22

1.9K 151 3
                                    

Xixixixi

Di sore harinya Arka pulang kerumahnya tentunya sudah mengerjakan semua pekerjaannya tapi hatinya sedang gelisah tak karuan semenjak di sekolah tadi ia terus memikirkan keluarganya yang akan mencaci-caci Arka tanpa harus mendengarkan penjelasan Arka.

damm. benar saja baru saja Arka menginjakan kakinya di dalam rumah ia sudah disuguhkan dengan tamparan keras dari yang bunda.

Arka yang merasa dia salah ia hanya diam menunduk, tak berani melihat wajah ayahnya, pasti ayahnya sedang marah besar.

Plak

"Masih inget rumah kamu hah?,"tanya Yulia dengan bada yang tinggi.

"M...maaf,"lirih Arka,hanya itu yang mampu Arka ucapkan.

"Maaf maaf maaf dan maaf saja bisa kamu!!capek saya harus ngurusin kamu yang udah liat kaya gini!!,"sentak Yulia membuat Arka semakin menunduk ia tau jika bundanya sedang marah besar kepadanya.

"Biii....bibi...!!,"teriak Yulia.

"Iya yah iya,"pembantu itu langsung datang membawa satu ember air beserta gayungnya,karma itu perintah dari Yulia tadi sebelum Arka pulang ke rumah.

"Duduk kamu!!,"Arka hanya mengikuti apa yang bundanya suruh ia duduk di tempat.

Byurrr

Byurrr

Byurrr

Yulia mengguyur tubuh Arka hingga air yang ada di ember itu habis, Arka menggigil kedinginan, tiba-tiba dadanya sesak di tambah kepalanya yang berdenyut sakit.

"Sudah nyonya kasihan den Arka nyonya"pembantu itu menangis memberontak menangi tangan Yulia yang terus mengguyur tubuh Arka.

"Diam bi dia itu pantes mendapatkan ini, karena saya gak mau punya anak lagi bi, kenapa kamu hadir di tengah tengah kehidupan saya hah?,"bahkan air itu habis Yulia tak habis ide dia menjambak kuat rambut Arka ke belakang membuat kepala arka mendongak dan mengerang kesakitan, dadanya sudah naik turun tak karuan menahan sesak dan pening di kepalainya.

"S...sa..kit.bun..da,"ucap Arka memegang tangan Yulia yang menjambak rambutnya.

"Apa sakit kamu gak mau yang sakit?,"tanya Yulia dia langsung menarik rambut Arka ke atas sontak Arkapun langsung berdiri mengikuti langkah Yulia.

Clekk

Brukk

Byurrr

"Bagaimana masih sakit?ahh tidak kan ini sama sekali tidak sakit?,"ucap Yulia sambil menenggelamkan kepala Arka ke bak mandi yang terisi penuh, setelah itu ia mengangkat kepala arka lagi ke darat, terus saja Yulia melakukam itu meskipun wajah Arka yang pucat.

"Hah..hah...hah..,"dada Arka sudah naik turun menahan sesak.

Dukkk

"Arrgghh,"arka mengerang kesakitan saat kepalanya dibenturkan ke dinding.

Uhukk 
Uhukk 
 Uhukk

Batuk Arka menyaring ke telinga Yulia begitu kesakitannya anak itu tapi ia tepis egonya sudah mendarah daging, matanya sudah buta akan kemarahannya hatinya sudah terlanjur membenci Arka.

Hingga Arka muntah darah dan mengotori sepatu Yulia pun ia tetep tak mau menolongnya.

"Astaga kamu ini jorok sekali ihh,"Yulia melepas sepatunya dan membantingnya ke wajah Arka membuat hidung Arkapun mengeluarkan darah.

"Ya Alloh aden!!,"bibi yang berada di luar kamar mandi pun menangis histeris kakinya sudah lemas tak bisa menahan berat badannya lagi melihat Arka yang bersandar lemas dengan darah yang masih keluar dari hidung dan mulutnya.

"Kamu tau harga sepatu? Sepatu ini lebih mahal dari jantung kamu!!sekarang kamu mengotorinya!!,"Yulia menjambak lagi kepala Arka ke samping, namun apalah daya tubuh Arka sudah lemas sehingga tubuhnya limbung ke pelukan Yulia, Yulia yang tak sudi pun langsung membenturkan lagi kepala Arka ke dinding lalu melorot ke bawah.

"Ya Alloh nyonya sudah nyonya saya mohon nyonya kasihan  den Arka nyonya,"bibi langsung mengangkat kepala Arka ke pelukannya, memeluk erat tubuh ringkih Arka yang sudah melemas dan dingin.















Haiii gaiyss gimana nih makin hari makin typo ya ceritanya wkwkwk

Maaf maklum lah baru belajar

Ouh iya gaisss kalian jangan lupa komen ya gaisssss

ARKANA PRAWIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang