sekretaris guan 👨‍💼

8.9K 911 65
                                    

chapter ini selingan, isinya cuma kerandoman papa haechan sama sekretaris guanlin, si penggemar nomor satu nya mama injun. xixi, enjoy :D

─────────

Merdu kicau burung gereja yang bersandingan dengan pongahnya terik matahari, menyambut langkah tegap Haechan saat pria itu keluar dari sebuah restoran ternama seusai menghadiri rapat dadakan dengan para petinggi anak perusahaan papanya. Pakaian formal yang dikenakannya dari rumah sudah terlepas, digantikan setelan semi kasual yang sangat pas dengan proporsi tubuhnya, namun tetap terlihat menawan dan tak menghilangkan kesannya sebagai pimpinan.

"Loh, Guanlin? Saya pikir kamu udah pulang," berjalan menuju lobi parkir, Haechan menemukan Guanlin yang berdiri di depan kap mobil dengan wajah tertunduk lesu. Sambil tertawa kecil, pimpinan muda itu lalu menepuk pundak sang sekretaris dan mengajaknya masuk ke dalam mobil. "Harusnya kamu nunggu di dalam aja biar nggak panas. Sekalian makan siang bareng saya," sambungnya berujar.

Guanlin menanggapi ucapan Haechan dengan tawa canggung, sambil dengan fokus membawa Audi abu-abu itu kembali ke arah kantor.

Sejujurnya, pemuda september itu sangat tidak menyukai atmosfer garing seperti ini. Diam-diam saja dengan sang bos terlebih dalam lingkup kecil begini bukanlah gayanya sekali, sebab biasanya ia akan dengan sibuk berkelakar dan menanyakan ini itu pada pimpinannya, atau.. membicarakan gosip terbaru yang beredar di penjuru divisi meski Haechan tak antusias menanggapi.

Tapi kali ini, ia yang secara tak sengaja baru saja melakukan kesalahan yang entah bisa dimaklumi oleh bos nya atau tidak, dengan sukarela membiarkan atmosfer tak menyenangkan tersebut mencekik diri dan membiarkan mobil hanya diisi sunyi. Tidak ada kelakar, tidak ada tanya, dan tidak ada gosip, sebab keseluruhan dirinya sekarang sedang dilanda cemas. Terbukti dari kedua tangannya yang tampak pucat dan terasa dingin di kemudi, juga wajahnya yang super tegang sudah nampak seperti karyawan baru sedang di-ospek.

"Kamu udah makan siang belum?" Haechan mengalihkan pandangannya dari iPad di tangan, pada Guanlin yang entah sejak kapan sudah berkeringat dingin padahal ac di dalam mobil sudah melakukan tugas dengan baik.

"A-ah, sudah, Pak. Tadi sebelum anak-anak pulang, kami sempat makan siang di kafetaria,"

"Yah, sayang banget. Padahal saya mau traktir kalian makan enak."

Guanlin refleks membolakan mata saat pimpinannya ini tiba-tiba mengucapkan satu kata sakral yang sejujurnya, sedikit membuat para anak buah di perusahaan merasa trauma. Iya, bos mereka yang kadar kejahilannya itu sudah next level sampai kadang tidak tahu situasi dan kondisi, beberapa waktu lalu pernah menjahili para karyawannya di jam makan siang. Ia yang biasanya tidak pernah datang ke kafetaria kantor karena membawa bekal dari rumah, siang itu tiba-tiba datang dengan senyum lebar seperti seorang psikopat.

Sambil berkeliling dari meja ke meja, pria itu berkata, "kalian ini kok makannya sedikit sekali? Kalah loh sama anak saya. Kenapa? Makanan di sini nggak enak ya?"

Para karyawan kompak menggeleng, sebab porsi makan mereka yang terlihat sedikit bukan karena makanan di dalam kafetaria kantor tidak enak, melainkan karena.. harganya lumayan menguras dompet.

Dan setelah itu, masih sambil senyum-senyum tidak jelas, Haechan mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompetnya. "Khusus hari ini, kalian harus makan yang banyak. Ambil apapun yang kalian mau makan di sini ya, saya traktir." ucapnya sambil mengerling, lalu berjalan menuju meja salah satu kedai dan meninggalkan kartunya di sana.

Spontan, berbondong-bondong mereka yang memang lapar dan sangat ingin mencicipi makanan dengan label mahal di kafetaria kantor pun kalap ketika melihat sang bos yang dengan santai meletakkan kartu miliknya di meja. Mereka, jelas langsung merealisasikan pinta Haechan untuk makan yang banyak.

uwugami | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang