Lalu Nanda pun selesai makan dan langsung mengerjakan pekerjaannya sampai selesai dengan semangat. Tepat pukul 16:00 sore Nanda pun berjalan di pintu pagar gedung kantor itu dan menoleh kearah kanan dan kiri. Tanpa Nanda sadari, Aoi menatap Nanda dari kejauhan.
"Nanda..!" sapa Roy yang ada di seberang jalan.
Nanda menoleh dan berjalan mendekati Roy. Aoi pun terdiam menatap Roy dan Nanda.
"Ayo..saatnya pulang..!" ajak Nanda.
Merekapun berjalan berdua pulang bersama menuju rumah Roy. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Roy menarik tangan Nanda dan Nanda kaget.
"Ada apa?" tanya Nanda.
"Ayo kita makan ice cream..!" kata Roy.
Nanda sedikit keheranan dan merekapun akhirnya menikmati ice cream bersama.
"Bagaimana? Enak?" tanya Roy."Hm..ya..ice cream vanilla kesukaanku..!" kata Nanda.
"Ya..sama..!" jawab Roy.
Nanda pun terdiam menoleh kearah Roy. Tak lama kemudian, merekapun kembali berjalan pulang. Lalu mereka pun sampai dan mereka langsung beristirahat. Tepat pukul 20:00 malam, Nanda pun tengah mengerjakan beberapa reportnya pada sebuah buku.
Nanda sedikit merasa lelah dan sedikit stres. Dan tanpa sengaja, Nanda pun mendengarkan suara dentingan piano dari luar kamarnya. Nanda pun berjalan menuju sebuah ruangan dimana Roy tengah memainkan piano seorang diri. Nanda pun tersenyum menghampiri Roy dan berdiri di belakangnya.
"Bagus Roy..!" kata Nanda.
Roy pun terhenti memainkan piano dan menoleh kearah Nanda yang ada dibelakangnya. Nanda pun tersenyum dan Roy pun membalas senyuman itu.
"Ayo duduk..! Apakah kau bisa bermain piano?" ucap Roy.
Nanda pun duduk di samping Roy dan Nanda pun sedikit gerogi. Roy menatap Nanda dan menghembuskan nafas hangat pada tubuh Nanda.
"Kau bisa?" tanya Roy.
"Hm...tak semahir dirimu Roy..!" kata Nanda.
"Kemarilah..! Ini adalah nada not do..re..mi..fa..sol..!" Roy langsung merangkul Nanda dari belakang dan mengarahkan jari Nanda di atas piano.
Nanda seketika merinding dan detak jantungnya berdegup kencang.
"Kau harus tenang..! Jangan takut salah dan jangan terlalu memikirkan sesuatu yang bisa merugikan dirimu...! Disini aku lihat kau kaku dan banyak pikiran.." Roy mengajari Nanda.
"Aa..hm..ya..kau benar..!" Nanda tampak gerogi.
"Begini, kau harus belajar perlahan untuk memahami sesuatu yang kau anggap sulit seperti bermain piano..! Belajar dari kesalahan.." Roy melepaskan rangkulannya di tubuh Nanda dan langsung memainkan piano dengan melodi yang sangat lembut.
Nanda terdiam menatap Roy memainkan piano.
"Indah sekali..apa judulnya?" bisik Nanda.
"River Flows In You..lagu ini sangat aku senangi..! Nadanya yang berurutan membuatmu tenang.." Roy kembali memainkan pianonya.
Nanda sedikit kagum melihat Roy. Tak lama kemudian, Roy selesai memainkan piano dan menatap Nanda.
"Kau harus yakin dengan apa yang kau kerjakan dan jangan takut jika kau salah karena kesalahan itu adalah kesempatan kita untuk memperbaiki hal yang baru dan yang akan datang..jadi aku harap, kau jangan patah semangat hanya karena gangguan mereka yang membuatmu tak nyaman di kantor.." jelas Roy.
"Hm..ya Roy..kau benar sekali..!" Nanda menunduk.
Roy pun beranjak pergi menuju dapur. Nanda terdiam menatap Roy pergi dan menunduk. Roy datang dan memberikan secangkir teh hangat pada Nanda.
"Nikmatilah selagi hangat..? Ini akan membuatmu tenang.." Roy tampak menikmati teh.
"Terimakasih, kau baik sekali...!" kata Nanda.
Merekapun menikmati teh bersama. Lalu merekapun beristirahat. Nanda pun tertidur pulas di kamarnya. Tepat pukul 03:00 dini hari, Nanda terbangun dan mendengarkan hal yang membuatnya susah tidur.
Ia berjalan keluar kamarnya dan mendapati pintu rumah Roy terbuka. Nanda sedikit heran dan menuju luar rumah. Betapa terkejutnya Nanda saat melihat Roy tengah berbicara dengan pohon yang ada di depan rumahnya.
"Aku mohon, kau pergi dan jangan ganggu dia..dia sahabatku..! Apapun yang kau lakukan..aku takkan membiarkanmu melakukannya pada dia..aku akan melindungi dirinya..! Silahkan pergi dengan baik dan kami takkan mencari masalah denganmu..!" Roy tampak bicara sendiri.
Ia perlahan mendekati Roy. Roy pun berbalik badan. Seketika Roy kaget bukan main dan menatap Nanda.
"Mengapa kau diluar?" tanya Roy.
"Seharusnya aku yang bertanya pada mu seperti itu? Kau bicara dengan?" jawab Nanda.
"Hm..kalau aku menjelaskan hal ini..! Kau takkan mengerti..ya sudah, ayo masuk..!" Roy menarik tangan Nanda dan membawanya masuk kedalam rumah.
"Ayo, kau harus istirahat..! Nanti kau tertidur di kantor.." ucap Roy.
"Hm..baiklah..tapi kau jangan pergi.." kata Nanda.
"Ya.." kata Roy singkat.
Ia nampak keheranan dengan Roy dan masuk kedalam kamarnya.
"Apakah orang indigo seperti itu?" tanya Nanda.
Dan tak lama kemudian ia pun tertidur. Seminggu kemudian telah berlalu dan kini Nanda dan Roy pun sangat akrab. Setiap harinya Nanda dan Roy berangkat hingga pulang bekerja bersama. Mereka sering berjalan kaki bersama dan senang bersenda gurau walau sifat Roy yang sedikit misterius dan pendiam. Hingga suatu ketika di siang hari, Nanda tengah terdiam menatap kearah luar jendela kantornya seorang diri.
"Hm..maaf..!" kata seorang wanita menghampirinya dan sedikit gugup.
Nanda menoleh dan sedikit kaget.
"Aoi..ada apa?" Nanda tersenyum.
"Hm..tak, aku hanya ingin berbincang denganmu..!" kata Aoi.
"Hm..ada apa?" kata Nanda.
Lalu Aoi dan Nanda pun berbincang bersama dan sedikit bersenda gurau.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA BERBEDA DUNIA 🌀THE END🌀
Fanfiction"Eh..tak usah repot-repot..aku..!" kata Nanda belum selesai bicara. "Makan saja..aku tau kau belum makan..kau sibuk memikirkan perkataan Ibu tirimu..!" kata pria itu duduk di sebelah Nanda dengan tatapannya yang sedikit misterius.