XVI

995 156 5
                                    

--

2 hari penuh Rose tak keluar rumah, seperti kata Lisa dan teman temannya bahwa ia lebih baik berada di rumah terlebih dahulu sembari menunggu kasusnya benar benar selesai. Dosen teman ayahnya juga mengatakan semua sudah ditangani oleh pihak universitas. Jisoo dan Jennie juga sudah sempat kemari menengok keadaan Rose pasca kejadian lusa lalu. Rose baru saja keluar kamar setelah semalam penuh berada di dalam kamar, ibu Rose sedang memasak banyak untuk dibawa ke rumah bibinya. Gadis itu peka, dan menghampiri ibunya berniat membantu memasak.

"Ibu..biar aku bantu."

"Selamat pagi..sudah lebih baik? Perlu ibu bantu mengoles salep?"

Rose menggeleng dan tersenyum memeluk ibunya dari belakang. "Aku sudah mengolesnya tadi, terima kasih.."

"Akan aku bantu menatanya, ibu balik telurnya dulu,"

Tidak lama dari itu masakan ibu Rose sudah selesai karena sebagian sudah beres saat Rose datang, jadilah mereka sedang mengemas makanan ke dalam tas jinjing yang akan ibunya bawa nanti siang. Namun ibu Rose memberikan tas jinjing lain, tak cukup besar ia taruh ke hadapan Rose.

"Berikan pada Jungkook oke?"

"N-ne?"

"Berikan padanya, ini ucapan terima kasih karena sudah menolong anak gadis ibu.." ucapnya sambil mengusap lembut lengan anaknya dan kemba

"Jangan terkejut, ibu yang memang meminta Jungkook menjemputmu malam itu."

Rose sepertinya cukup terkejut dan membelalakan mata. "Dari mana ibu tahu nomor ponsel sunbae?"

"Tentu saja dari ponselmu yang sengaja ditinggal." Rose mengangguk, tak ingin menanggapi lebih jauh. Ia masih cukup kesal dengan sikap Jungkook yang terkesan seenaknya saja padanya.

"Apa yang kau tunggu? Cepat berangkat, sebelum makanannya dingin Rose.."

"Iya iya oke aku bersiap dulu ibu.."

Rose tak tau dimana keberadaan Jungkook, ia juga tak mau menghubungi Jungkook. Gadis itu masih belum tahu harus seperti apa ia bersikap pada Jungkook setelah pengakuannya malam itu. Untuk perasaan Rose pada Jungkook sendiri juga masih abu, ia juga masih belum tau pada dirinya sendiri. Dengan keputusan bulat akhirnya ia meminta tolong Lisa untuk menghubungi Taehyung menanyakan keberadaan Jungkook. Selepas ia bersiap, informasi tentang keberadaan Jungkook juga sudah ada. Pria itu ada di studio bersama Jimin, jadilah Rose segera turun.

--

"Oppa, aku benar benar merindukanmu..." ucap seorang gadis cantik berperawakan tinggi dan tegas bergelayut di lengan Jungkook.

"Kenapa tidak memberi kabar? Astaga tanganku pegal jika kau seperti ini, lepaskan aku.." pekik Jungkook berusaha melepas genggaman gadis ini pada lengannya.

Jimin tiba tiba keluar dari kamarnya terburu buru. "Jungkook, aku harus pergi! Ibuku datang dan aku harus menjemputnya. Bye!" Jungkook mengangguk dan Jimin juga sudah pergi.

"Oppa, apa pendaftaran universitas sudah dibuka? Aku ingin masuk di universitas yang sama denganmu. Mommy menyuruhku.."

"Sudah, kau ingin jurusan apa?"

"Daddy menyuruh untuk masuk seni, apakah bagus?" tanya gadis itu lagi, masih bergelayut manja di lengan Jungkook.

"Bagus, kau bisa tanya Taehyung. Atau Lisa yang tadi kemari bersamanya,"

"Berikan aku nomor ponselnya, aku juga ingin berkeliling." Pinta Somi.

--

Rose sudah sampai di basement studio milik Jimin, ia hanya perlu naik 2 lantai dan akan sampai menemui Jungkook. Saat di perjalanan, ia memikirkan berbagai macam yang ada di otaknya, berpikir bagaimana cara ia menyikapi seniornya. Ataukah ia harus mencoba dan mengizinkan Jungkook menyukainya?

When Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang