41

1.6K 116 5
                                    


"Ar bangun nak makan dulu yuk, entar tidurnya lanjut kalo udah makan,"Zalwa mengelus elus rambut arka yang menutupi judatnya.

Karna merasa ada yang mengganggu perlahan Arka membuka makanya, orang yang pertama kali ia lihat adalah Zalwa dengan senyuman indahnya.

"Mih,"

"Iya sayang bangun dulu yuk kita makan malem, dari tadi siang kamu belum makan,"Arka hanya mengangguk, Zalwa melihat Arka yang ke susahan untuk dudukpun membantu Anda untuk duduk.

Zalwa menyuapi bubur rumah sakit dengan telaten, dan penuh kasih sayang. Kenapa tidak bundanya yang ada di sini, kenapa harus orang lain yang ada di sini, padahal Arka ingin sekali mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

Tapi Arka masih tetap bersyukur karena di dunia ini masih ada orang yang sayang kepadanya meskipun bukan saudara maupun orang tua.

"Mih, aku kapan pulang,"Zalwa hanya tersenyum.

"Sepertinya kamu udah mau pulang,"Zalwa menyimpan mangkuk di atas nakan mengambil air putih dan di sodorkan ke hadapan Arka untuk di minum.

"Bentar mami panggil dulu papinya." Zalwa langsung mengambil hpnya di dalam tas untuk mengabari sang suami.

Tak lama kemudian Galih datang seorang diri, karna Zalwa tadi menelpon Galih, jika ia pencet tombol darurat maka itu akan membuat Galih panik.

"Ada apa hem..?,"tanya Galih.

"Gak papa Arka cuma mau nanya kapan dia bisa pulang?," Jawab Zalwa.

"Mmmm kayaknya kamu bakalan pulang.....,"ucapan Galih terpotong saat dia mengitung menggunakan tangannya seperti anak tk yang belajar mtk.

"Lima sampai tujuh harian lagi deh,"lanjut Galih.

Mata Arka membulat dengan apa yang Galih ucapkan, sedangkan zalwa hanya menutup mulutnya menahan tawa apa yang suaminya ucap 'kan karna zalwa tau suaminya itu berbohong palingan Arka akan pulang satu hari lagi.

"Gak gak gak, Arka gak mau, Arka udah sehat masa harus di rawat satu minggu lagi sih lagian lukanya juga udah mulai mengering,"elak Arka.

"Masa sih udah sehat, coba sini papi liat,"Galih mengukurkan tanganya membuka kancing baju khas rumah sakit Arka, dan menyibakannya ke samping.

Dengan hati hati Galih membuka perban yang melilit sebagian dada dan perut Arka.

"Pih luka goresannya tepat di bagian itu ya?,"tanya Arka.

"Iya, makanya kalo sekolah gak usah berantem cuma gara gara cewek jadi gini '."Galih terkekeh, ia sangat senang saat mengejek anak anaknya seperti ini.

"Dih siapa yang berantem karna cewek sih, sotoy banget."

"Buahahahaha...."tawa Zalwa akhirnya pecah melihat wajah Arka yang memerah.

"Mamih kenapa ketawa?," Tanya Arka dengan muka yang polos sekali.

"Ma.. mami cuma hahaha cuma lucu aja liat muka kamu merah gitu."

"Hemm apa bener ya kamu jadi luka gini karna merebutin cewek? emang ceweknya secantik apa sih sampe di rebutin sama anak mami yang imut ini,"Zalwa mengunyel unyel pipi Arka membuat arka marah.

"Ihh!!,"Arka melepas 'kan tangan Zalwa dari pipinya.

"Muka Arka merah bukan karna ini, muka Arka merah karna dari tadi papi gak selesai selesai selesai, jadi makin sakit tau."

"Emm jujur aja kali mami gak bakalan larang kamu buat pacaran ko, asal jangan sampai kelewatan batas aja,"Zalwa mengelus rambut Arka ke belakang.

"Apaan sih mih orang Arka gak pacaran ko."

"Masa sih?."

"Nggak mih nggak."

"Udah jujur aja kali dek papi gak bakalan ngekarang kamu pacaran ko,"kali ini Galih yang ikut bicara membuat muka Arka semakin memerah.

"Au ah gelap,"Arka memutarkan bola matanya.

"Ya gelap lah orang ini udah malem gini."

Clekk

"ada apa nih kok kita gak di ajak sih?,"Nathan, Shandy, dan Jek datang bersamaan.

"Ini loh bang adek kalian udah pacaran."

"APA/HAH?!,"ucap ketiganya bersamaan.

"Astagfiruloh dek abang aja belom punya pacar loh, masa adek udah sih, pokoknya abang gak boleh kalah dari adek, besok abang bakalan cari cewek yang cantik, seksi..."belum jugak ucapan Shandy selesai kepalanya sudah di jitak duluan oleh Nathan.

Tuk

"Awwss sakit bang." Shandy memegang kepalanya yang terasa nyeri karena jitakan sang Abang.

"Abang dulu baru kamu,"balas Nathan dengan muka datarnya.

"Idih ibing dili biri kimi, nunggu abang tuh kelamaan tau gak masa umur udah hampir kepala tiga belom punya doi jugak, malu tuh sama di bontot,"ejek Shandy kepada Nathan.

"Udah udah jangan pada ributin Jek yang ganteng ini,"Jek berjalan berdiri di tengah tengah abangnya dan merangkul ke duanya meski Jek kesusahaan saat akan merangkul Nathan karna postur tubuh Nathan yang tinggi.

"Najiss!!,"ucap Shandy, dan Nathan bersamaan.

"Cie duo jomblo kompak, jangan jangan kalian berjodoh lagi."

Tuk
Tuk

"Gue sumpel juga mulut nih anak."

"ASALAMUALAIKUM!!,"semua yang ada di ruangan itu kaget dengan sura teriakan dari luar,

"Waalaikumsalam,"all.

"Eh, jin tomang, santan bisa gak kalian gak usah teriak teriak ini rumah sakit bukan hutan, lo jugak ngapain sih ikut ikutan kesini, eh inget sekolah lo sama kita udah beda,"Jek menunjuk Ica.

"Yehhh biarin lah gue mau ke sana kek, ke sini kek, ke sono kek, serah gue lah, tubuh tubuh gue jugak napa lo yang ribet,"ucap Ica dengan suara cemprengnya.

Holaaaaaa

Hiiii

Gimana nih ceritanya makin amburadul kan?

Dan maaf juga karna part part nya ada yang sedikit

Sekarang aku up lagi jangan lupa vote/komen dibawah ini ya

ARKANA PRAWIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang