"Roy..kau marah denganku? Tenang saja..aku akan minum ramuan itu lagi agar tak sakit dan merepotkan mu..!" Nanda beranjak pergi dan langsung ditahan oleh Roy.
"Duduk disini.." kata Roy lirih.
"Ada apa?" tanya Nanda.
"Tak ada..aku hanya..hm..bosan.." Roy menunduk.
"Kau yakin? Kau bosan?" kata Nanda.
"Ya.." singkat Roy.
"Uh segitu saja bosan? Hm..hidup ini harus di nikmati.." kata Nanda bangkit dan bertingkah aneh di hadapan Roy.
Roy berdesis dan tertawa heran.
"Benarkan kataku..!" kata Nanda.
"Ya princess..kau benar..! Hahaha.." kata Roy.
"Hm..siang-siang seperti ini..enaknya melakukan hal apa ya?" kata Nanda.
"Sebentar.." Roy menuju dapur.
Lalu Roy keluar menghampiri Nanda dan menikmati minuman bersama. Roy pun mulai bercerita tentang keluarganya dulu dan begitu juga Nanda. Dan sesekali mereka bersenda gurau dan tertawa bersama. Malam pun tiba dan mereka tengah berada di kamar masing-masing.
Nanda tengah sibuk menulis buku hariannya sementara itu Roy tengah terdiam menulis sesuatu di atas kertas. Tak lama kemudian, Roy menghampiri Nanda dan berdiri di depan pintu kamar Nanda.
"Hei..sedang apa itu?" kata Roy duduk disamping Nanda.
Nanda kaget dan menutupi bukunya. Nanda langsung menyembunyikan buku itu dan tersenyum aneh di depan Roy. Roy terdiam menatap Nanda dan perlahan tersenyum.
"Oh ya..kau sibuk?" kata Roy.
"Hm..tak..aku tak sibuk..kalau kau?" kata Nanda aneh.
"Hm..ayo ikut aku..!" Roy menarik tangan Nanda dan mengajaknya kesebuah ruangan.
"Kita mau kemana?" kata Nanda bingung.
"Ayo masuk..!"kata Roy.
Nandasedikit heran dan merinding saat masuk kedalam ruangan yang berisi 2 buah boneka yang sudah lama tak di rawat itu.
"Ayo..sekarang naik..! Pegang tanganku.." Roy menaiki sebuah tangga yang menembus langit-langit.
Dan betapa terkejutnya Nanda saat melihat sebuah pemandangan alam yang sangat luar biasa ciptaan Tuhan.
"Kita ada di atas genting?" Nanda berdecak kagum.
"Bukan..aku sengaja buat ruangan ini dulu bersama dengan Ayah, agar aku bisa menikmati dan mensyukuri nikmat yang di berikan Tuhan..! Apa yang Tuhan ciptakan dan ya..sebagai menghilangkan rasa stress akibat kerja dan lainnya.." jelas Roy.
Lalu mereka duduk di atas genting rumah Roy dan memandangi langit dimalam hari.
"Indah bukan?" tanya Roy.
"Ya bagus..!" Nanda terpukau.
Roy tersenyum menatap Nanda dan merekapun sesekali bersenda gurau. Angin malam pun menghembus tubuh mereka dan menerpa helai-demi helai rambut indah Nanda. Roy terus melirik kearah Nanda dan tersenyum kagum.
Tepat pukul 23:00 malam mereka turun kebawah dan beristirahat. Roy pun melihat Nanda tertidur pulas dan merasa sedikit ada yang aneh. Roy berusaha tenang dan tak mengatakan sesuatu pada Nanda. Akhirnya Roy beristirahat.
Pagi pun tiba dan mereka berangkat bekerja bersama. Di sepanjang jalan mereka bersenda gurau dan berlarian di tengah kerumunan penduduk Jepang yang sibuk. Dan tanpa sengaja Nanda menabrak seseorang yang memakai kacamata hitam dan layaknya sedang menyamar.
Dan langsung saja, Nanda di tangkap dan ditarik masuk kedalam mobil. Roy pun berteriak dan mengejar Nanda dengan sekuat tenaganya. Nanda berteriak dan ketakutan
"Nanda!!!" teriak Roy mengejar.
Dan mobil itupun mengarah kesebuah gedung yang sangat Nanda kenal. Lalu Nanda di tarik kedalam gedung dan Nanda melihat seseorang yang sangat ia benci.
"Lepaskan..!!" Nanda nampak kesal dan menatap pria itu.
"Kau tak kenal aku?" ucap Kuzuma dengan nada merayunya.
"Kau tak usah ganggu aku lagi..! Kau tau..aku sangat benci padamu dan sudah muak melihat wajahmu..!" Nanda kesal.
"Hn..dasar anak kecil.." kata Kuzuma.
"Sudah..! Sekarang aku mau pergi.." Nanda beranjak dan di tahan oleh Kuzuma di dalam ruang kerja Kuzuma.
"Lepaskan! Aku tak senang denganmu..!" Nanda berontak dan dapat melarikan diri.
Nanda pun berlari di koridor dan tanpa sengaja menabrak Yuki dan Loly.
"Hei! Oh..kau rupanya..! Kamu ngapain disini?" Yuki nampak angkuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA BERBEDA DUNIA 🌀THE END🌀
Fanfiction"Eh..tak usah repot-repot..aku..!" kata Nanda belum selesai bicara. "Makan saja..aku tau kau belum makan..kau sibuk memikirkan perkataan Ibu tirimu..!" kata pria itu duduk di sebelah Nanda dengan tatapannya yang sedikit misterius.