XXXI

768 140 12
                                    

--

Takdir seseorang adalah sebuah rahasia, rahasia semua makhluk hidup. Takdir memang seolah mempermainkan manusia, seperti hal nya Jungkook dan wanitanya. Kini Jungkook berubah total, kini ia semakin dewasa dengan tanggung jawab yang ia panggul di bahu. Jungkook yang pendiam muncul kembali karena yang membuatnya tersenyum sedang tidur di rumahnya. Ini sudah bulan ke enam, empat bulan sejak kepergiannya meninggalkan Rose. Dan kabar dari ibu Rose tetaplah sama, tidak ada perubahan atau bahkan kabar baik.

"You okay?" tanya rekan kerjanya Thomas berkebangsaan Singapura. Kini mereka sedang berada di bar sepulang kerja.

"Yeah fine."

"Tapi kau seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat."

"Hahaha apa terlihat?" ucapan Jungkook diakhiri senyum simpul yang menyedihkan.

"Sangat terlihat? Kau tidak dihubungi kekasihmu ya? Atau jangan jangan dia berselingkuh?" tanya Thomas bersemangat untuk menggoda Jungkook.

"Nope, lebih tepatnya kekasihku tertidur."

"What? Kau seperti ini karena kekasihmu yang tertidur?"

Jungkook terkekeh dan memutar gelas whisky nya yang tersisa setengah. "Yup, dia tertidur, jika dihitung dari bulan Oktober."

Thomas tertegun dan senyuman konyolnya luntur karena ia mengerti apa yang dimaksud Jungkook.

"Sorry, how come?"

"Because of me, aku yang membuatnya tertidur selama ini. Kami kecelakaan."

"Sorry to hear that Jungkook.."

Jungkook menggeleng dan tersenyum lalu kembali meminta whisky lagi, dan Thomas membiarkan saja. Karena pikirnya hanya alkohol yang bisa membantu Jungkook saat ini.

--

Sang ibu dengan keluarga sedang berada di rumah sakit, karena Rose mengalami kejang malam ini. Semua orang panik karena saat itu memang sedang ramai orang di rumah Rose, sedang ada acara makan malam bersama keluarga karena si kembar berulang tahun. Saat ibu Rose ingin memeriksa anaknya di kamar, ia justru melihat bahwa anaknya seperti kejang dan segera memanggil ambulance.

"Eonni kau harus tenang.." ucap adiknya, Park Shin Hye.

"Bagaimana ini, Rose ku. Aku tidak ingin kehilangan Rose, Tuhan kumohon.." lirihnya sambil mengatupkan kedua tangan berdoa kepada-Nya. Kemudian beberapa saat kemudian dokter datang.

"Nyonya Park, kita harus bicara." Ibu Rose yang sangat khawatir pun kemudian mengangguk dengan semangat berharap bukan kabar buruk yang akan ia dengar.

"Berterima kasihlah pada Tuhan. Tidak perlu khawatir, kejadian yang dialami Rose adalah pertanda bahwa sistem otak dan sarafnya sudah mulai bekerja. Kami sudah mengecek segala organ organ vital dan semuanya baik. Mungkin Rose akan susah bicara dan berjalan nantinya, tapi dengan adanya terapi yang rutin semua akan kembali seperti semula."

Ibu Rose seketika lemas dan kebahagiaannya meluap, seolah malam ini tidak nyata. Seperti mimpinya tadi malam dan malam malam sebelumnya.

"Thanks God, terima kasih dokter...terima kasih.."

--

Jungkook terkapar mabuk dan berakhir diantar oleh Thomas selaku tetangga apartemen sekaligus teman kerjanya. Bukan pertama kalinya juga mereka mabuk, tapi ini pertama kalinya Thomas melihat Jungkook sekacau ini. Ia telah mendengar semua cerita Jungkook, ceritanya terdengar sangat pilu dan Thomas percaya karena jika seseorang sedang setengah sadar atau mabuk disanalah kejujuran terungkap. Thomas memaklumi bagaimana kacaunya Jungkook selama ini, tapi ia juga salut dengan kerja keras Jungkook yang rela meninggalkan kekasihnya demi sebuah tanggung jawab.

When Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang