11

2.2K 178 2
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam,tapi Arka masih belum selesai bekerja,benar kata kak Windi tadi para pelanggan sekarang banyak sekali yang berkunjung ke cafe Windi membuat Arka dan Windi kewalahan.Ada yang meminta bil,ada yang meminta menu,makanan yang belum datang,meja yang masih kotor,dll.

"Kak mending kakak di kasir aja ini biar Arka aja"ucap Arka.

"Bener?"Wimdi coba meyakinkan Arka,karna pasalnya tak pungkin Arka mengerjakan ini semua,sedangkan dirinya hanya diam di kasir.

"Bener kak."

"Ar sebaiknya kita tutup dulu aja deh,kasian kamu liat muka kamu udah kecapean gitu"Arka hanya tersenyum terpaksa karna memang benar kali ini pekerjaannya lebih berat,karena dia harus melayani pembeli berjalan kesamaan kesini menenangkan pelanggan yang marah marah dan sebagainya,untung saja Arka masih sabar kalo tidak mungkin kepala pelanggan itu sudah diamputasi.

"Gapapa kak,ini kan masih jam 11,kan biasanya jam 12 tutupnya"ucap Arka

"Gak gak gak kakak gak mau ya kamu kenapa kenapa,mending sekarang kita tutup aja,bantuin kakak ngusir mereka yah"ucap Windi sambil memegang bahu Arka,meskipun tak sopan mengusir orang yang sedang makan tapi ya sudah lah kasian juga si Arka.

"Semuanya maaf mohon perhatiannya sebentar,bapak bapak,ibu ibu,kami mohon maaf sekali kafe ini di tutup lebih awal"teriak Windi dengan lembut dan sopan.

"Yah kok gitu sih Kitakan masih makan gak sopan benget sih."

"Iya Kitakan masih makan masa diusir."

"Biasanya jugak sampe jam 12 ditutup?."

"Kalo ditutup sekarang makanannya gimana dong."

Kira kira begitulah pada pelanggan yang berkunjung ke kafe milik windi,mereka amat tak terima karena di usir.

"Kak jangan ditutup kasian yang lagi makan"ucap Arka.

"Udah kamu diem aja"ucap Windi sambil melihat ke arah pembeli yang mulai pergi satu persatu ada yang membayar makanan dan ada yang tidak,karena kesabaran seorang Windi jadi dia hanya mengikhlaskan itu semua,itung itung dia sedang bersedekah.

Setelah semuanya keluar Windi baru bisa bernafas lega sekali,akhirnya dia bisa beristirahat juga.

"Nah udah pulang semua,,eh eh eh eh kamu mau ngapain simpen simpen"ucap Windi menahan pergerakan Arka yang mengambil piring piring bekas pelanggan tadi.

"Udah sekarang kamu ganti baju langsung pulang ini udah malem loh,nih bawa motor kakak yah.Aduh kakak lupa bentar satu lagi"Windi mengambil satu bungkus kantong keresek hitam dan di berikan kepada Allah.

"Nah ini buat kamu dirumah makan yah kakak tau kamu belum makan"Arka hanya mengangguk saja memang benar saat ini perutnya sangat lapar sekali karena melewatkan jam makan malamnya.
______

Arka sudah ada di rumah pukul 11:30 ia mengandap endap seperti maling masuk kedalam rumah mendorong motor besar windi,perlu kalian tahu kalo Windi mempunyai banyak motor nya dan mobil sport pun ia punya,dan yang sekarang yang dibawa Arka hanya 1 motor di antara puluhan motor windi.

"Bagus Lo jam segini baru pulang mana bawa motor lagi abis ngebegal dimana Lo?"dengan santai Arka memarkirkan motornya di garasi motor tempat biasa Heri maupun ayahnya memerkirakan mobil.

Setelah melirik Heri,Arka hanya diam dia langsung berjalan masuk kedalam rumahnya tapi ia kaget bukan main saat tiba tiba Yulia ada di hadapannya dan langsung menamparnya.

Palkk

"Bagus kamu kita gak ada kamu seneng seneng main?!"sentak Yulia

"Malam jugak bunda,Arka capek Arka mau kekamar dulu bunda"ucap Arka membuat hati Yulia menghangat,seharusnya ini yang ia ucapkan bukan tamparan keras di pipi anaknya.

Cup

Satu kecupan berhasil mendarat di pipi Yulia tanpa ijin.

"Makasih sambutannya"bisik Arka saat dia ada di samping Yulia,seketika tubuh Yulia menegang ia tak tau lagi harus berbuat apa,dia hanya memandangi Arka yang berjalan agak berlari menaiki tangga sambil bernyanyi pelan tapi Yulia dapat mendengarkannya

"Nanananan...mmmmmmmm..nanananan..mmmmmm"arka bernyanyi ceria.

Nyanyian itu,ia sering mendengarnya waktu Arka masih kecil Yulia sering mendengarkan nyanyian itu disaat anak itu bermain sendiri,disaat hati Arka merasa senang.

Sesampainya di kamar seketika ekspresi wajah Arka yang ceria berubah menjadi sedih,matanya berkaca kaca tangan kanannya memegang pipi yang merah akibat ulah Yulia tadi.Tubuhnya melotot ke bawah diiringi dengan air mata yang jatuh ke pipi Arka,kakinya ia lipat untuk tumpuan kepalnya,sakit,hatinya sakit saat Yulia memperlakukannya seperti itu dia hanya ingin sosok bunda dan ayah yang bisa mengerti perasaan anaknya.

5 menit sudah Arka menangis dalam posisi yang sama,sehingga sudah merasa tenang Arka bangkit dari tempat itu dia menyimpan tasnya di dekat kardus tempat bajunya ia jugak tak lupa membuka baju seragamnya dan di ganti dengan kaos oblong yang terlihat sudah lusuh dan agak ada sobek di bagian bawah bajunya,sebenernya itu Bu baju Arka melainkan baju bekas Heri,Arka bukan tak mampu membeli baju baru tapi rasanya percuma karna kemungkinan besar sebelum Arka yang memakai baju baru itu,hari yang akan duluan merampas baju Arka dan di cap menjadi miliknya..

____________

Jeng jeng jeng

Halo,gimana masih ada kata yang salah gak di part ini,kalo ada bantu aku ya
Kasih tau mana yang salah nanti aku koreksi lagi

By
By
Selamat membaca
Etsss tapi jangan lupa buat vote & komennya ya

ARKANA PRAWIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang