tayo 🚍

14.5K 1.5K 208
                                    

Renjun menepuk-nepuk bokong bulat Junhyuck sambil bergumam manis di telinganya, membangunkan bayi itu dari tidur lelapnya dengan selembut mungkin. Tidak ingin membuat bayi gembul itu kembali menangis, karena semalam ia sudah cukup lelah begadang mengurus si bayi yang rewel karena mencari keberadaan Haechan.

"Eoh annyeong!" Renjun tersenyum cerah, bersuara dengan riang begitu Junhyuck akhirnya membuka mata. Ibu hamil itu menunduk, menyematkan kecupan penuh cinta di sekujur wajah sang anak. "Selamat pagi, Mbul!"

"M-Mama.. nyong.."

Renjun terkekeh lucu mendengar Junhyuck yang berusaha membalas sapaannya dengan aksen cadel. Diangkatnya tubuh Junhyuck ke atas pangkuan, membuat bayi itu secara refleks langsung meraba dadanya guna mencari puting susu.

"Mbul lapar?"

Renjun melepas satu persatu kancing kemejanya, membiarkan sang anak mendapat asupan pertamanya di pagi ini. Tangannya dengan telaten menyisir helaian rambut Junhyuck yang lebat nan panjang, kemudian beralih pada pipi kemerahan duplikat dirinya.

cpk!

Junhyuck melepas mulutnya dari puting Renjun begitu perutnya sudah terasa penuh. Tersenyum lebar, seraya menunjukkan giginya yang sudah tumbuh beberapa. Tangan mungilnya terangkat, membelai wajah sang mama sambil bergumam menyenandungkan sebuah lagu dari kartun yang akhir-akhir ini sering ia tonton bersama Shotaro.

"Ya ya yo~"

Renjun tertawa gemas, "Tayo?"

Junhyuck melebarkan kedua mata sipitnya, terkekeh riang begitu Renjun menyebut kartun favoritnya. Ia dengan sempoyongan berusaha bangun, menarik tangan Renjun sembari menunjuk pintu keluar.

Renjun menggelengkan kepala, mengarahkan pandangannya pada bagian bawah Junhyuck. "Hayo siapa yang popoknya penuh, hm?" godanya.

"Ayo Adek mandi dulu, habis ini bangunin Shotaro Hyung, baru tonton tayo sama-sama, okay?"

"Yayo yung!"

"Iya ayo mandi sama Mama,"

Renjun perlahan turun dari ranjang, disusul Junhyuck yang langsung mengangkat kedua tangan padanya. Huh! Ini adalah satu dari sekian banyak hal berat yang harus Renjun hadapi selama kehamilan keduanya. Junhyuck yang masih sangat kecil, tentu saja membutuhkan kasih sayangnya sebagai seorang ibu meski hanya afeksi-afeksi ringan seperti menggendong. Namun dengan kondisi kehamilannya yang semakin tua, pun dengan perutnya yang semakin membesar, ia sedikit kesulitan untuk memenuhi permintaan si sulung.

Namun Renjun juga tidak bisa menolak jika Junhyuck menatapnya dengan pandangan polos seperti itu.

Hup!

Renjun tertawa kecil, merasa sesak saat ia harus berjalan sambil membawa dua buntalan.

"Eoh, Renjun.."

"Papa? Mau berangkat?" Renjun menghentikan langkahnya saat Yuta datang menghampirinya dengan setelan rapih.

Yuta mengangguk, "iya, Papa ada meeting.." balasnya. "Semua orang kebetulan lagi nggak ada di rumah, kamu nggak apa-apa?"

"Santai, Pa. Masih ada Shotaro sama pekerja disini, kan?"

"Ah iya," Yuta tersenyum lembut, kemudian beralih menyapa cucunya.

"Makin gembul aja iniiii.." pria itu dengan gemas menghisap pipi tembam Junhyuck sampai bayi itu tertawa kegelian. Menimbulkan gelak tawa yang sama dari dua orang lain disana.

"Ya udah kalau gitu Papa berangkat. Kalau butuh apa-apa kamu langsung bilang ya, Njun? Di rumah aja, jangan kemana-mana.."

"Iya iya, Pa. Hati-hati!"

uwugami | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang