bayi gembul hilang

34.2K 2.3K 577
                                    

haiiii! ketemu lagi kita, huehehe

enjoy!

───────────

"Sayang cepetan ayo, kita udah telat ini loh!"

Haechan berjalan terburu-buru setelah berhasil memakai sepatu di kedua kakinya, kemudian menghampiri Junhyuck yang tengah asik memakan biskuit di dalam stroller. Menghela panjang, Haechan lalu mengusapkan tisu pada wajah bayinya yang sudah kembali kotor akibat cara makannya yang amatir. Padahal baru ditinggal sebentar.

"Sayang?"

"Ang?"

"Heh?" Haechan tertawa geli, menarik bibir kecil sang anak yang sudah tergelak puas dengan perut buncitnya yang terlihat naik turun setelah berhasil meniru ucapan papanya.

"Sabar!" Renjun menutup pintu kamar mereka dengan dengusan sebal, kemudian melempar kuncinya ke lantai dasar tempat Haechan berada. "Nyuruh aku cepet-cepet terus, dikata bawa buntelan segede gini nggak susah?" semburnya, sembari menunjuk perut besarnya.

"Lagian telat juga gara-gara kamu daritadi sibuk nggak mau bantuin aku."

Haechan tersenyum getir, menelan gugup salivanya saat kembali tak sengaja membuat Renjun marah. Pria itu lalu mengangkat Junhyuck dari dalam stroller, menggendongnya sembari menghampiri Renjun yang memang nampak kesulitan saat menuruni tangga.

"Hehe, maaf ya, Mama? Jangan cemberut gitu.." Haechan merengkuh pinggang Renjun, mengecup sekilas kening cemerlangnya saat Renjun hampir kembali menyemburkan api. Ia dengan hati-hati membantu si ibu hamil berjalan, sementara ia juga harus memastikan si bayi dalam gendongannya tetap stabil karena Junhyuck yang terus bergerak minta diturunkan.

"Papa! Giii yah?"

"Iya kita mau pergi, jalan-jalan," Haechan tersenyum lembut menjawab rasa penasaran si bayi yang sejak pagi nampaknya bingung dan kesal melihat kedua orangtuanya sibuk mondar-mandir. "Jangan ribut ya, gembul.. nanti kalau udah sampai tempatnya baru Papa turunin."

Seolah mengerti dengan ucapan papanya, bayi tiga belas bulan yang sejak tadi bergerak rusuh mengganggu langkah Haechan, mengangguk dengan semangat hingga rambut chocoball nya bergerak lucu. "Hung!"

Renjun berdecak pelan, niat hati ingin berkesal ria namun apa daya jika interaksi ayah dan anak itu terlihat sangat lucu di matanya seperti sekarang. Meski wajah Junhyuck adalah duplikat dirinya, namun tak memungkiri bahwa sifat sang anak merupakan duplikat dari Haechan. Pintar, namun juga jahil. Di usianya yang bulan lalu baru genap satu tahun, bayi itu sudah bisa berdiri dan berjalan dengan kedua kakinya. Ia juga kerap kali berbicara dengan bahasa Inggris, meniru dialog Haechan yang sering berbicara menggunakan aksen asing. Renjun saja sampai heran, bagaimana bisa bayi gembul itu dengan lancar meniru dialog sang papa sementara yang ditiru saja tidak sadar?

"Mama? Dik!!"

Renjun memiringkan kepalanya, tersenyum manis pada sang putra yang menunjuk perutnya dan menanyai kabar sang adik. "Huu ay yu, Dik?"

"Kkk~ Adik fine Hyungie~"

Junhyuck menutup mulutnya dengan kedua tangan, tersipu malu karena merasa adik bayi dalam perut sang mama benar-benar membalas sapaannya. Bayi laki-laki itu kemudian berbalik, menenggelamkan wajahnya yang merah dalam jas Haechan.

"Mau naik mobil yang mana?" tanya Haechan, setelah ketiganya sampai di depan pintu garasi. Meminta pendapat dua kesayangannya sembari memindai satu persatu mobil disana. Hanya tiga sih sebenarnya, Haechan saja yang bertanya seperti kebanyakan gaya.

uwugami | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang