38

1.6K 150 6
                                    


Selepas dari kamar Arka, Heri langsung masuk kedalam kamar orangguanya, bermanja manja sebentar lalu masuk kedalam kamar orang tuanya.

Sungguh ada gajah di balik udang jika  kelakuan Heri sudah seperti ini.

"Yah bun, aku mau hp baru boleh?,"nah 'kan, Heri memang seperti anak kecil jika sudah ada maunya.

"Hemm?bunda tau pasti kamu mau hp keluaran baru kan?,"tebak yulia, dan di balas dengan anggukan oleh Heri.

"Iya bun masa anak itu punya aku enggak,"

"Maksud kamu anak itu... s..siapa?,"kali ini giliran Yuda yang bertanya.

"Si Arka lah Yah,"

"Masa sih?kan ayah sama bunda cuma kasih 200 ribu per bulan masa sih sampe punya hp keluaran baru gitu?."

"Iya kalo bunda gak percaya liat aja sana di kamarnya,"Heri memutarkan bola matanya, tanganya terus memainkan selimut yang mereka pakai.

"Nih kamu pesen sama asisten ayah dulu biar dia yang belikan buat kamu,"dengan lancar jaya Yuda langsung membelikan hp baru itu dengan harga yang pantastis. Tanpa ada persyarakan sama sekali.

"Beneran yah?."

"Iya beneran."

"Yes makasih ayah bunda."Yuda dan Yulia tersenyum, terlihat gurat kebahagiaan di sana melihat anaknya bahagia tapi mereka melupakan salah satu anaknya yang menderita demi salah satu anaknya lagi.

"Ayah sama bunda baik, Heri makin sayang,"Heri memeluk kedua orang tuanya bergantian.

"Kalo kamu bahagia kita juga bahagia kok."

-----

Hari ini semua siswa sedang riuh karna ada penyerangan geng motor dari sekolah sebelah mereka, hal ini sebenarnya sudah biasa tapi kali ini mereka membawa banyak sekali rombongan bahkan mereka sudah menghancurkan sebagian pasilitas sekolah.

"Jek kita keluar yuk gue mau liat siapa yang berani nyerang sekolah kita,"dari tadi Arka terus menggerutu meminta keluar kelas tapi Jek malah menolaknya, Jek takut jika nanti musuk sekolahnya ini salah sasaran dan malah menyakiti Arka.

Jek sungguh menyebalkan hari ini, dia hanya diam saat Arka terus memintanya untuk keluar padahal dari tadi Arka tidak tenang bagaimana jika mereka melukai yang lainnya sedangkan Arka dan Jek malah asik-asikan duduk di dalam kelas.

"Gak! nanti kalo kita kesana terus mereka nyerang kita gimana emang lu mau di bunuh sama mereka?."

"Ya udah kalo lo gak mau gue sendiri aja yang ke sana,"saat langkahnya akan keluar kelas tiba tiba Intan dan Hyunjin datang dengan Nafas yang ngos-ngosan.

"Mau kemana?,"Intan langsung merentangkan tanganya menghalang Arka supaya dia tidak keluar.

"Mau keluar laper,"elak Arka, tapi bodohnya Arka, dia.mencari alasan yang tidak masuk akal, bagaimana dia mau ke kantin sedang 'kan di lantai bawah sesang ada penyerangan dendadak.

"Boong dia mau keluar,"dengan tanpa rasa bersalahnya Jek membocorkan rencananya.

"Ngapain udah mending di sini aja, di luar udah ada yang ngeladenin kok."

"Siapa?."

"Katanya sih geng yang di pinpin sama orang yang namanya Heri kakak kelas kita,"jantung Arka berdebar dua kali lipat saat mendengar nama kakaknya yang ternyata berdiri di garis depan.

"Minggir jangan halangin gue,"karna tak ada pergerakan dari keduanya Arkapun nekat menerobos keduanya, tak peduli Jek yang sudah marah besar.

"Arka lo mau kemana di luar bahaya!!,"teriak Intan tapi tak di ubris oleh Arka sama sekali.

ARKANA PRAWIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang