"Cie...cie! Hahaha..! Kakak Roy lagi pacaran ya sama kak Nanda!" beberapa anak kecil itu mengintip mereka sedari tadi.
Menyadari akan hal itu merekapun sedikit kaget dan malu bukan main.
"Kalian ini..! Ayo saatnya tidur siang..!" Roy bangkit dan mengajak mereka masuk.
Nanda tersenyum menatap Roy dan angin pun menerpa rambut Nanda. Sore pun tiba dan Roy pun mengajak Nanda membersihkan kebun.
"Ayo Nan..! Bantu aku..! Kita harus potong rumputnya dulu baru kita siram.." kata Roy.
"Baiklah..ayo..!" jawab Nanda.
Merekapun mengerjakan pekerjaan mereka hingga selesai.
"Hm..aku saja yang menyirami kebun.." ucap Nanda.
"Hm..kau yakin kau bisa?" tanya Roy.
"Bisalah Roy..! Aku hanya menyiramnya saja..!" kata Nanda.
"Uh..! Mulai sombong nih..! Hahaha.." Roy meledek.
"Uh..! Kau ini..! Aku bisa..! Apa susahnya.." kata Nanda.
Ia mulai menyiram kebun dan Roy duduk terdiam menatap Nanda. Tak lama kemudian, Nanda pun menghampiri Roy dan Roy tampak tertidur pulas bersandar di tembok. Ide jahil Nanda pun keluar dan seketika Nanda menyiram tubuh Roy. Roy terkaget dan bangun menatap Nanda.
"Hujan?" Roy langsung panik.
"Hahaha..rasakan..! Makanya..siapa suruh kau tidur disana..!" Nanda meledeknya.
"Uh..ternyata itu kau ya! Awas kau..!" Roy mengejar Nanda.
Merekapun berlarian mengelilingi kebun bersama dan sesekali Nanda meledek Roy dengan wajah anehnya.
"Silahkan tangkap aku..! Hahaha..kau kira kau bisa melawan kancil yang cerdik ini?" kata Nanda.
"Aku takkan melepaskan mu! Hahaha..buaya sedang lapar!" kata Roy.
Mendengar suara mereka berdua dengan cepat membuat anak-anak itu keluar menuju kebun dan menyaksikan keanehan mereka berdua.
"Hahahaha..kak Roy!! Cie..! Kak Nanda!" jerit anak-anak itu.
Mereka kini basah dan mereka saling memegang pipa air untuk menyiram kebun.
"Aku akan menyerang mu! hahaha.." kata Nanda menyiram Roy.
Roy pun berusaha menangkis. Anak-anak itu tertawa terjungkal-jungkal melihat tingkah mereka berdua.
"Rasakan ini nenek sihir! Aku pangeran dari langit akan memusnahkan kau dengan air suci ini..hahaha!" Roy berlagak angkuh dan menyerangnya.
Nanda berteriak kegirangan. Dan akhirnya mereka berdua mengarahkan pipa tersebut ke depan dan tiba-tiba mengenai pemilik panti itu. Mereka kaget dan anak-anak itu menganga. Pemilik panti itu bernama Miss. Devina seorang wanita gemuk dan sangat galak.
"Hah?!" bisik mereka menganga menatap Miss.Devina.
"Apa yang kalian lakukan?! Anak-anak..masuk sekarang juga..sementara kalian..!" kata Miss.Devina.
"Habislah kita!" bisik Nanda.
Mereka berdua saling menatap dan memperlihatkan wajah mereka yang gugup setengah mati.
"Kalian..! Saya beritahu ya..! Kalian kira ini taman kanak-kanak dan lihat umur kalian berapa? Kalian kira segampang itu membersihkan semuanya? Hn..atas apa yang kalian lakukan pada panti itu..Roy, Nanda..! Kalian bersihkan kebun ini kembali dalam keadaan semula sekarang!" kata Miss. Devina kesal.
Mereka berdua menunduk dan gugup dalam keadaan basah kuyup dan berantakan.
"Baiklah Miss..!" kata mereka gugup.
Lalu Miss. Devina pun pergi meninggalkan mereka berdua.
"Hm.ayo kita bersihkan saja..!" Roy tertawa kecil.
"Maaf Roy..! Kau marah ya? Aku yang memancingmu untuk seperti itu..maaf ya.." ucap Nanda.
"Tak masalah..yang penting kita kan sudah membagikan kebahagiaan kepada mereka..walau harus Miss yang marah..ayo, kita kerjakan saja..!" kata Roy.
Lalu merekapun membersihkan kebun itu bersama. Tak lama kemudian merekapun pulang dan mereka masih basah kuyup dan kotor.
"Hm..akhirnya kita sampai..! Aku mandi duluan ya!" Roy berlari menuju kamar mandi.
Nanda kaget menatapnya.
"Hei..bukannya wanita yang harus duluan! Roy, buka pintunya..! Aku tak bisa menahan rasa gatalku ini..!" Nanda mengetuk pintu Roy.
"Hahaha..tunggu ya princess! I wanna take a bath first and then I wanna sleep I think..!" Roy meledek.
"Uh..Roy..!" Nanda kesal dan sedikit tertawa dengan sikap Roy.
Tak lama kemudian, Roy selesai mandi dan Nanda selanjutnya.Tak lama kemudian Nanda selesai mandi dan memakai pakaiannya. Tiba-tiba Nanda mendengar sesuatu dan sedikit merasa aneh di sekitarnya saat ia sedang memakai pakaian. Nanda pun menatap kedepan dan ke segala arah.
Seketika Nanda melangkah mundur dan sedikit merinding. Ia mengenakan handuk yang menutupi tubuhnya. Dan tanpa sadar Roy juga berjalan mundur kearah Nanda. Saat itu Roy hanya mengenakan handuk yang menutupi perut hingga kakinya.
Dan tanpa mereka sadari, punggung mereka saling bertabrakan dan merekapun menoleh ke belakang. Mereka kaget melihat diri mereka dan seketika berteriak dengan keras.
"Aa!! Pergi kau! Pergi..! Kau ada niat untuk mengintipku ya! Pergi!" Nanda kaget dan langsung mendorong tubuh Roy.
"Ma..maaf Nan..! Aku tak tau kalau aku berjalan mundur menuju kamarmu!" kata Roy.
Roy menghindar dan Nanda menutup pintu dengan kerasnya. Roy berusaha menenangkan dirinya dan perlahan tertawa aneh.
"Tadi..tadi..itu..Roy!" bisik Nanda perlahan terpukau.
Nanda bergumam dan menggelengkan kepalanya. Tampak wajahnya yang memerah dan menunduk malu di depan cermin.
"Uh..tidak..dasar Roy!" Nanda sedikit geram dan perlahan tertawa.
Tak lama kemudian, merekapun selesai mengenakan pakaian dan langsung menikmati makan malam bersama. Awalnya mereka canggung untuk berbicara dan mereka hanya saling menatap.
"Hm..maaf ya Nan..aku tak sengaja dan tak tau kalau aku.." Roy menunduk malu.
"Hihihi..tak apa..kau tak salah kok..tapi kau jahil..!" kata Nanda.
Roy berdesis dan tertawa kecil.
"Oh ya Nan..habis ini aku mau mengajarimu bahasa mandarin lagi..mau kan? Apakah kau lelah?" kata Roy.
"Hm..baiklah.." ucap Nanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA BERBEDA DUNIA 🌀THE END🌀
أدب الهواة"Eh..tak usah repot-repot..aku..!" kata Nanda belum selesai bicara. "Makan saja..aku tau kau belum makan..kau sibuk memikirkan perkataan Ibu tirimu..!" kata pria itu duduk di sebelah Nanda dengan tatapannya yang sedikit misterius.