X

1.1K 178 3
                                    


--

5 menit sebelum kejadian.

Jungkook sedang mencari keberadaan Jimin yang membawa proposalnya. Namun ditengah jalan ia melihat ada pertandingan basket. Ada Rose duduk di salah satu bangku tribun, Jungkook jelas melihat karena rambut blonde yang baru di cat Rose sangat mencolok dari yang lain. Namun sedang asik menyaksikan pertandingan, salah satu pria disana tiba tiba melempar bola bakset ke arah tribun penonton. Bingo. Bola itu mendarat mulus ke wajah Rose, Jungkook berjalan cepat karena orang orang berkerumun menghampiri Rose. Sepertinya terjadi sesuatu.

Jungkook sempat berpikir, ada yang aneh pada pria itu. Kenapa dia terkesan sengaja melempar bola pada Rose. Ring basket nya sudah bertukar karena pergantian babak. Lupa? Terlalu bodoh jika dimana ring yang harus dimasuki miliknya berada ia lupakan.

Ia berlari cepat karena Eunwoo dan pria aneh itu mulai beradu mulut. Jungkook segera menghampiri Rose dan menggendongnya menjauh dari kerumunan. Hidungnya mengeluarkan darah, menunjukan betapa kerasnya bola menghantam wajahnya.

Jungkook membaringkan tubuh Rose di ranjang miliknya yang berada di studio. Ia juga membersihkan darah yang mulai mengering di hidung Rose. Wajah gadis itu memerah dan terlihat pucat. Tak berselang lama, Rose terbangun.

"Gwenchana?" tanya Jungkook. Rose mengangguk lemah dan bangkit mencoba duduk.

"Kepalaku sangat pusing."

"Tentu saja, kau sampai pingsan. Bolanya sangat keras mendarat di wajahmu. Teman temanmu itu bodoh atau bagaimana sih? Bukannya segera membawa ke unit kesehatan, tapi sibuk bertengkar!"

Rose tertawa mendengar penuturan Jungkook yang sudah semacam ibu ibu kompleks. "Kau cerewet sekali sunbae.."

"Kenapa tertawa? Kenapa mereka tidak bisa berpikir jauh? Bagaimana bisa mereka malah bertengkar saat ada korban yang berdarah. Sangat tidak dewasa!"

"Sudahlah, kenapa sunbae yang cerewet? Kau mengkhawatirkanku? Lalu kenapa kau tak membawa ke rumah sakit? Kenapa membawaku kemari?" pertanya bertubi tubi membuat Jungkook tertegun dan mengerutkan alisnya.

"Kau juga sama cerewetnya! Aku tak bawa dompet, mana bisa aku ke rumah sakit?"

Rose tersenyum simpul. "Perlu ke dokter?" tanya Jungkook.

"Tidak perlu, jika terjadi sesuatu yang serius. Aku akan ke dokter segera"

"Perlu ku temani?" tanya pria itu lagi. Rose menggeleng dan meminum segelas air yang diberikan Jungkook beberapa detik lalu.

"Aku perlu makan, dari pagi aku belum makan hehe"

"Pantas saja kau pingsan! Ayo ikut aku ke dapur, kau mau apa?" ajak Jungkook dan pria itu sudah berdiri, berjalan keluar dari kamar. Rose mengikuti langkah Jungkook sampai pada pantry. Jungkook membuka pizza yang tergeletak disana, terlihat masih hangat.

"Sunbae...kau sudah mendengar gossip yang beredar di kampus?" Jungkook mengangguk dan kembali mengunyah pizzanya.

"Mwo? Respon seperti itukah yang ku dapat?"

"Memangnya aku harus bagaimana? Itu adalah akunmu, jadi aku dan para gadis tak punya hak apa apa. Aku tidak peduli pada mereka" ucap Jungkook yang terlihat sangat tidak terbebani sama sekali.

"Aku justru berpikir jika sunbae terganggu dengan postinganku yang membuat gossip jadi tersebar.."

"What's the problem? Mereka bukan siapa siapaku"

"Tapi mereka fansmu kan?"

"Iya tapi setidaknya mereka bukan kekasihku atau orang tuaku kan? Jadi mereka tidak penting. Jangan takut, That's it!"

Rose mendengus kesal dan kembali makan. Ia berpikir kembali beberapa saat. "Tapi mereka menggosipi ku sunbae...mereka menganggap aku ini kekasihmu..." kembali Rose merengek menyebalkan dimata Jungkook.

"Yasudah, jadikan gossip itu kenyataan!"

"No!"

"Jadi kau tak mau jadi kekasihku?"

"N-ne? Ah bukan begitu tapi tetap saja kan bagaimana aku menjelaskannya?"

"Hahaha aku bercanda..."

Menyebalkan.

--

Setelah kejadian Rose yang pingsan dan Jungkook yang menolong benar benar membuat heboh satu universitas. Bahkan para gadis yang tidak ada jadwal mendukung turnamen hari ini datang hanya untuk melihat Rose. Kini Rose sedang berada di cafeteria menyesap segelas lemon tea. Sangat tidak nyaman karena banyak pasang mata yang melihatnya seolah memata matainya. Lalu lewatlah seseorang yang Rose kenal, sepertinya membuat para gadis semakin panas akan menyenangkan.

"Oppa!" orang yang dipanggil tentu saja menengok. Kim Taehyung yang sedang makan burger langsung menghampirinya.

"Hey! Ayo ke studio, ada Lisa disana!" Rose berteriak senang dalam hati, para gadis ini akan lebih heboh lagi, terlebih Taehyung menyinggung pasal studio yang menjadi impian para gadis untuk dimasuki. Masih bisa ia lihat dari ekor matanya bahwa para gadis syok karena percakapannya dengan Taehyung. Sepertinya Taehyung mengerti sinyal sinyal dari Rose karena mata Rose bergerak kesana kemari, dan Taehyung juga bisa melihat bagaimana belasan pasang mata menatap Rose.

"Apa ada Jungkook sunbae?"

"Kenapa kau masih memanggilnya sunbae? Panggil Jungkook oppa saja, lebih enak di dengar. Tapi hanya enak jika kau yang menyebutkan." Ucapnya sambil alis nya yang naik turun.

"Tapi aku harus membantu teman temanku untuk turnamen selanjutnya, sampaikan salamku pada Lisa ya oppa?"

"Oke, sampai jumpa!"

Rose berjalan dengan kepala yang tegak, membuat gadis lain kesal sangat menyenangkan pikirnya.

When Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang