minta maaf

11.7K 1.2K 154
                                    

"M-Mama..."

Renjun baru saja selesai dengan urusan masak-memasaknya saat tiba-tiba dari arah pintu dapur, ia mendengar suara memanggil yang terdengar cadel dan lirih. Dengan wajah bingung bercampur lelah, ibu hamil itu lalu menolehkan kepala dan menemukan pemandangan yang hampir membuatnya salah sangka.

"Diapain lagi anaknya, Pa?" Renjun mengambil alih Junhyuck dari gendongan suaminya, kemudian mengecup lembut pipi dan seluruh wajah bulatnya yang basah dengan air mata. Tak habis pikir, bagaimana bisa Haechan sesenang ini membuat anaknya menangis.

"Bukan gara-gara aku lho, Ma, sumpah!" Haechan mengangkat kedua tangan, menyangkal tuduhan istrinya dengan heboh. "Coba tanya sendiri, kenapa dia nangis bawang begitu. Huuuuu, Mbul nangisan!"

Renjun sontak melotot, memberi tatapan super tajam pada suaminya karena bukannya memberi ide atau melakukan sesuatu yang bisa membuat bayi buncit mereka tenang, pria itu malah semakin gencar meledek Junhyuck hingga membuat tangisannya yang sempat reda kembali terdengar.

"Anak Mama kenapa, hm? Diapain lagi sama Papa?" Renjun mengusap-usap punggung Junhyuck yang bergetar sambil berusaha mengenyahkan tangan Haechan yang asik mengusili pipi gembulnya.

"Hiks— Po.. Po nanis, hiks.."

"Po? Dongpyo?"

Merasakan sebuah anggukan kecil di lehernya, Renjun kemudian berdehem. Masih dengan Junhyuck yang menempel erat di tubuh depannya bagai anak koala, ibu hamil itu berjalan menuju meja makan sembari mengisyaratkan suaminya agar membawa semua masakannya yang sudah matang untuk ditata ke atas meja. 

"Dongpyo nya kenapa sayang?"

"Nis, M-Mama.. hiks— di akay, nanis Po!"

Haechan yang paham akan kebingungan istrinya lantas menyela, sambil mencuri kecupan singkat di rambut halus keduanya. "Tadi waktu lagi main di depan, Dongpyo sama ayahnya dateng, Njun. Terus karena dua bayi itu kesenengan ketemu, akhirnya kita biarin mereka main berdua. Masih aku awasin sambil ngobrol dikit-dikit sama ayahnya Dongpyo soal investasi bodong yang lagi rame itu. Tapi nggak lama kita denger Dongpyo nangis, dan pas aku liat taunya dia nangis karena dipeluk sama Junhyuck, kkk~"

"Hah? Nangis karena dipeluk?"

Haechan mengangguk sembari menyendok krim sup hangat buatan istrinya. "Junhyuck meluk Dongpyo kaya Lucas lagi meluk dia, alias nggak santai banget. Kekencengan itu si bayi meluknya. Jadi ya mungkin Dongpyo kaget atau sesek, jadinya nangis deh.."

"Hahhh.. ya ampun.." Renjun bingung harus bereaksi bagaimana sekarang. Disatu sisi dia sedih melihat bayi gembul kesayangannya menangis, tapi disisi lain juga dia merasa lucu kala mendengar alasan dari tangis bawang bayi itu.

"Terus si gembul kenapa ikutan nangis ini? Hahaha!" Renjun terkekeh, lalu dengan gemas mendekap erat si buntalan lemak, menggoyangnya ke kanan dan kiri hingga menimbulkan respon lucu dari Junhyuck yang langsung memegangi kedua sisi kepalanya sambil memejamkan mata.

"Nan, M-Ma, tuh! Yaya Di tuh!"

Haechan selaku papa sekaligus penerjemah bahasa para bayi mengangguk-angguk sambil memakan potongan kedua ayam gorengnya. "Jangan ya Mama, jatuh! Pala Andy jatuh!"

Renjun tertawa geli, "lama-lama anakku ngikutin kamu Chan randomnya,"

"Ya bagus dong. Masa mau ngikutin Papa Yuta? Jadi serem nanti, hihhh!"

"Hush!" Renjun menaruh jari telunjuknya di depan bibir Haechan yang masih sibuk mengunyah, lalu melebarkan kedua matanya lucu. "Hati-hati, siapa tau Papa Yuta naruh penyadap suara disini terus dia denger, dan kamu dihukum nanti.. hihhh serem!"

uwugami | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang