"Tidak ada..aku hanya kelelahan.." kata Roy.
"Hm..baiklah.." sahut Nanda.
Tak lama kemudian, mereka sampai dan Nanda terdiam di teras sambil memandangi langit. Roy pun perlahan duduk disamping Nanda dan menatapnya.
"Kau kenapa?" kata Roy pelan.
"Tak ada..aku baik kok..! Hm..aku sangat senang karena dihari ulang tahunku..aku bisa seperti ini.." Nanda senang sambil menatap langit.
"Nan..aku mau bertanya sesuatu.." kata Roy tiba-tiba.
Nanda menoleh dan tersenyum manis. Wajah Nanda masih di tutupi oleh riasan wajah ala wanita Jepang.
"Hm..ada apa ya?" tanya Nanda.
"Hm..aku..aku..hm..bagaimana ya aku mengatakannya padamu..hm..!" Roy nampak gugup dan menunduk.
Nanda sedikit heran dan menatapnya dengan senyuman. Dan secara langsung Roy menggenggam tangan Nanda dan menunduk. Nanda kaget bukan main dan menatap Roy dengan wajah yang memerah.
"Hm..bagaimana ya.." kata Roy menunduk malu di hadapan Nanda.
"Roy..kau katakan saja..! Ada apa?" kata Nanda.
"Hm..terimakasih..kau selama ini sangat baik padaku..! Walau sifat mu yang sedikit keras dengan Kuzuma..tapi aku mengerti kok..hm..terimakasih kau sudah baik dan menjadi temanku..!" ucap Roy malu.
Detak jantung Nanda langsung berdegup kencang dan Nanda menatap Roy. Roy perlahan mengangkat wajahnya menatap Nanda dan tersenyum malu.
"Kau selalu mengerti diriku..walau aku sering bicara sendiri dan kau menghargai diriku..kau mengisi ke kosongan hariku dengan canda tawa di manapun kita bersama dan kau tak seperti yang lain...! Kau beda Nanda..banyak orang diluar sana yang sangat benci dan senang mengucilkan diriku..! Banyak yang menganggap diriku sebagai anak iblis karena kelebihan yang aku punya..tapi aku baru pertama kalinya punya sahabat seperti dirimu Nan..! Aku bangga padamu..! Terimakasih banyak..! Kau baik, kau mengerti diriku..!" Roy nampak mengungkapkan semua isi hatinya.
Nanda terdiam dan merasa kasihan pada Roy.
"Roy..kau jangan berlebihan seperti itu..justru aku sangat berterimakasih padamu..karena kau sudah menyelamatkan ku waktu itu saat ada mobil yang mau menabrak diriku di jalan..terimakasih Roy..! Aku berhutang nyawa padamu..! Kau baik, kau bukan anak iblis, kau adalah anak yang di titipkan oleh Tuhan untuk berbuat baik dan memperbaiki sifat dan watak manusia sekarang..! Aku memang sering melihatmu berbicara dengan pohon, benda-benda aneh atau tembok karena aku tau kau anak indigo, anak spesial, kau jangan seperti itu Roy..aku sangat senang memiliki teman seperti dirimu Roy..kau membuatku nyaman dan ya! Kau baik..kau melindungi diriku..terimakasih..!" Nanda tersenyum dan menatap Roy.
Roy pun meneteskan air matanya di hadapan Nanda.
"Terimakasih Nanda! Terimakasih.." Roy menyeka air matanya.
Perlahan ia memeluk Roy dengan erat. Nanda sedikit sedih melihat Roy dan Nanda berusaha menenangkan Roy.
"Kau jangan menangis, kau kuat Roy..!" ucap Nanda.
Roy mengusap air matanya dan Nanda melepaskan pelukannya. Roy tersenyum menatap Nanda. Ia membalas senyumannya itu. Merekapun terdiam dan saling menatap. Dan secara spontan Roy membalikkan badannya kearah Nanda. Perlahan mendekatkan wajah Nanda. Nanda terdiam dan sedikit kaget. Roy semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Nanda.
"Maaf mengganggu Anda..! Hm..apakah ini milik anda?" tanya seorang nenek-nenek yang berada di belakang mereka secara tiba-tiba.
Mereka kaget dan Nanda bangkit yang di susul dengan Roy. Nenek itu tersenyum penuh tanda tanya.
"Ada apa nek? Ada yang bisa kami.." Nanda nampak tertahan karena Roy menarik dirinya kebelakang.
"Kau jangan mencari masalah dengan kami..! Kami tak punya masalah dengan kau..! Silahkan pulang ke asalmu dan jangan pernah ganggu temanku..!!" kata Roy tiba-tiba sambil membacakan beberapa do'a.
"Roy apa yang kau?" tanya Nanda.
Roy menggenggam tangan Nanda dan berdiri di depan Nanda. Nenek itu pun tersenyum dan seketika berubah menjadi sosok yang sangat menyeramkan. Mata merah menyala, gigi taring dan tajam beserta rambut yang panjang terurai adalah wujud dari penyamaran nenek itu.
"Kau pergi dari sini sebelum aku yang akan menghancurkan mu..!" kata Roy.
Nanda menutup matanya dan menggenggam tangan Roy dengan erat. Roy terus menatap makhluk mengerikan itu dengan wajah marah dan berusaha fokus.
"Kau tak bisa mengalahkan ku..! Kau tak memiliki cukup ilmu untuk mengusirku..!" kata makhluk itu dengan suaranya yang menggelegar mengisi ruangan yang sunyi.
"Aku bilang keluar...keluar!!" Roy langsung emosi dan berteriak.
Nanda terus menggenggam tangan Roy dan berusaha melawan rasa takutnya. Nanda menutup matanya dan keringat dingin pun mengucur deras ditubuh Nanda. Roy sama sekali tak merasa takut menghadapi makhluk itu.
"Kau tak berhak mengatakan hal itu..kau kira kau lebih kuat dari Tuhan ku? Tuhanku yang menciptakan dirimu..! Kau seharusnya takut dengan-Nya dan aku juga tak takut padamu..! Kau hanya sebuah bayangan..!!" Roy tampak geram.
"Dasar anak manusia bodoh..! Aku takkan segan-segan menyesatkan kaummu dan lihatlah..!!" kata makhluk itu.
"Silahkan kamu keluar! Keluar!!" Roy berteriak dan mengusir makhluk itu dengan sebuah sapu yang ada di pojok ruangan.
Nanda hanya bisa jongkok dan memeluk lutut ketakutan. Roy berusaha mengusir makhluk itu dan makhluk itu teriak bukan main.
"Aarghk...!" teriak makhluk itu seketika menghilang akibat do'a-do'a yang Roy bacakan.
Dan Roy pun menghampiri Nanda.
"Nan..sudah..tak ada apa..!" Roy mengusap kepala Nanda.
"Apa itu?" Nanda ketakutan dan keringat dingin mengucur deras.
"Ya sudah...nanti aku jelaskan..ayo kita pulang..!" ucap Roy.
"Roy, aku rasa..aku.." Nanda seketika lemas.
Roy menangkap tubuh Nanda dan menggendongnya masuk kedalam kamar.
"Kau tak apa?" Roy khawatir dan merebahkan tubuh Nanda diatas tempat tidur.
"Roy..aku minta maaf aku terlalu memaksakan kehendakku untuk ke sini.." kata Nanda lemas.
"Jangan berkata seperti itu, kau tak salah..! Istirahat ya..! Besok kita langsung pulang.." Roy mengelus kepala Nanda.
Ia menyelimuti tubuh Nanda yang masih mengenakan kimono.
"Terimakasih Roy.." kata Nanda menutup matanya dan tertidur pulas walau sedikit menggigil kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA BERBEDA DUNIA 🌀THE END🌀
Fanfiction"Eh..tak usah repot-repot..aku..!" kata Nanda belum selesai bicara. "Makan saja..aku tau kau belum makan..kau sibuk memikirkan perkataan Ibu tirimu..!" kata pria itu duduk di sebelah Nanda dengan tatapannya yang sedikit misterius.