"Nanda..aku minta maaf selama ini telah ikut menyindir mu bersama dengan Loly dan aku.." Aoi belum selesai bicara dan tampak gugup.
"Hm..tak apa..kau tak salah..! Aku tau kau baik kok, aku takkan pernah mendengar hal-hal yang bodoh itu..hahaha..jadi nanti, apakah kau datang ke festival?" jelas Nanda.
"Hm..aku ingin sih..tapi.." Aoi menunduk.
"Hm..kau bersama aku saja daripada kau tidak punya teman dan dimusuhi oleh Loly...! Lebih baik kau bersamaku..aku akan kenalkan dirimu pada temanku, dia baik kok.." kata Nanda.
"Aa..hm..baiklah..aku ikut..nanti aku tunggu di kafe Tokyo itu ya.." kata Aoi.
"Baiklah, dengan senang hati..!" kata Nanda.
Lalu merekapun melanjutkan pekerjaan mereka hingga selesai. Tepat pukul 16:00 sore Nanda pun berjalan menuju luar gedung.
"Hm..mana Roy?" Nanda menoleh ke kanan dan ke kiri.
Nanda tampak kebingungan. Beberapa menit kemudian telah berlalu dan Nanda sedikit merasa lelah menunggu Roy untuk menjemputnya. Akhirnya Nanda berjalan sendiri.
"Hm..Roy kemana ya? Perasaan dia selalu menjemput ku..!" kata Nanda.
Tanpa sengaja, Nanda melihat sebuah panti asuhan yang ada di seberang jalan. Nanda langsung menuju panti itu dan yakin bahwa Roy masih ada di sana. Dan betapa terkejutnya Nanda saat melihat Roy tengah menemani seorang anak yang cacat dengan menggunakan kursi roda menatap matahari terbenam. Roy pun bersimpuh di samping kanan anak itu dan berbicara berdua. Nanda terdiam menatap mereka dan Roy pun berbicara degan anak itu.
"Seandainya aku bisa melihat kak Roy..sungguh..! Aku ingin bisa melihat.." kata anak itu.
"Kau yang sabar..! Banyak berdoa dan berusaha..kau harus terus semangat dan jangan sedih jika kau berbeda dengan yang lainnya..! Kau sama seperti diriku..dulu..aku lebih menyedihkan..akupun di kira gila bahkan semua orang pergi menjauhiku karena aku berbicara sendiri..kata mereka..aku sering berbicara dengan tembok, pohon..!" jelas Roy.
"Kakak sabar juga ya.." kata anak itu.
Roy pun tersenyum dan menggenggam tangan anak itu begitu erat. Nanda pun sedikit merasa kasihan dan mendekati Roy secara perlahan.
"Roy!" bisik Nanda.
Mereka kaget dan Roy bangkit menatap Nanda. Nanda tersenyum dan menatap Roy.
"Kau sudah pulang ya? Hm..maaf ya..aku tak menjemputmu.." kata Roy.
"Tak masalah..! Asalkan kalian tak terganggu dengan kehadiran ku..!" ujar Nanda.
"Kau sama sekali tak mengganggu kami..oh ya, kau sudah tau kan ini lah tempat aku bekerja.." Roy.
"Ya..bagus sekali.." kata Nanda.
Lalu Roy pun mengajak anak itu dan Nanda mengelilingi panti asuhan. Roy pun memperkenalkan Nanda pada semua anak di panti itu. Tepat pukul 19:00 malam, merekapun berpamitan pulang dan berjalan bersama menuju rumah Roy. Lalu mereka makan malam bersama dan beristirahat.
"Roy..maaf aku mengganggumu memainkan piano..hm..aku mau bertanya..apakah kau mau ikut dengan ku ke festival?" kata Nanda duduk disamping Roy yang bermain piano.
"Hm..baiklah, ayo kita siap-siap..!" ajak Roy.
Lalu mereka bersiap-siap dan menuju festival. Tak lama kemudian, mereka sampai dan betapa banyaknya pengunjung yang datang pada festival yang meriah itu.
"Oh ya Roy..ada yang mau kenalkan..! Nah..ini dia namanya Aoi..teman aku bekerja..!" Nanda memperkenalkan Aoi pada Roy.
Roy dan Aoi pun saling menatap dan Aoi tampak malu-malu.
"Ayolah, ada apa dengan kalian?..oh ya..Aoi..kenalkan ini Roy.." kata Nanda.
"Halo..!" Aoi nampak malu.
"Ya.." kata Roy singkat.
"Oh ya..ayo kita melihat pertunjukkan itu..sepertinya bagus.." kata Nanda mengajak mereka berdua.
Merekapun sangat asyik menikmati pertunjukkan. Dan sesekali Aoi melirik kearah Roy dan begitu juga dengan Roy. Nanda pun tampak senang menatap pertunjukkan itu dan beberapa lama kemudian merekapun menikmati ice cream bersama di kafe sambil berbincang-bincang.
"Oh ya..apakah pekerjaanmu sudah selesai?" Aoi malu.
"Ya..syukurlah sudah selesai..! Jadi, aku hanya tinggal mencetaknya saja.." kata Nanda.
Roy pun terdiam dan sesekali melirik kearah Aoi. Tak lama kemudian, merekapun pulang. Sesampainya mereka berdua sampai di rumah Roy merekapun langsung beristirahat. Beberapa hari kemudian, telah berlalu dan kini Aoi, Roy dan Nanda sangat akrab dan menjadi sahabat baik. Hingga suatu ketika di kantor, Nanda dan Aoi pun berbincang bersama.
"Oh ya..apakah kau sudah makan siang?" kata Nanda.
"Ya..sudah..kalau kau?" kata Aoi.
"Ya..sudah kok, sama..! Oh ya..kalau kau butuh aku panggil saja ya seperti tadi..! Kau sangat sibuk aku lihat...hahaha..! Semangat ya..!" ucap Nanda.
"Ya..terimakasih..hm..Nan..apakah aku boleh bertanya?" Aoi malu dan sedikit gugup.
"Ada apa?" tanya Nanda bingung.
"Hm..begini..apakah kau masih kesal dengan perbuatan Yuki?" kata Aoi.
"Tidak..aku takkan pernah memikirkan mereka dan mengurusi mereka..karena itu tak penting.." kata Nanda.
"Oh..kau kuat ya..!" ucap Aoi.
"Hm..seharusnya seperti itu.." kata Nanda.
"Kau kuat karena Roy!" bisik Aoi.
"Apa?" tanya Nanda."Aa..! Tak ada..aku..hanya salah bicara..! Maaf ya..hm..aku boleh bertanya lagi?" kata Aoi.
"Hm..katakan saja semuanya.." kata Nanda.
"Apakah kau menyukai Roy?" kata Aoi.
Ia terkejut dan menatap Aoi.
"Aa..aku..aku..hm..entahlah..aku tak pernah sejauh itu memikirkan dirinya..intinya dia baik..!" Nanda nampak malu dan wajahnya memerah.
"Oh ya.." kata Aoi singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA BERBEDA DUNIA 🌀THE END🌀
Fanfiction"Eh..tak usah repot-repot..aku..!" kata Nanda belum selesai bicara. "Makan saja..aku tau kau belum makan..kau sibuk memikirkan perkataan Ibu tirimu..!" kata pria itu duduk di sebelah Nanda dengan tatapannya yang sedikit misterius.