Dulu, jauh sebelum Junhyuck lahir, Haechan dan Renjun pernah sama-sama antusias saat membicarakan perihal kamar yang akan ditempati oleh bayi laki-laki itu. Seperti Renjun, yang menginginkan adanya sebuah kamar dengan nuansa serba biru atau kuning— warna kesukaannya— ditambah dengan banyak perlengkapan bayi yang lucu-lucu mengisi setiap sudut kamar. Atau Haechan, yang menginginkan sebuah kamar bernuansa avengers, dengan ranjang tingkat di sudut yang mendeskripsikan bahwa nantinya akan ada dua bayi lucu yang saling berpelukan menempati ranjang tersebut.
Namun kenyataannya tidak semanis itu. Tidak ada kamar khusus, tidak ada kuning yang mendominasi, tidak ada juga miniatur para heroes yang mengisi sudut. Keduanya, pada akhirnya sepakat untuk tidak memberikan kamar pada anak-anak, setidaknya sampai mereka siap.
Namun, bukan berarti kamar impian mereka tidak terealisasi.
Di dalam rumah yang penuh kehangatan ini, keduanya membuat sebuah kamar luas dengan gabungan masing-masing mimpi. Tema avengers yang dimau Haechan, digabung dengan serba terang yang dimau oleh Renjun. Menghasilkan sebuah kamar dengan desain dan konsep yang unik, namun tetap nyaman untuk disinggahi. Terbukti dengan si papa muda yang kerap tidur-tiduran sampai terlelap sungguhan saat datang ke mari. Lantaran suasana kamar yang nyaman dan dingin, katanya.
Seperti malam ini misalnya, tepat saat notasi menunjukkan angka dua belas lebih sekian, Haechan yang baru saja selesai dengan revisi tugas guna kelengkapan nilai ujiannya, masuk ke kamar impian tersebut hanya untuk merasakan dinginnya kasur kecil yang digadang akan menjadi milik salah satu dari bayi-bayinya.
Lalu jika biasanya papa tampan itu hanya akan diam dalam posisi tengkurap dan wajah menempel pada guling sampai tidak sengaja terlelap, maka malam ini, suasana hatinya yang agak tidak baik mendorong anggota badannya untuk melakukan hal lain yang kita sebut saja, menginvasi.
Kedua tungkai Haechan berjalan menyusuri ruangan dari ujung ke ujung, memperhatikan detail kenangan yang Renjun letakkan secara manis di sana. Seperti surat-surat yang diberikan oleh teman-teman juga keluarga saat Junhyuck lahir, foto-foto Junhyuck yang masih berupa USG, bayi merah, sampai sebesar sekarang, atau foto-foto dirinya dengan Renjun yang terlihat seperti remaja baru jatuh cinta. Semuanya, secara manis disejajarkan, dirangkai sedemikian cantik dengan bubuhan tanggal, bulan, dan tahun oleh istrinya.
Haechan tersenyum geli, kemudian mengambil satu lembar foto saat dirinya baru saja keluar dari ruang operasi dengan mata sembab dan hidung memerah. Foto yang secara sengaja diambil oleh Shotaro, yang akan selalu mengingatkannya bahwa mempertahankan Renjun dan Junhyuck untuk tetap berada disisinya bukanlah hal yang mudah. Banyak sekali duri dan kerikil yang harus dilewati, sebelum sekarang dia bersama keluarga kecilnya bisa hidup senang dengan tawa riang dari jagoan kecilnya. Jagoannya, yang saat itu juga hampir hilang dari tatap dunia.
Dibalik foto, bisa ia lihat ada goresan panjang berwarna hitam yang ditulis oleh Renjun dengan bubuhan gambar hati.
💌
Hi, Papa, I can see you clearly now, hihihi!Sorry to make you cry, I didn't mean that way :( I just feel surprised by the earth's air and a strange atmosphere other than my mother's womb 😱
"Gemes banget sih?" Haechan terkekeh, lantas mengecup goresan polos itu dan meletakkan fotonya kembali ke tempat semula.
Belum puas, tangannya dengan lihai kembali menjelajah pada puluhan— atau mungkin sekarang sudah ratusan— foto, juga surat warna-warni yang tergantung di dinding kamar. Hingga akhirnya berhenti pada sebuah surat berwarna biru, dengan foto bayi Junhyuck yang dijadikan sebagai stiker perekat.
Hi, Papa!
Tunggu, kening Haechan berkerut dalam saat menyadari bahwa ia tidak pernah melihat surat ini sebelumnya. Apakah Renjun baru saja membuatnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
uwugami | hyuckren
Fanfiction[sequel best hubby] papa haechan, mama injun, dan para kecebongnya. !bxb; marriage life lee donghyuck x huang renjun 🐻🦊 side pair: nomin, lumark, sungtaro, etc. cover by: @hcrjside on twitter