Kun itu pecinta kucing. Tidak ada istilah lain yang pantas disematkan pada pria tampan kelahiran Januari yang hari-harinya selalu dilalui dengan mengurus kucing itu. Di dalam mobil mewahnya bahkan, ia tidak lupa untuk selalu membawa seplastik besar makanan kucing untuk diberikan pada kucing-kucing liar yang kelaparan di jalan. Sesekali saat sedang senggang, ia juga akan ikut dengan beberapa relawan menyelamatkan kucing sakit untuk dibawa ke dokter hewan.
Masih ada lagi, kakak laki-laki dari Renjun ini juga sudah memiliki tujuh kucing berbagai jenis yang ia rawat seperti anak sendiri. Dari kucing jalanan sampai british short hair, semua berkumpul jadi satu di kediaman Nakamoto.
Termasuk Eren, kucing gendut jenis Persia yang umurnya menyamai sang keponakan dan kini harus ia hibahkan secara ikhlas kepada keluarga kecil adiknya, karena Eren sendiri nampak tidak ingin lepas dan seolah memiliki ikatan dengan Junhyuck setelah delapan hari keduanya tinggal bersama.
"Kalau nanti sakit atau kenapa-kenapa langsung bawa ke Kakak aja ya, Dek? Biar Kakak liat dulu, soalnya Eren nih tipe kucing yang jarang sakit,"
Renjun menghela napas melihat kakak laki-lakinya yang seolah nampak berat berpisah dengan kucing gendut itu. "Kak Kun, Njun ikut ngurus kucing-kucing punya Kakak dari lama loh kalau lupa,"
"Ya tetep aja, dia kan kucingku." Kun mencebik rendah. Matanya kemudian beralih pada adik iparnya yang nampak tak acuh bersandar pada pintu kemudi mobil. "Chan, tanggung jawab lo nambah satu nih sekarang," ucapnya sembari menunjuk Eren dan seluruh barang-barangnya yang sudah berada dalam bagasi.
Haechan mengangguk, tak bisa berbohong bahwa sejujurnya ia merasa sedikit tidak ikhlas untuk turut membawa kucing itu ke rumahnya. Tapi bagaimana lagi, kedua kesayangannya bersikukuh dan kompak membujuknya dengan wajah memelas yang sayangnya sangat menggemaskan. Entah darimana juga Junhyuck belajar merayu dengan wajah seperti itu. "Iya Kak," jawabnya seadanya.
"Bener bisa tanggung jawab, nggak? Kucing kesayangan gue nih,"
"Lihatlah adikmu wahai kakak ipar. Tidak nampak kekurangan sedikitpun karena adik iparmu ini benar-benar seorang lelaki yang bertanggungjawab.." Haechan mengangkat kedua tangannya sambil berucap dramatis, menggambarkan presisi Renjun yang berdiri sempurna di sebelahnya pada Kun yang mengedikkan bahu dengan raut geli.
Haechan berdehem kikuk, "maksudnya, santai aja Kak, Eren udah sohiban gitu sama si gembul lagian. Gue pasti tanggung jawab kok, meskipun gue nggak ngerti urusan perkucingan hehe.."
Kun menghela napas panjang, sangat panjang sampai bahunya naik melebihi posisi awal. Pria yang hampir berkepala tiga itu lantas mengangguk, berusaha tegar untuk menghadapi kenyataan bahwa kucingnya yang paling pemalas itu akan hidup bersama majikan baru.
"Eren harus jadi anak baik ya? Nggak boleh repotin Injun ya? Nggak boleh juga nakalin Junhyuck sama adiknya nanti ya? Kalau buang kotoran nggak boleh sembarangan loh ya? Jangan males-malesan, bantuin Injun kalau Injun kerepotan di rumah. Janji ya Eren? Hei Eren, kamu dengerin nggak sih?"
"Miaw!"
Eren mengusakkan kepalanya pada lengan Kun yang terulur, seolah mengerti pada semua wejangan yang mantan majikannya berikan. Membuat Kun sontak mengusap sudut matanya haru.
Melihat drama pagi hari yang tak kunjung usai, Renjun lantas merotasikan kedua matanya. "Rumah kita bukan ada di ujung dunia sampai Kak Kun harus sesedih itu kali," ujarnya gemas.
"Iya iyaa!" Kun mengangkat tubuh kucingnya, berjalan memutari mobil dan membuka pintu belakang. Dengan penuh keikhlasan ia letakkan tubuh gendut penuh bulu Eren ke atas jok disebelah Junhyuck, kemudian menutup pintu mobil tanpa sepatah katapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
uwugami | hyuckren
Fanfiction[sequel best hubby] papa haechan, mama injun, dan para kecebongnya. !bxb; marriage life lee donghyuck x huang renjun 🐻🦊 side pair: nomin, lumark, sungtaro, etc. cover by: @hcrjside on twitter