"HUHUHU CAN!!"
Junhyuck dengan histeris berlari dari ruang tamu menuju dapur, hendak mengadu pada sang mama kalau papanya baru saja menjahilinya dan sekarang sedang tertawa sambil berguling-guling puas di depan televisi.
"HUHU... MA!"
"Ya ampun bayi gembul Mama kenapa ini?" Renjun yang baru saja akan memulai kesibukannya membuat cookies, akhirnya bergegas mencuci tangannya dari sisa adonan tepung. Ia lalu menunduk demi melihat sang anak yang sekarang sudah menangis tersedu-sedu sambil merentangkan kedua tangan minta digendong.
"Can tu!" adunya.
"Papa Haechan kenapa?"
Renjun dengan sedikit kesusahan membawa tubuh bulat putranya kembali ke ruang tamu, menghampiri Haechan yang sudah berlinang air mata karena terlalu banyak tertawa. Papa yang tingkat jahilnya memang terkadang melebihi batas itu nampaknya benar-benar berada di tingkat teratas dari kata puas setelah berhasil membuat Junhyuck menangis karena keisengannya.
Junhyuck menyembunyikan wajahnya pada perut besar Renjun, enggan menatap wajah Haechan karena takut akan kembali dibuat menangis.
Renjun baru saja akan melayangkan interogasi dadakannya pada sang suami, sebelum netranya menangkap sebuah benda yang tergeletak nahas di atas karpet. Itu adalah mainan Junhyuck, sebuah boneka yang bisa bergerak dan berbicara mengikuti intruksi dari pemiliknya. Dan seketika itu pula Renjun langsung paham. Terlebih kala melihat kepala boneka itu sudah terlepas dari tempatnya.
"Huhuhu.. Can akay!"
"Papa Haechan nya nakal ya, Mbul?"
"Hum.. huhu hiks! Mama.."
"Chan, kok bisa rusak gitu?"
"Bukan gara-gara aku loh. Tadi tuh mainannya didudukin sama si gembul, sampe kepalanya beneran lepas gitu. Ya udah aku takut-takutin dia, terus bilang 'hayoloh nanti Mama marah' gitu." bela Haechan sambil mencolek-colek ujung kaki Junhyuck yang langsung bergerak risih.
"Gitu doang?"
"Hehehe.." Haechan merangkak mendekati keduanya, tertawa gemas sambil mencium bokong Junhyuck yang kali ini terbebas dari tebalnya popok. Sama sekali tidak merasa bersalah karena telah membuat bayi kesayangannya menangis. "Aku juga bilang nanti malam bonekanya hidup terus makan Junhyuck—ssshh aw!"
"Nakal banget sih Papa Haechan!" Renjun dengan gemas mencubit pipi Haechan, kemudian menunjukkannya pada Junhyuck yang sudah berhenti dari tangis penuh dramanya. "Nih lihat, Papa nakalnya udah Mama hukum.."
Junhyuck mengerjapkan kedua bola matanya lucu, kemudian menggeser bokongnya turun dari paha Renjun. Tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya sebelum ikut mencubit pipi Haechan sebagai hukuman karena telah menjahilinya.
"Duh aduh, tolong dong! Pipi Papa kena serang nih!"
Junhyuck terkikik, lalu semakin menekan kulit pipi sang papa diantara jari-jarinya yang penuh lemak. "hayyooo pon yici!"
"Hahaha! Telpon polisi ya kalau ada yang nakal?" Haechan tak bisa menahan gelak tawanya ketika mendengar nada bicara dan kepolosan dari calon kakak itu. Iya, polos polos yang disukai Haechan karena hasrat jahilnya jadi bisa tersalurkan dengan baik.
"Iyah!"
"Jadi Papa mau ditangkap pak polisi dong?"
"Iyah!"
"Hahaha sini sini. Papa minta maaf ya udah bikin Mbul nangis.." Haechan dengan cepat mengangkat Junhyuck kembali ke dekapannya, mencium pipinya bertubi-tubi sambil terus mengucapkan kata maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
uwugami | hyuckren
Fanfiction[sequel best hubby] papa haechan, mama injun, dan para kecebongnya. !bxb; marriage life lee donghyuck x huang renjun 🐻🦊 side pair: nomin, lumark, sungtaro, etc. cover by: @hcrjside on twitter