34

1.5K 147 8
                                    

"Bangun kamu!!,"Arka kaget dengan teriakan itu, ia mandongakan kepalanya menatap siapa yang berteriak kepadanya, saat mendongak kepalanya sangat sakit dan pandangannyapun memburam sampai sampai ia menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang ada di hadapannya.

"Ngapain kamu pulang hah?udah bagus kamu keluar dari rumah ini,"tanya datar Yuda, ya yang ada di hadapannya sekarang adalah kedua orangtuanya dan Heri.

"Keluarga lagi di guncang kebangkrutan malah keluyuran berpoya poya ngabisin uang aja kamu!,"Yulia membuang mukanya, tak sudi melihat anaknya yang satu ini.

"Arka gak keluyuran, Arka gak poya poya seperti apa yang kalian fikirin, dan Arka gak tau kalo perusahaan ayah lagi ada masalah, kalian gak ngasih tau Arka,"lirih Arka, jujur dia ingin menangis saat ini sudah tak kuat dengan caci-makian mereka semua. Ingin rasanya Arka menyerah saat ini juga.

"DIAM KAMU!,"sentak Yuda.

"Kenapa ayah marah emang bener kan kal--,"

Buggg

"Diam lo an****, lo udah berani gantiin posisi gue di tim basket sekarang lo udah berani ngelawan ayah hah?manusia biadab lo anji**!!,"Heri memukul rahang Arka hingga mengeluarkan darah.

"Arka jugak punya cita cita, Arka mau jadi pemain basket propesional membanggakan ayah sama bunda, Arka mau kaya kakak di sayang sama mereka hikss,a-apa salah Arka menginginlan kasih sayang mereka hah?Arka salah kakak?di mana letak kesalahan aarka?,"semuanya hanya diam tak bergeming sama sekali.

Mata heri menatap tajam mata sayu Arka yang sudah basah oleh kristal dari mata Arka. Hatinya terasa sakit melihat adik bungsunya menangis seperti ini, dia merasa kalo dirinya bukan kakak yang baik bagi adiknya ini.

Sudah 25 detik lamanya Arka tak bernafas sama sekali, bukan apa-apa Arka tak bernafas karna semakin dia bernafas dadanya sangat sakit.

karna tak kuat menahan nya arkapun tumbang ke pelukan Heri.

"Arka sayang kakak,"lirih Arka saat tubuhnya sudah bersentuhan dengan tubuh Heri.

Heri sempat terdiam mencerna apa yang sudah di ucapkan Arka, seolah otaknya berhenti berfungsi hanya untuk mencerna perkataan Arka.

Srett
Dukk

Kepala arka terbentur tembok karna Heri mendorong tubuh Anda, untuk menjauh dari tubuhnya.

"Jijik tau gak,"ucap Arka sambil mengusap usap bajunya yang tadi tersentuh oleh Arka.

"Baju itu jugak baju Arka kak, hasil jerih payah Arka."batin Antara di ambang kesadarannya.

"Tuan nyo---ya allah aden, aden bangun den, aden denger bibi kan?,"saat bibi pembantu rumah Arka akan menyapa tuan rumahnya pulang dari luar kota,  dia terkejut melihat Arka yang pingsan di depan rumah.

"Aden aden bangun, aden kuatkan ke kamar ayo bibi bantu sini,"ucap bibi sambil membantu Arka untuk duduk dan melingkarkan tangan Arka ke pundaknya, memapah pelan Arka menuju kamarnya.

Bahkan ia tak peduli dengan majikannya yang menatapnya sinis.

Sesampainya di kamar Arka di tidurkan di karpet lusuh milik Arka.



Huaaaa

Udah dulu ya males upnya kalo kalian baca doang vote nya kagak

Eh tuh kan keceplosan:v

Maaf maaf maaf ;)

Ya udah deh sekarangmah terserah kalian mau vote atau kagak gpp
Tapi jujur aku pengen vote dari kalian,aku rela buat begadang buat cerita ini loh :(

.


.


.


.



.



.

.


.


.


.



.


.

Vote disini

     |
     V

ARKANA PRAWIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang