XXV

846 146 2
                                    

--

Semenjak ibu Jungkook mengatakan perihal 'menikah', Rose sangat susah payah hanya untuk bernafas dengan lega. Sepertinya perkataan ibu Jungkook sangat serius, Jungkook yang menyadari Rose hanya diam saat di kamarnya jadi penasaran. Jungkook mencoba menanyakan apa yang terjadi pada Rose.

"Ada masalah?" tanya Jungkook, yang ditanya tidak menjawab dan justru setia melamun menatap layar komputer yang tidak hidup milik Jungkook. Pria itu menggoyangkan kursi dan memutar agar bisa melihat gadisnya.

"Ne? Kau bicara apa tadi?" Jungkook menghela nafas dan mengeratkan pegangannya pada sisi kursi serta mencoba mendekat menatap Rose.

"Ada yang salah darimu, apa yang dikatakan ibu padamu? Setelah menyiram bunga kau tiba tiba jadi pendiam."

Rose jadi gugup, dan resah harus darimana ia memulai berbicara.

"Ehm sebenarnya bibi tadi menanyakan sesuatu padaku."

"Apa itu?" posisi Jungkook masih menghadap wajah Rose, sangat dekat.

"Katanya, jika kau sudah mendapat pekerjaan bibi meminta aku menikah denganmu,"

Jungkook tertegun dan merasa malu karena perkataan sang ibu yang membuat Rose tidak nyaman. "Kau merasa tidak nyaman ya?" tanyanya.

"Semacam itu?" tanya Rose kembali pada Jungkook.

"Lupakanlah, kau tahu sendiri gurauan ibu ibu." Rose mengangguk dan tersenyum.

"Tapi tidak apa juga sih, jika sudah dapat pekerjaan aku akan melamarmu." Lalu tiba tiba Jungkook mencium ujung hidung Rose sekilas dan memutar kursi agar kembali seperti semula. Bisa Jungkook lihat dari pantulan layar komputer bahwa Rose tersenyum malu malu. Astaga sangat menggemaskan mereka berdua.

--

Jungkook membawa segala kebutuhan untuk camping, tidak cukup banyak karena tenda dan keperluan camping lainnya sudah ia sewa di tempat. Sekarang kini Jungkook hanya tinggal berpamitan dan segera menjemput Rose di rumahnya.

"Ibu aku pergi dulu.." sahut Jungkook.

"Bawa ini, ada beberapa camilan untuk Rose." Jungkook mengerucutkan bibirnya.

"Jadi ini hanya untuk Rose saja? Sebenarnya anakmu yang mana ibu?" rengeknya manja.

"Sudah sana pergi!"

"Hahaha, iya. Katakan pada ayah aku pergi.."

Rose juga sama halnya, membawa kebutuhannya sendiri. Dia tidak akan membawa pakaian banyak karena hanya satu hari. Cukup satu ransel sangat sudah lebih dari cukup. Rose sangat senang hari ini karena ini adalah kali pertamanya pergi bersama Jungkook dan menginap, betapa gugupnya Rose menunggu Jungkook untuk datang. Ia bahkan sudah siap sebelum Jungkook memberi kabar sudah di perjalanan. Cukup lama menunggu sekitar 1 jam, Rose yang sedari tadi duduk di depan televisi tidak bisa berhenti tersenyum.

"Ayo berangkat!" tegur Jungkook dan memasuki dapur berpamitan kepada ibu Rose.

"Bibi, kami berangkat!"

"Iya hati hati kalian berdua, sudah ibu siapkan makanan untuk kalian." Ucap sang ibu dan memberikan tas jinjing pada Jungkook.

"Ibu kami berangkat dulu, sampai jumpa.."

--

Dalam perjalanan tak henti hentinya Rose tertawa renyah karena menonton acara komedi di ponsel membuat Jungkook jadi bosan dan sedikit mengantuk. Namun karena perjalanan sudah tinggal beberapa menit lagi, Jungkook menahan kantuknya agar segera sampai.

"Wah sunbae, ini sangat indah." Rose berdecak kagum sesampainya disana, di sebuah pegunungan dimana banyak sekali tenda tenda dan tempatnya yang dipenuhi hiasan mengagumkan. Orang orang juga sudah ramai, dari yang mendirikan tenda sampai yang sudah beristirahat.

"Kau belum pernah kemari?" tanya Jungkook sembari menuntun jalan menuju tenda mereka malam ini. Rose menggeleng pertanda bahwa ia memang belum pernah kemari.

"Kau sudah bawa baju hangat kan? Aku tidak mau berbagi jaket lagi, ingat itu!" Rose jadi mengingat ingat bagaimana dirinya sangat ceroboh mengenai masalah itu.

"Cih ia aku bawa kok. Apa masih jauh? Kenapa kita menjauh dari orang orang?" katanya karena sudah mulai lelah dan haus. Namun tiba tiba Jungkook berhenti dan berbalik.

"Tapi ngomong ngomong, kalau kau tidak bawa jaket. Aku bisa memelukmu semalaman. Ide bagus kan?"

"Ide bagus pantatmu!" tegurnya dan memukul lengan Jungkook.

"Ayo naik lagi, di atas lebih indah daripada disini. Percaya padaku!"

Sesampainya di atas, rasa pegal dan lelahnya Rose menghilang karena seolah Rose bisa melihat seluruh kota dari atas sana. Sangat bagus dan ia reflek memeluk lengan Jungkook dan menyandarkan kepalanya pada sisi bahu sang pria. "Terimakasih sudah membawaku ke tempat sebagus ini.."

Jungkook menoleh dan tersenyum ikut menyandarkan kepalanya pada kepala Rose, mengusap rambut dan kembali menatap kota.

Sudah jam 5 sore, Jungkook mulai memasak ramen dan memanggang daging. Sedang Rose kebagian membersihkan sayur dan menata beberapa makanan yang sempat ibunya dan ibu Jungkook siapkan. "Wuahh apakah para ibu mengira kita akan menginap disini seminggu? Ini banyak sekali.." pekik Jungkook karena ibu Rose dan ibunya membawa banyak sekali makanan.

"Ibu tahu kalau kau banyak makan sepertiku." Ucapan Rose berhasil membuat Jungkook tertawa dan pria itu kembali memanggang daging.

Makan malamnya sudah selesai, kini mereka berdua duduk berdampingan menghadap pemandangan kota dan sesekali bersenandung mengikuti segerombolan orang yang bermain gitar di sebelah tenda mereka. Namun tiba tiba Jungkook mengatakan sesuatu yang membuat Rose terkejut.

"Rose, aku menyayangimu. Sangat."

"Kenapa tiba tiba sekali?"

"Entahlah, aku hanya ingin mengatakannya. Agar kau tahu, aku tidak main main kali ini," lanjut Jungkook dan tersenyum manis, sangat manis dari biasanya. Rose tersenyum dan mengeratkan selimut yang ada di pelukannya.

"Apa yang membuatmu menyayangiku dengan sangat?"

Jungkook menyipitkan matanya dan berpura pura berpikir. "Memangnya harus ada alasan? Aku menyukai apa yang ada dalam dirimu semuanya."

"Ei termasuk jika aku sedang menyebalkan?" tanyanya menguji kejujuran Jungkook.

"Shh itu juga aku suka, kalau kau terus berlaku manis padaku tidak seru. Harus ada pertengkaran kan?" Kemudian Jungkook mengaduh kesakitan karena mendapat pukulan dari Rose.

"Tapi sunbae, aku penasaran. Kenapa seseorang lebih terbuka jika sedang bepergian. Mereka akan menunjukkan sisi sebenarnya pada orang lain. Seperti kenapa orang orang akan menyatakan perasaannya jika sedang berada di pantai atau di gunung? Atau dimanapun jauh dari rumah, seperti kau saat ini."

Tiba tiba Jungkook berpikir, memang benar. Rasanya ia mempunyai keberanian yang sangat besar sesampainya ia dan Rose di tempat ini. Entahlah, perasaan Jungkook sangat jauh lebih dari kata baik. Luar biasa. Hingga tak lama dari itu Rose tertidur, Jungkook bisa merasakan hembusan napas yang teratur dan berat badan yang Rose tumpahkan pada Jungkook sepenuhnya. Dengan perlahan Jungkook mengusap tangan Rose untuk membangunkan gadis itu. Sebenarnya bisa saja Jungkook menggendong, tapi tendanya terlalu rendah. Bisa bisa Jungkook terjatuh dan Rose yang akan marah karena terkejut.

"Bangun, tidur di dalam..."

"Mhh ayo tidur..." ucap Rose masih setengah sadar.

"Aku akan tidur setelah menghabiskan kopiku, ya? Tidurlah." Akhirnya Rose mengalah dan beranjak menuju tenda untuk segera tidur, sudah jam 11 malam ngomong ngomong apalagi Rose kelelahan karena mempersiapkan makan malam dan memasang tenda tadi.

--

Halo.. semuanya! Aku kembali! Cukup sudah ujian yang bikin stres kemarin. Aku bakal up lagi kaya biasanya, tapi kalau aku capek maafkan aku ya..

Okey see you! Terima kasih semua..... :*

When Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang