47

1.3K 109 1
                                    


Hari sudah menjelang sore tapi ke lima lelaki itu belum ada yang bangun juga, mereka nampak pulas sekali tidurnya meski cara tidur mereka yang tak ada bagus-bagusnya sama sekali. Kaki Jek yang menumpang di perut Arka sedangkan tangannya menutup sebagian wajah Nathan, posisi Nathan yang tangannya keluar kasur, sedangkan Galih yang berada di sebelah Arka tidur biasa cuma mulutnya saya yang terbuka, dan jangan tanya 'kan kemana perginya Shandy karena anak itu tidurnya tak bisa diam jadilah Galih memindah 'kan Shandy ke bawah tanpa alas, sungguh kejam bukan, tapi Galih melakukan itu supaya dirinya tak jatuh ke lantai dan akan membuat encok.

Sedangkan di ruang keluarga terlihat Zalwa yang sedang duduk santai membaca majalah dengan secangkir teh yang menemaninya. Zalwa sudah kelewatan kesal dengan para pria di sana, Zalwa menutup buku majalahnya dan berjalan ke lantai atas.

"Hemm.. udah jam berapa ini, kenapa mereka belum bangun juga?,"Zalwa melangkah ke arah tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua.

Clekk

Zalwa membuka pintu kamar itu betapa terkejutnya Zalwa saat melihat ke lakuan ke lima lelaki itu.

"Ck! Ck! Ck, hyy bangun ini sudah jam berapa kenapa kalian belum bangun juga hah? cepat bangun!!,"karena tak kunjung ada yang bangun akhirnya Zalwa memakai cara ini, yaitu dengan menarik selimut yang hanya menutupi tubuh Galih dan arka saja.

"Bangun hey, ini anak kenapa bisa di bawah gini, Shandy bangun mandi sana, terus makan,"Zalwa menggoyangkan tubuh Shandy yang hanya mengeliat kecil dan melanjutkan tidurnya lagi.

"Enam jam lagi mih,"Shandy hanya mengeliat tak nyaman setelah itu tertidur kembali.

"Enam jam enam jam emang kamu mau latihan pingsan hah? cepat bangun atau mami seret kamu ke kamar mandi mau?,"mendengar acanaman Zalwa memang tak pernah main-main, dengan cepat bangkit berjalan tak tentu arah sambil mendumel tak jelas, Shandy takut jika hal itu terjadi lagi di mana saat Shandy abis bergadang sampai subuh bersama teman temannya dan tertidur bablas sampai jam 1 siang, karena Zalwa kesal diapun masuk ke dalam kamar Shandy dan menyeret anak itu ke kamar mandi, setelah itu memandikan anak itu walau Shandy terus berteriak malu.

"Iya iya mih ampun Shandy bangun nih udah bangun mata Shandy udah melek nih, duh...! mana lagi ini sendal jepit sebelah lagi pake ngilang segala ah elah, ayo dong di mana lo sendal jangan sampai gera-gera lo gue di mandiin sama mami lagi malu dong
Mana ngemandiinnya kasar banget udah kayak ngemandiin badak,"Shandy terus mencari sendalnya sedangkan Zalwa hanya melihat anak itu terus berjalan ke samaan ke sini tak jelas bahkan Shandy hanya bolak balik di tempat saja.

Saat dengan mencari ke tas kasur mata Shandy melihat ada berlian, eh sandal jepit yang di tindih oleh Nathan, tapi saat akan menariknya entah kenapa sangat susah,dengan sekuat tenaga Shandy pun menarik sandalnya hingga Nathan yang tertidur lelap terjungkal ke bawah.

"Oyyy, eh kamu apa apaan hah orang lagi enak-enak mimpi jugak, sakit nih bokong Abang ah elah,"Nathan mengelus bokongnya yang sakit karena terjatuh dari atas kasur.

"Ya abisnya Abang ngapain coba tidur sama sandal Shandy, bang kalo Abang demen sama sandal Sandy bilang dong biar Shandy nikahin aja sekalian,"dengan cepat Shandy pun memakai sandalnya dan berjalan ke arah luar dengan kaki yang di hentak-hentakan.

"Ah elah si shandy, bukannya bantuin dulu abangnya berdiri ini malah maen tinggalin aja, mana sakit banget lagi nih bokong,"Zalwa yang melihat anak pertamanya kesakitan pun membantunya berdiri, kasihan juga melihat Nathan yang terjungkal seperti tadi.

"Udah sana mandi, terus ke meja makan tunggu kita, mami mau bangunin Papi sama Jek dulu."

"Iya mih, Nathan ke kamar dulu,"Nathan berjalan sambil memegang pinggangnya yang masih sakit.

"Emang boleh?"tanya zalwa

"Jek, Jek bangun ini udah sore,"sebenarnya Jek tipe orang yang gampang bangun, jadi Zalwa tak harus teriak-teriak seperti ia membangunkan Shandy.

Begitupun Galih, merasa ada yang mengganggu tidurnya pasti Galih langsung bangun seperti sekarang Zalwa hanya menggoyangkan pundak Galih dan Galih langsung terbangun.

"Kalian mandi dulu gih terus makan, mami mau mandiin Arka dulu, kasian pasti dia gerah karena kalian,"Galih hanya mengangguk dan pergi, yah itulah kebiasaannya kalo baru bangun tidur langsung pergi tanpa mengucap 'kan sesuatu.

"Mami gak makan?,"tanya Jek.

"Mami udah makan ko tadi, sana makan dulu bareng Papi sama Abang mu,"Jek mengangguk dan pergi keluar meninggalkan Zalwa bersama Arka.

Setelah membasuh tubuh Arka dengan kain basah, memakaikan salep untuk luka Arka dan memakaikan telon bayi. Zalwa merapih 'kan rambut Arka yang sedikit berantakan.

"Emmm... Anak Mami udah wangi dan ganteng, cepat bangun ya sayang Mami kangen kamu,"

Zalwa mencium pipi Arka sedikit lama memejamkan 'kan matanya, melepas rindu bersama Arka, dia menangis dalam diam sambil tersenyum.

Sangking rindunya, Zalwa tak sadar jika tangan Arka bergerak dan perlahan matanya terbuka meskipun sangat sayu sekali.

"Mami,"lirih Arka hampir tak terdengar di balik masker oksigen.

"Arka sayang kamu udah sadar nak hiks.. makasih, kamu udah bertahan buat mami, mami sayang Arka hiks.. "
Tangan Zalwa terulur mengelus pipi dan bawah mata Arka.

"Mami,"panggil lagi.

"Kenapa? Kamu haus?," Arka mengedip 'kan matanya, seluruh tubuhnya terasa sakit bahkan untuk menggerak 'kan tangannya saya sangat linu, untung saja Zalwa wanita paling peka.

"Bentar ya mami ganti dulu,"

"Nih pelan minumnya,"perlahan Arka menyedot air yang Zalwa sodor 'kan.

Syalalalala
____________
Halo semuanyaaa🤗
_________

Hyyyy
Maaf ya di part ini aku menceritakan keluarga galih dulu tanpa campuran tokoh lain soalnya aku punya sesuatu buat kalian di part selanjutnya

Mau tau apa kejutannya?

Tunggu di part selanjutnya ya

Jangan lupa VOTE & KOMEN yang banyak",biar akunya semangat buat nulis nih cerita meski amburadul gak jelas ya

ARKANA PRAWIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang