perkara bulu ketiak

12.8K 1.3K 310
                                    

Haechan tidak mengerti bagaimana bisa perkara cukur bulu ketiak bisa sampai sepelik ini. Tadi pagi sebelum berangkat ke kantor, Haechan yang seperti biasa bangun lebih pagi dari Renjun berinisiatif untuk mencukur bulu ketiaknya yang dirasa sudah terlalu err.. lebat. Selain mengganggu penampilan, bulu-bulu halus itu juga sedikit mengganggu dirinya dalam beraktivitas. Alhasil, kumpulan bulu halus itu pagi ini hempas dari ketiaknya, terjun bebas ke lantai dan berakhir ke tempat pembuangan.

Namun ternyata, bulu-bulu yang baru saja tiada itu membawa petaka bagi Haechan.

Iya, sebuah petaka kecil di pagi hari karena istrinya yang paling cantik dan manis sedunia itu marah. Bangun tidur hanya memberikannya senyum sedetik, setelah itu lenyap digantikan wajah cemberut setelah melihat Haechan yang kala itu hanya memakai celana pendek tanpa atasan, mengangkat kedua tangannya.

Sebenarnya tadi, Haechan berniat pamer pada Renjun atas hempasnya si bulu-bulu halus. Namun siapa sangka, Renjun malah merajuk.

"Injunieeeeee.."

Renjun sedang menaruh adonan roti ke dalam oven saat ia merasakan sebuah tangan melingkari pinggangnya. Tanpa repot menoleh pun dia tahu siapa pelakunya. Tentu saja si bayi besar yang manjanya melebihi bayi sungguhan mereka.

"Kamu marah ya?" Haechan memiringkan kepala, berusaha melihat wajah Renjun yang tertekuk. 

"Enggak tuh,"

"Ah bohongggggg!" Haechan mencubit lembut pipi berisi Renjun, kelewat gemas dengan semua tingkah polah istrinya yang semakin random menjelang kelahiran.

"Kamu suka banget ya sama bulu ketek ku?"

"Ish, sana deh Echan jangan ganggu dulu! Nanti kalau rotinya gosong aku marah ya!"

Haechan menggeleng, enggan melonggarkan pelukan meski Renjun sudah ribut memukul-mukul ringan tangannya. Pria yang sudah rapih dengan setelan kantornya itu beralih menciumi tengkuk Renjun, menghirup aroma bangun tidur istrinya sambil memejamkan mata.

"Kamu wangi bangettt!"

Renjun merotasikan kedua mata, membiarkan si bayi besar membuntutinya sementara ia mengeluarkan roti yang sudah matang untuk disajikan. "Jauhan sana!"

"Nggak mauuuu, kamu lagi marah masa aku tinggal?"

"Aku nggak marah,"

"Bohong,"

"Nggak ya, Echan.."

"Kalau nggak bohong coba cium aku," Haechan memajukan bibirnya, mencoba mendapatkan jatahnya yang tertunda. Namun Renjun malah memalingkan muka, begitu saja beranjak dari posisinya sambil membawa potongan roti dan selai coklat ke meja makan.

Masih dengan bibir yang dimajukan, Haechan melangkahkan kakinya tanpa semangat menyusul Renjun yang sudah duduk manis sambil meminum susu. Papa tampan itu benar-benar tidak mengerti dengan segala macam keanehan yang dilakukan oleh istrinya. Selain merajuk hanya karena perkara bulu ketiak pagi ini, di hari-hari sebelumnya bahkan Renjun juga sering tiba-tiba merajuk, marah, bahkan menangis, dengan latar belakang dan alasan yang berbeda.

Misalnya saja dua hari lalu, saat ia menemukan Renjun yang tiba-tiba menangis sambil memeluk boneka beruang besar pemberiannya. Awalnya Haechan khawatir, berpikir bahwa tangis dramatis Renjun ada kaitan dengan kondisi kandungannya. Namun ternyata praduga nya salah. Mama cantik itu ternyata menangis karena tidak tega dengan bibi penjual odeng yang keberadaannya tidak sengaja muncul dalam sebuah drama. Katanya, para aktor dan aktris di sana jahat karena tidak membeli odeng dari si bibi dan hanya mondar-mandir lewat seolah bibi itu tidak terlihat.

Tidak berhenti sampai disitu, rupanya Renjun juga sempat menyiksa Haechan dengan meminta suaminya pergi ke tempat syuting dan membeli odeng dari gerobak sang bibi.

uwugami | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang