XXII

952 150 6
                                    

Kini Rose dan Jaehyun duduk di bangku taman membersihkan baju Jaehyun yang terkena makanan tadi. Jujur Rose sangat syok dengan perlakuan Jungkook beberapa menit lalu, apakah perlu sampai membuat kekacauan seperti itu. Kenapa juga harus semarah itu jika Rose sedang bersama Jaehyun. Rose sangat tahu dimana batasan nya harus bertindak, ia menganggap Jaehyun sebagai temannya dan Jungkook justru memarahinya.

"Kau terlihat murung Rose.." ujar jaehyun menghentikan tisu basah yang digunakan Rose untuk membersihkan baju Jaehyun. Rose tersenum singkat.

"Tidak Jae aku tidak apa, sungguh."

"Kau tidak bisa berbohong Rose. Apa Jungkook sering marah marah seperti itu?"

"Ya seperti itulah. Ayo kita pergi, kelas sebentar lagi sudah dimulai." Ujar Rose sambil membereskan peralatannya dari ponsel, tisu basah dan buku sebelum Jaehyun menarik Rose untuk duduk kembali.

"Aku perlu bicara, sebentar saja." Ucap si pria dan Rose tampak berpikir sebentar dan mengangguk kemudian kembali duduk menghadap Jaehyun.

"Rose, bisakah kita kembali lagi?" ucapan Jaehyun berhasil membuat Rose terkejut.

"Kau menyadari apa yang kau bicarakan?" tanya si gadis masih dengan keterkejutan di dalam isi kepalanya. Badannya bahkan panas dingin saat ini.

"Aku tahu apa yang ku bicarakan Rose. Bisakah aku menghampirimu lagi setiap hari hm?" lanjutnya dan meraih tangan Rose untuk ia pegang. Namun Rose menolak halus dan beranjak berdiri.

"Tidak Jae, kau ingin kita kembali? Tidak. Aku bahkan tidak tahu mengapa kau meninggalkanku waktu itu. Apa kau tahu bagaimana keadaanku saat kau tiba tiba meninggalkanku?" jawabnya lirih memegang erat buku yang sedang ia pegang.

"Aku bisa jelaskan Rose.." ujar Jaehyun ikut berdiri mencoba berbicara pada Rose yang berjalan mundur enggan berdekatan dengan Jaehyun.

"Sekalipun aku sudah tahu apa alasanmu meninggalkanku, jawabanku tetap tidak. Kumohon mengertilah perasaanku.."

Rose pergi ke arah tempat parkir, bukan ke arah dimana kelasnya berada. Jaehyun menahan Rose lagi kali ini. "Sudah tidak adakah kesempatan untukku?"

"Jaehyun, hentikan. Aku sudah sangat bersyukur kita bisa berteman. Jangan membuatnya semakin sulit." Rose ingin berjalan pergi lagi, tapi lagi lagi Jaehyun menahannya.

"Kelasnya sudah terlambat 2 menit, ayo cepat masuk."

Rose menoleh dan menggeleng. Bisa terlihat mata Rose sangat berkaca dan ingin menetes setiap angin berhembus. "Kau pikir aku bisa tahan melihatmu sekarang? Lepaskan Jae, sampai jumpa." Gadis itu melepas tautan dan pergi melenggang memilih untuk pulang.

--

Jeon Jungkook pria berkemeja hitam yang baru saja membuat kekacauan mencoba mengikuti Rose dan Jaehyun. Jungkook melihat mereka sedang berbicara, tampak serius hingga Jungkook terkejut karena Rose seperti takut dan menghindar dari Jaehyun. Tak jelas apa yang mereka bicarakan, rasanya Jungkook ingin menghajar lagi pria itu namun ia urungkan karena Rose pasti lebih marah lagi jika ia benar benar melakukan hal itu. Sampai pada akhirnya Jungkook memutuskan untuk menghadang Rose di depan mobil gadis itu.

"Apa yang pria itu lakukan hm?" tanyanya menginterupsi Rose yang setia menunduk dari tadi.

"Rose, jawab aku." Lanjutnya.

"Bukankah sudah kubilang jangan menemuiku?" jawab Rose mendongak menatap Jungkook, matanya merah.

"Rose, kenapa menangis?"

"Leave me alone, please. Jangan membuatku marah lagi sunbae.."

Jungkook menghela napas dan memberi jalan agar Rose bisa segera pergi. Jungkook jadi gelisah dan merasa kecewa karena emosi yang tidak bisa ia kontrol tadi. Kacau. Sekali lagi benar benar kacau.

--

Rose maupun Jungkook sama sama tidak bertemu selama satu bulan semenjak kejadian Jungkook melabrak di café. Jaehyun pun juga sama, ia menghindar dari Rose karena aura gadis itu tampak murung dan mengerikan.

"Rose, kau tidak bosan seharian di rumah sakit?" tanya Jennie, karena Rose selama weekend ini justru pergi bermain ke rumah sakit. Terkadang ia akan ke ruangan Min Yoongi, Kim Jennie, dan berkeliling kantin untuk makan.

"Tidak eonni, masakan kantin rumah sakit sangat enak."

"Bukan itu yang aku tanyakan. Kau ini kenapa? Tumben sekali tidak pergi dengan Jungkook."

"Ibu tidak di rumah, jadi aku kemari saja eonni. Jika kau ingin berduaan dengan Min Yoongi pergilah aku sungguh tidak apa apa."

Jennie mengernyit dan menggeleng heran karena sikap Rose sangat aneh. "Bukan itu yang kutanyakan. Rose sadarlah!"

"Sedang bertengkar eonni, sunbae itu sangat menyebalkan!"

"Dia menghubungimu tidak?"

"Iya, setiap pagi. Kebetulan dia sedang magang jadi setiap berangkat dan pulang dia pasti menghubungiku"

"Aw so cute. Sudahlah maafkan saja, sudah satu bulan sejak kejadian kemarin kan?"

Rose masih terdiam dan terlihat lesu. Jaehyun dan Jungkook memenuhi seluruh kepalanya akhir akhir ini. Tak lama dari itu, ibu Rose tiba tiba menelepon.

"Halo ibu ada apa?"

"Kau dimana? Ibu sudah pulang. Ada temanmu datang, pulanglah." Terdengar suara dari seberang telepon.

"Iya...aku segera pulang." Rose menutup telepon dan memberseihakn sampah berniat untuk segera pulang.

"Aku pulang dulu eonni, kata ibu ada temanku datang."

Jennie mengangguk dan tersenyum manis pada Rose. "Sampaikan salamku pada bibi."

"Iya, bye eonni!"

Namun sampai di dalam mobil ia baru tersadar, siapa teman yang datang ke rumah. Jisoo sedang kencan dengan Seokjin. Lisa sedang biasalah dengan Taehyung."Mwoya. Siapa temanku yang datang? Wendy?" monolognya di dalam mobil. Tanpa berpikir panjang lagi ia segera pulang menemui temannya.

Sepeda motor, helm, jaket kulit. Sudah cukup mendeskripsikan siapa yang datang. Jika tahu siapa yang datang seperti ini Rose pasti menolak dengan alasan akan pulang sore. Benar saja Jeon Jungkook dengan santai makan keripik di depan televisi bersama ibunya.

"Oh kau sudah pulang. Hai!" sapa Jungkook ramah dan melepas keripiknya. Namun rupanya Rose abai dan melenggang ke kamar tanpa memperdulikan Jungkook.

"Sedang bertengkar ya?" tanya ibu Rose.

"Hehehe hanya masalah kecil tidak apa. Aku boleh ke atas?" tanya Jungkook.

"Iya naiklah. Jangan buat anakku menangis Jungkook!"

Jungkook mengangguk, padahal di dalam lubuk hatinya paling dalam ia ketakutan jika Rose marah. Gadis itu jika sedang marah macam singa yang baru melahirkan. Jungkook sempat khawatir karena Rose sama sekali tidak menjawab telepon maupun pesan yang ia kirimkan setiap hari. Jungkook tak mau jika Jaehyun mendekati Rose lagi.

Jeon Jungkook masuk ke dalam kamar Rose karena tidak dikunci dan dibiarkan terbuka. Rose sedang terlihat membersihkan riasan di wajahnya di meja rias.

"Rose..." panggilan dari Jeon Jungkook tak berhasil membuat Rose menoleh.

"Maafkan aku huh?"

"Sudah berapa kali kau mengatakan ini sunbae?"

"Aku janji aku tidak akan bersikap seperti itu lagi. Aku sungguh minta maaf, aku sedang lelah karena tugas magang yang menumpuk di kantor." Bujuk lelakinya menatap Rose dari pantulan cermin, gadis itu masih sama cantiknya.

"Jangan menjanjikan untuk merubah sifat diri sendiri. Kau boleh marah karena itu sifat bawaanmu. Tapi gunakan logikamu juga jika ingin marah."

"Iya maafkan aku.."

"Sunbae, kenapa aku merasa lelah?"

--

Maaf kalau ada typo atau kesalahan, belum sempet revisi hehe. 

Terimakasih semua....

See u..

When Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang