ai yov yu

13.8K 1K 177
                                    

"Is is bwu.. is is ley.. is is eyyyooo.. is is...?" Junhyuck menghentikan gerakan tangannya pada salah satu krayon yang berjajar di atas meja. Kepala bulatnya mendongak, menatap mama yang sejak tadi mengawasinya sambil meninabobokan sang adik di pangkuan. "Mama.. is is?" tanyanya meminta bantuan.

Seraya menahan gemas, Renjun mengambil sebatang krayon berwarna ungu yang menjadi tersangka ketidaktahuan bocah gembul itu hingga berhenti mengeja. "this is purple, Hyungie!"

"Papey!"

"Pur-ple!"

"Brrrrrbey!!"

"Hahahaha! Purple sayangggg!" sambil tertawa, Renjun dengan gemas mencubit pipi anaknya hingga bocah itu cekikikan senang. Lalu tak lama setelah mengetahui warna krayon yang menjeda sesi belajarnya sore ini, Junhyuck kembali duduk anteng dengan kertas gambarnya yang kini penuh coretan warna-warni.

"Papa is is bwuuu!" Junhyuck memberikan cengirannya begitu selesai mewarnai satu sosok gepeng yang sebelumnya Renjun lukis dan dianalogikan sebagai sosok Haechan. Aduh, sosok suaminya di atas kertas itu kini jadi terlihat seram sebab warna biru gelap dari ujung kaki sampai kepala menutupinya. Wajahnya yang sudah Renjun lukis sedemikian rupa bahkan kini sudah tak terlihat, entah di mana mata di mana hidung.. semua benar-benar jadi warna biru.

Renjun sontak terkikik, apalagi saat melihat sosok di sebelah gambar Haechan alias dirinya yang nasibnya juga hampir sama, tertutupi dengan warna kuning cerah. Hanya bedanya, bagian kepala Renjun tidak diwarnai seperti Haechan.

"So, is your favorite color blue, hm?" Renjun mencium gemas pipi tembam Junhyuck sambil dengan hati-hati memindahkan Chenle yang sudah terlelap ke atas sofa.

"Bwu.." sambil terkikik, Junhyuck yang senang karena melihat tempat duduk favoritnya (read; paha mama) kini sudah kosong, pelan-pelan membawa bokongnya ke sana dan duduk dengan nyaman. Ia dengan gembira lalu menyambut high five yang diberikan sang mama sebagai apresiasi atas kegiatan sore mereka. Bocah bulat itu benar-benar senang kalau mamanya sudah mengajaknya bermain warna seperti sekarang, apalagi saat ia diberikan kebebasan untuk membawa goresan krayonnya yang beragam itu ke setiap sudut rumah.

Beruntung krayon yang dibelikan oleh Kakek Yuta nya itu adalah krayon dengan kualitas baik, sehingga sang mama bisa langsung membersihkan hasil coret-coretnya dari dinding supaya rumah mereka bisa tetap terlihat bersih dan terawat.

"Tangannya kotor sayang, cuci tangan dulu ya.." Renjun dengan lembut menghentikan gerakan tangan Junhyuck yang diam-diam bergerilya di dadanya, berusaha menjamah sumber susu yang sejak siang diinvasi oleh adik Lele nya.

Junhyuck sontak cemberut mendengar ucapan mama. Dia kan ingin cepat-cepat minum susu sambil dipuk-puk bokong dan kepalanya, seperti si Lele gendut, huh! Lagipula tangannya yang kotor dengan noda krayon ini kan bisa dibersihkan nanti.

"NEN!!"

Renjun mengerjap kaget saat Junhyuck tiba-tiba berteriak. Ia lalu memiringkan kepalanya sambil matanya yang minimalis itu menelisik si sulung yang kini sedang memelototinya dengan raut lucu.

"NEN!" teriak Junhyuck sekali lagi, seolah menuntut mama untuk membiarkan ia dengan cepat mendapat jatah susunya tanpa mempedulikan kedua tangan gendutnya yang kotor.

"Ndak boleh teriak-teriak gitu, bayi!" Tak mau kalah, Renjun balas menatap Junhyuck dengan raut garang yang dibuat-buat. Yang bukannya membuat Junhyuck setidaknya merasa takut, justru malah membuat bocah itu tertawa cekikikan.

Renjun lantas menepuk keningnya gemas, anaknya Haechan ini benar-benar tidak ada takutnya ya.

"Yeh nen? Yah.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

uwugami | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang