63

1.2K 98 20
                                    

Hari sudah mulai gelap, dan acara pun sudah mulai di bubarkan, semua peserta langsung masuk ke dalam tenda kecuali tiga orang yang masih duduk di tempat.

"Eh bantuin gue bangunin nih bocah,"ucap salah satu orang yang pundaknya di jadikan bantal oleh Davian.

"Gak ah, entar dia ngamok lagi kaya waktu itu,"ucap orang itu.

"Terus gue gimana? Gue juga ngantung pengen tidur,"ucapnya.

"Ada apa ini? Kenapa kalian belum masuk tenda?,"tanya salah satu panitia camping.

"Ini pak, si Davian ketiduran saya gak berani bangunin entar dia ngamuk kaya waktu itu,"semuanya terdiam terutama panitia itu, dia masih syok saat Davian ngamuk di dalam kelas karena sang guru yang mengajar menegurnya tertidur di kelas, hingga guru itu babak belur dan mengeluarkan diri dari sekolah.

Hingga beberapa saat pandangan mereka tertuju pada salah seorang yang berdiri di hadapan Davian, berjongkok dan mengangkat tubuh Davian.

"Hapfff.. akhirnya, makasih ya bro,"

"Eh, kamu 'kan yang--"ucapan panitia itu harus terpotong saat orang yang memangku Davian berbicara.

"Tendanya di mana?,"tanya Jek.

"Itu yang tenda yang paling besar, sama banyak lampunya,"ucap panitia itu sambil menunjuk ke depan.

Tanpa banyak bicara lagi Jek langsung pergi dari hadapan mereka dan langsung masuk ke dalam tenda, saat masuk ke dalam tenda Jek tidak merasakan dirinya sedang berkemah. Diana ada kasur, koper, lampu terang, WIFI, laptop, dan meja yang diatasnya sudah tersedia cemilan dan obat-obatan Davian.

"Ada-ada aja,"ucap Jek sambil merebahkan tubuh Davian di atas kasur. Mantap wajah Davian dengan lekat. Tangannya terulur untuk mengelus rambut Davian, Jek bisa merasakan harum yang menusuk Indra penciumannya, harum rambut yang Jek kenal, harum parfum yang sering sekali gunakan, sama sekali.

"Maafin gue Ar, gue gak bisa jagain lo, gue telat nemuin lo,"

"Gue tau lo marah sama gue, lo boleh hukum gue, mukul gue, lo boleh bunuh gue gue ikhlas tapi tolong jangan hukum gue dengan cara kaya gini,"

"Gue yakin seratus persen lo itu Arka buka Davian, gue tau wajah lo, mata lo, wangi parfum lo, gue tau semuanya tentang lo ketimbang keluarga lo, kalo emang lo amesia gue berdo'a sama Allah supaya ingatan lo kembali lagi secepatnya, kalo lo cuma pura-pura gue mohon kembali sama gue, gue mohon, gue gak sanggup kalo penyemangat gue jauh dari gue, asal lo tau keluarga kita lagi gak baik, Mami sering sakit sekarang, Papi gila-gilaan nyariin lo bahkan dia nyariin lo ke luar negri, bang Nathan sekarang jadi dingin lagi, cuma bang Shandy sama gue yang masih waras,"Jek tersenyum penuh kepedihan, dia rasa dia juga ikutan gila karena berbicara sendiri.

"Lama-lama gue juga jadi gila kaya mereka karena ngomong sendiri,"

Cup

"Tidur yang nyenyak, besok kita berantem lagi ahah,"ucap Jek.

"Kalo emang lo lebih bahagia sama keluarga baru lo, gue bakalan belajar ikhlas walaupun berat bagi gue, tapi gue mohon jangan pernah lupain gue sama keluarga gue,"batin Jek sebelum keluar dari tenda Arka.
___________

Acara camping sudah berjalan selama tiga hari dan tepat hari ini sekolah Davian maupun sekolah sebelah sedang berbenah-benah untuk berpulang.

"Gimana udah beres semua 'kan Bu?,"tanya Ilham.

"Bu Ba Bu Bu, emang gue ibu-ibu apa,"jawab Nando sambil memukul pelan kepala Ilham.

"Tau, mau gue pelintir tuh mulut,?"balas Davin.

"Siapa yang bilang kalian ibu-ibu? Gue kan cuma bilang Bu,"

"Terus kalo bukan ibu apa?,"Nando langsung melipatkan tangannya di depan dada menunggu jawaban dari Ilham.

"Babu,"mata Nando dan Davin langsung membulat.

Tak!
Tak!

"Sakit,"keluh Ilham saat kepalanya di di pukul dua kali oleh sahabatnya sendiri.

"Bodo amat/bodo amat,"ucap keduanya berbarengan.

"Pah kapan pulangnya sih?, Davian capek pengen istirahat,"ucap Davian.

"Eh iya ayo,"Davian, Ilham, Nando, dan Davin langsung masuk ke dalam mobil dengan Nando yang menyetir, Davin duduk di sebelah Nando, sedangkan Davian dia duduk di pangkuan Ilham di kursi belakang.

"Gimana camping nya seru gak?,"tanya Ilham, meskipun Ilham sudah tau kegiatan Davian saat camping tapi dia berpura-pura tidak tahu apa-apa.

"Gak,"jawab singkat Davian.

"Loh kenapa?, Ada yang ganggu kamu lagi?,"Davian hanya mengangguk.

"Siapa?."













_______

Gimana-gimana, udah ada pencerahan gimana endingnya gays.

Jangan lupa buat
Vote & komen
By
By

ARKANA PRAWIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang