kakak oleh arka sekaligus orang yang mengurus kafe ini.

"Mana kak?"tanya Arka.

"Ini tolong kasih ke meja yang itu"Arka langsung memberikan pelayanan bagi pembelinya,tapi ia sepertinya tau siapa orang itu
,3 orang yang Arka tahu betul mereka seperti bercanda ria bersama bercerita,membuat hati Arka hancur berkeping keping melihatnya,seharusnya dia ada di sana tapi itu tidak mungkin dia hanya aib bagi keluarganya.

Saat ia akan melangkah,dia berfikir sejenak,tak mungkin jika ia memberikan pesanan itu dengan telanjang muka seperti ini bisa bisa saat pulang nanti Arka akan mendapatkan hadiah dari kedua orang tuanya dan kakaknya itu.

"Kak pinjem"Windi hanya mengangguk saat Arka mengambil satu masker dan topi yang ada disana tak peduli itu punya siapa.

"Silahkan dinikmati hidangan kami"tawa mereka buyar saat Arka datang kesana memberikan beberapa pesanan yang ia bawa di nampan.

"Makasih ya mas"ucap lembut Yulia dan diangguki oleh Arka.

"Sama orang lain aja baik,ngomong sopan,lemah lembut,giliran sama anaknya sendiri aja udah kaya macan kagak makan satu bulan aja"

(:-P)

Maaf gaysss ceritanya gak seru dan gak nyambung kalo kalian gak suka boleh minggat kok

eh canda kok gaisss ramein aja jangan lupa vote sama komen yang buanyak ok ok ok

ARKANA PRAWIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang