Jarum jam masih menunjuk angka dua lebih seperempat ketika Renjun terbangun dan mengerang rendah pertanda kesal, akibat suara berisik yang ditimbulkan oleh suaminya. Pria manis itu mengucek matanya sebentar, memposisikan diri untuk duduk dengan susah payah sebelum bertanya dengan suara serak pada Haechan yang kini sibuk memakai celana panjang dan jaket denimnya.
"Haechan? Mau kemana?"
Haechan menoleh, menghela napas penuh sesal ketika akhirnya membuat Renjun terbangun. "Hah! Aku udah berusaha buat nggak keluarin suara padahal, tapi kamu tetap kebangun. Maaf ya?" gumamnya, seraya mengusap kening Renjun.
Renjun mengangguk. Kelopaknya yang masih belum terbuka sempurna itu memperhatikan dengan lekat wajah suaminya yang tampak segar, seolah pria itu memang belum terserang kantuk. "Nggak apa-apa. Kamu ngapain tengah malem gini?"
Haechan meringis. Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sebelum memberikan ekspresi aneh pada istrinya. "Hehe.. aku gregetan pengen makan gaebul. Habis nonton di TV tadi sore jadi kepingin coba," ujarnya. "Aku nggak bisa tidur dari tadi, kepingin banget makan itu.."
"Hah?!"
Renjun menepuk-nepuk pipi Haechan, membuka lebar kedua kelopak mata pria itu dengan jarinya. "Ngigau ya kamu?" kejutnya.
"Enggak dih, beneran ini.."
"Udah malem gini ih, yang bener aja? Nggak, nggak ada. Tidur aja sini, besok baru kita cari ke pasar," Renjun menarik kedua tangan Haechan, memaksa pria itu untuk kembali berbaring dan memeluknya tidur. Namun Haechan menolak, mempoutkan bibirnya karena keinginannya yang satu ini benar-benar sudah diluar batas alias Haechan tidak lagi sanggup menunggu sampai esok.
"Aku ngidam loh inii~" rengeknya.
"Aku yang hamil kok kamu yang ngidam?"
"Ya kan dari awal juga gitu?!" Haechan mendesis. Kembali mengingat masa awal kehamilan kedua Renjun yang benar-benar membuat dirinya kerepotan. Mulai dari ia yang merasakan mual-mual di trimester pertama hingga berat badannya berkurang drastis, kemudian perubahan mood yang juga tidak ia mengerti, lalu fase mengidam yang tak kunjung usai meski usia kandungan Renjun sekarang sudah memasuki tujuh bulan. Sedangkan Renjun hanya kebagian sisanya. Ibu hamil itu tidak mengalami mual seperti Haechan, tidak juga merasakan fase ngidam, hanya perubahan mood nya saja yang menurut Haechan menjadi lebih menyeramkan.
"Bucin sih!" Renjun mencibir, tertawa kecil saat mengingat ucapan mamanya, bahwa hal seperti ini biasa terjadi karena sang suami sangat mencintai istrinya. Dan ya, Winwin mengatakan itu berdasarkan pengalaman pribadinya. Dimana Yuta yang seolah menggantikan semua rasa tidak nyamannya selama ia mengandung Renjun.
"Emang kamu nggak bucin aku?" balas Haechan dengan vokal yang terdengar sendu.
"Nggak tuh, aku bucinnya sama Lee Donghyuck!" Renjun tertawa lagi. Dengan gemas menarik wajah Haechan untuk ia cubit pipinya yang sekarang semakin terlihat berisi. "Tumben ngidamnya masih masuk akal? Biasanya aneh!"
"Nggak pernah aneh ah aku, masih bisa dicari juga,"
Renjun menaikkan sudut bibirnya tak terima. "Dih? Penipuan!"
Kalau kalian mau tahu, ngidamnya Haechan itu kerap kali sangat aneh dan menyebalkan. Pernah sekali, pria tampan itu ngidam makan kaviar. Namun bukan kaviar yang biasa dijumpai di resto mewah, melainkan kaviar yang dijual langsung dari Belgia.
Renjun tentu saja dibuat pusing karena Haechan menolak semua kaviar berharga mahal yang dibawakan oleh sekretarisnya dan kemudian menangis dramatis karena katanya, ia benar-benar menginginkan kaviar langsung dari negara penghasil coklat terbaik itu. Dengan kata lain, Haechan ingin terbang langsung ke Belgia dan menikmati kaviar disana. Johnny bahkan harus turun tangan saat Guanlin mengadukan tingkah anaknya yang mogok ngantor hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
uwugami | hyuckren
Fanfiction[sequel best hubby] papa haechan, mama injun, dan para kecebongnya. !bxb; marriage life lee donghyuck x huang renjun 🐻🦊 side pair: nomin, lumark, sungtaro, etc. cover by: @hcrjside on twitter