17

1.9K 179 2
                                    

Saat Arka sampai kerumahnya dia melihat keluarganya sedang berkumpul, tanpa Arka tentunya, hatinya sakit melihat itu, hatinyaa mau berkumpul seperti itu, merasakan kehangatan keluarga.

"Ayah bunda tau gak masa Minggu lalu kata guru bakalan ada murid beasiswa yang nolak pindah ke sekolah Heri,"ucap Heri menatap Yuda dan Yulia.

"Terus?."

"Ya terus tadi di sekolah geger tau katanya anak beasiswa itu pindahan dari sekolah umum, umurnya baru 14 tapi dia udah kelas 11, terus katanya dia aktif sama segala hal hebat benget kan?," tanpa mereka sadari ternyata ada Arka yang mendengarkan semua cerita Heri.

"Arka ka, Arka, Arka yang sedang kalian omongin."

"Wah hebat benget yah anak itu, bunda jadi pengen ketemu sama dia."

Karna Arka tak mau lebih sakit lagi iapun langsung masuk kedalam kamarnya mengganti bajunya setelah itu ia pergi lagi, mengingat kafe tak ada yang mengurusnya.

Sesampainya di kafe Arka langsung masuk, melihat ke kanan dan ke kiri banyak sekali pelanggan hari ini membuat pelayan kewalahan, tapi bukan tak mau membantu tapi Arka masih banyak pekerjaan di ruanganya yang belum Arka pelajari dan diketahui.

Iapun berjalan ke ruangan Windi dulu dia duduk di bangku windi, di sana sudah ada leptop dan tumpukan kertas, yang sama sekali Arka tidak mengerti.

Saat Arka membuka laptop itu begitu terkejutnya dia saat ada foto dirinya dan Windy berdua di taman dulu.

Arka menghela nafas, bangkit berjalan keluar.

"Maaf kak kalo WiFi disini kodenya apa ya?," tanya Arka ke salah satu kasir yang kebetulan sedang kosong,mungkin semua pelanggan sedang makan.

"Duh saya jugak gak tau bos," jawabnya.

"Gak usah bos Arka aja gak enak," ucap Arka lempeng, setelah itu dia pergi lagi ke tempat kerjanya lagi.

Arka duduk lagi membuka leptopnya itu dan menggunakan skillnya untuk membuka wifi sehingga WiFi di kafe ini terlacak dengan mudah dan cepat. Ya itulah salah satu kepintaran Arka dia bisa melacak apapun, terutama melacak orang saja ia tau,apalagi WiFi seperti ini.

WiFi sudah terlacak sekarang ia berjalan menuju berangkas yang ada di bawah meja nya, ia bawa ke atas dan ternyata ada sebuah surat di sana.

"Jaga baik baik barang ini ya Arka, karna kakak gak bisa balik lagi kesini, dari pada dinsini gak ada yang ngurus mending kakak kasih ke kamu aja, itung itu kamu nabung buat masa depan kamu. Maaf kalo kepergian kakak mendadak tapi ini jugak kemauan orangtua kakak.

Ouh iya kalo kamu mau buka ini kamu buka aja sendiri yah soalnya kakak jugak lupa sandinya apa hehe maaf ya."

Arka terkekeh sendiri melihat akhir bacaana yang mengaku kalau dia lupa dengan barang sendiri.

Dengan itu Arka mulai membuka kuncinya 2 kali ia mencoba tapi tetep saja gak kebuka hingga yang ketiga kalinya arka berhasil membukanya,isi berangkas itu banyak sekali emas batangan dan uang, untung saja jantung Arka tak copot melihat ini semua.

Skip

Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, Arka masih saja fokus ke lapotopnya, bahkan dia melewatkan jam makan siang dan malam hanya karena ingin segera menyelesaikan tugas nya.

Kriukkk
Kriukkk

Arka memegang perutnya yang terasa perih mungkin ia melewatkan 2 jam makanannya,karna tak ingin dirinya mati kelaparan Arka pun keluar ia berjalan menuju kasir, untuk membuatkannya makanan.

"Kak Arka persen nasi gorengnya sama es teh nya satu."

"Tunggu sebentar yah."

Tak lama kemudian pesanan Arka datang.

"Jadi berapa?,"tanya Arka.

"Aduh Arka kamu itu udah jadi bos, kalo pesen makananmah gak usah bayar gakpapa kok," jawab kasir itu,memang sudah biasa seperti ini, dulu waktu Windi yang memegang kafe juga kalo mau apa apa gak usah bayar tinggal ambil aja udah beres.

"Gak bisa gitu dong, kan Arka beli bukan minta," jawab Arka sambil memberikan uang 1 lembar yang berwarna merah,memberikannya kepada sang kasir.

"Ya udah makasih ya," Arka mengangguk,dan undur diri.
______

Seorang pemuda berjalan ke rumahnya dengan mengendap endap tanpa suara sedikitpun,ia memarkirkan motornya lalu berjalan menuju pintu belakang dan,

Plakk

"Bagus kamu jam segini baru pulang abis dari mana kamu?!," Arka menggelengkan kepalanya.

"Bukanya belajar malah keluyuran, nilai merah aja bangga, kamu liat kakak kamu kamu liat dia itu berprestasi masuk kesekolah elit yang ada di jakarta, sedangkan kamu masuk sma umum aja musti dengan sogokan dasar anak gak guna!!," Yulia memang sudah kehilangan rasa kasih sayang nya kepada sang anak bungsu.

"Nilai arka gak merah kok,nilai Arka bangus semua,bunda aja yang gak pernah liat nilai Arka"balas Arka.

Buggg

Brakk

"Sudah berani melawan kamu sama orangtua, dasar anak gak guna mati saja kamu!!."

Bugg
Bugg
Bugg

"Gak guna?...k..kalo Arka gak guna lalu waktu arka donorin sum sum Arka sama kakak apa? yang ngerjain tugas sekolah kakak siapa? orang yang nungguin kalian pulang sampe berhari hari siapa? Arka ayah Arka?!!."

ARKANA PRAWIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang