II

1.7K 224 5
                                    

Suara ketukan pintu macam seorang pencuri terdengar di apartemen Jimin. Park Jimin teman sejati Jungkook, teman minum, teman balapan liar dan teman mahasiswa abadi Jungkook. Sebenarnya masih ada satu lagi teman sejati Jungkook sama seperti Jimin, namanya Hoseok. Pria sedikit berbeda dari mereka, agak sedikit tidak berandalan macam Jimin dan Jungkook karena ayahnya yang seorang polisi jadi dia hanya tidak ikut balapan liar. Itu sama saja seperti bunuh diri dan membunuh harga diri ayahnya, jadi Hoseok selalu pulang kerumah.

"Ada yang namanya bel rumah, kau ini hidup di jaman apa sebenarnya?" ucapnya dengan suara parau sehabis bangun tidur.

"Hyung! Aku mandi disini, pinjam bajumu!" saut Jungkook begitu pintu apartemen Jimin terbuka mengabaikan pemilik rumah yang masih belum sadar sepenuhnya dari mabuk semalam bersama Jungkook.

"Kenapa lagi hm?" tanya Jimin menyeruput kopi nya di pantry.

"Hyung, aku jika bisa memilih. Aku memilih mati waktu itu daripada dibebani dengan mata baru. Kau tau? Ayahku mnegungkitnya lagi, aku tau aku bukan orang yang baik tapi kenapa harus professor rela mendonorkan matanya padaku?"

Jimin hanya mengangguk angguk mendengar penuturan temannya, masih terlalu pagi membicarakan permasalahan serius.

"Nanti malam di jalan xxx ada balapan lagi. Kau mau ikut? Taruhannya tak cukup besar, ₩ 80,000. Bagaimana?" ajak Jimin pada Jungkook mengabaikan masalah temannya. Jimin itu sama saja dengan Jungkook, anak seorang konglomerat yang nakal. Tapi bedanya disini, ayah Jimin dan ibunya tak berada di rumah karena mereka lebih memilih tinggal di Jepang lalu sesekali akan pulang jika memang ada urusan atau sekedar hanya ingin menengok Jimin. 'Boleh menjadi berandal asal jangan sampai ketahuan media' kiranya seperti itulah didikan ayah Jimin. Tapi itu tak masalah bagi Jimin dan ayahnya, keluarganya tetap hangat dan baik baik saja.

"Yeah aku pikirkan lagi nanti, sekarang ayo berangkat kuliah. Ini kelas Professor Kim Shin, kita jangan sampai terlambat!"

Jimin mengangguk dan mereka berdua segera bergegas bersiap menuju universitas. Mereka berdua ini sudah menjadi idola kampus walaupun seorang berandal, tapi itulah daya tarik tersendiri untuk kaum hawa.

"Jungkook oppa...kau tampan hari ini...." pekik beberapa gerombolan wanita begitu Jungkook turun dari mobilnya bersama Jimin yang keluar dari mobil lain. Sudah biasa jika Jungkook dan Jimin sebagai objek yang dikerumuni, apalagi jika Hoseok ikut bergabung. Akan sangat heboh macam artis papan atas yang sedang lewat.

"Woah lihatlah mereka, aku yakin kau dengan sangat mudah menyeret salah satu dari mereka ke salah satu kamar kook!" ucap Jimin menggoda Jungkook ketika mereka sudah berhasil keluar dari gerombolan dan kini berada di taman menunggu kedatangan Hoseok.

"Ah hyung, aku tidak tertarik. Aku bajingan tapi aku tetap masih waras tak akan melakukan itu." Jawabnya acuh dan mengeluarkan ponsel yang berdering karena pesan yang masuk.

From Appa :

"Jangan lupa ke rumah sakit sore ini, dokter Min akan menunggumu"

--

Jungkook menuju ke rumah sakit sama seperti permintaan ayahnya. Setelah ini ia akan segera menuju studio Jimin sekaligus sebagai markas berkumpul teman temannya. Ia berjalan sangat santai hingga saat ia ingin masuk ke ruangan bertuliskan Dr. Min, ia menabrak seorang gadis yang baru saja keluar dari ruangan lain.

"Maafkan aku, aku kurang hati hati.." ucap gadis itu sambil menatap matanya agak cukup lama. Ada sesuatu yang berbeda ketika melihat gadis ini, seperti sangat familiar bagi Jungkook. Kemudian wanita itu memutuskan pandangannya segera dan berjalan menjauhi Jungkook.

When Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang