Ia menggoyang-goyangkan tubuh Roy. Roy pun tak merespon dan Nanda akhirnya berusaha menelpon ambulan. Nanda panik bukan main dan menangis histeris. Darah terus menetes di kedua lubang hidung Roy.
Dan akhirnya ambulance datang dan Nanda segera membawa Roy menuju rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Tak lama kemudian, mereka sampai dan Roy langsung di larikan ke ruangan unit gawat darurat.
Ia ingin masuk melihat Roy tetapi beberapa petugas menahan tubuh Nanda untuk menunggu di luar. Nanda menangis dan menunggu kabar dari Roy yang tak sadarkan diri. Nanda berusaha tenang dan berdoa demi kebaikan dan keselamatan Roy.
Tepat pukul 23:49 malam, Nanda menunggu seorang diri di ruang tunggu dan terus menangis tanpa henti. Dan tak lama kemudian seorang dokter datang menghampiri Nanda dan memberitahu kondisi Roy.
"Begini..pasien mengalami tekanan di otak yang begitu hebat di tambah dengan jantung yang berdebar kencang maka pasien mengalami pendarahan di hidung dan untuk sekarang..! Pasien belum siuman.." jelas Dokter.
Air mata Nanda pecah dan Dokter pun menerangkan beberapa hal pada Nanda.
"Terimakasih Dok.."Nanda menangis sedih.
Lalu sang Dokter pergi dan Nanda pun menatap kearah jendela ruangan itu. Tampak Roy terbaring lemah dengan beberapa alat medis yang ada ditubuhnya. Nanda sangat terpukul dan kasihan melihat Roy.
Dan akhirnya Nanda memutuskan untuk tidur di ruang tunggu seorang diri, berharap Roy bangun dan sadar. Pagi pun tiba dan Nanda terbangun. Nanda pun menatap kearah jendela dan melihat beberapa tim medis tengah mengobati Roy.
Nanda pun menangis lagi dan lagi tak tega melihat kondisi Roy. Dan akhirnya Nanda pun pulang dan bersiap-siap untuk bekerja seorang diri. Hingga siang pun tiba dan Nandapun menikmati makan siangnya seorang diri.Nanda terdiam dan merenung. Sesekali air mata Nanda menetes dan ia selalu menyekanya.
"Nan!" bisik lirih Aoi.
"Ya..hm..ya..hai Aoi..duduklah.." kata Nanda lemas.
"Kau kenapa? Dimana Roy?" kata Aoi malu dan gugup.
"Roy masuk rumah sakit.." ucap Nanda.
Aoi kaget bukan main dan terdiam membatu.
"Hm..kau yang sabar..! Kan ada aku.." ucap Aoi.
"Ya..terimakasih.." kata Nanda lirih.
"Uhuhu..! Kasihan sekali, sepertinya ada itik yang kehilangan induknya! Sedih ya..!" Yuki dan Loly meledek sembari berdiri di hadapan Nanda dan Aoi.
Aoi terdiam menatap Nanda dan menunduk. Nanda terdiam dan menatap lirih menuju samping Aoi.
"Aku ikut sedih ya..! Semangat selalu!" kata Loly.
Nanda pun bangkit dengan perasaan kesal dan pergi meninggalkan Aoi, Yuki dan Loly. Mereka berdua tertawa jahat kecuali Aoi menatap Nanda. Nanda pun berjalan menuju koridor dengan perasaan kesal dan Kuzuma pun menghampirinya.
"Nan..mau kemana?" Kuzuma memegang tangan Nanda.
Nanda menghempas dengan kasar dan meninggalkan Kuzuma. Kuzuma terdiam menatap Nanda. Lalu merekapun melanjutkan pekerjaan mereka dan tak lama kemudian, mereka pulang. Nanda berjalan seorang diri dan keluar menuju gerbang.
Lalu ia menuju rumah Roy dan sedikit sedih. Sesampainya Nanda di rumah, Nanda pun termenung dan menunggu kabar dari rumah sakit perihal kondisi Roy. Dan Nanda pun mendengar sesuatu di sebuah ruangan di rumah Roy. Nanda bangkit dan mengikuti suara tersebut hingga masuk ke sebuah ruangan yang gelap.
Nanda pun sedikit merinding dan menghidupkan lampu di ruangan itu. Tampak ruangan itu penuh dengan debu dan rumah laba-laba. Ia berusaha menyingkirkan itu semua dengan membersihkan beberapa benda. Dan tanpa sengaja, ia menemukan sebuah buku album. Nanda membukanya dan melihat-lihat.
"Roy.." ucapnya lirih sambil terus menatap buku album itu.
Nanda menemukan sebuah foto yang memperlihatkan sebuah keluarga kecil Roy dulu, saat Roy di taman kanak-kanak dan saat masa remaja. Nanda tersenyum haru melihatnya. Hingga akhirnya ia menemukan selembar kertas yang berisi tulisan.
"Tuhan..apakah cobaan mu ini adalah anugerah atau kutukan? Tuhan..aku mohon kuatkan aku..atas apa yang telah menimpa keluarga kecil ku..aku berharap mereka semua tenang disana dan aku harap suatu saat nanti, ada seseorang yang akan menemaniku di sisa hidupku..Amin..! Terimakasih Tuhan.." begitulah isi dari selembar kertas itu.
Air mata Nanda seketika tumpah menembus lembaran itu.
"Roy!" Nanda menyeka air matanya dan menoleh kesebuah boneka yang ada di atas laci ruangan itu.
Ia mendekati boneka itu dan kaget bukan main. Boneka itu mengeluarkan darah dimatanya secara tiba-tiba dan membuat Nanda takut. Nanda berusaha berani dan kuat.
"Boneka itu menangis darah?" Nanda berbisik.
Ia mengambil boneka itu dan mengusap darah yang menetes di pipi boneka itu. Dan secara tiba-tiba dan terus menerus darah mengalir dari mata boneka itu. Ia semakin bingung dan akhirnya Nanda menaruh boneka itu. Nanda memutuskan untuk membersihkan seluruh ruangan di rumah Roy. Tepat pukul 19:00 malam, Nanda beristirahat dan menunggu kabar dari rumah sakit.
"Hm..kenapa mereka tak mengabari ku?Jangan-jangan..Roy!" Nanda bangkit dan bersiap-siap menuju rumah sakit.
Ia menaiki sepeda milik Roy menuju rumah sakit. Tak lama kemudian, Nanda sampai dan langsung berlarian menuju ruang pasien yang di tempati Roy. Dan saat berjalan masuk menuju ruang pasien, Nanda pun melihat seorang wanita bertopeng yang hendak melukai Roy dari dalam ruangan.
"Hei! Apa yang kau lakukan!!" Nanda seketika panik.
Sesosok wanita bertopeng itupun berusaha lari menjauh dan menghilang seketika. Nanda kaget bukan main dan memanggil bantuan medis. Roy langsung di periksa dan Nanda hanya bisa menunggu di luar ruangan. Nanda menangis histeris dan menatap Roy. Dan tak lama kemudian, tim medis keluar dan menerangkan kepada Nanda tentang kondisi Roy saat ini.
"Maaf..pasien belum sadar dan siuman..tapi kami akan selalu berusaha yang terbaik untuk pasien..! Jika ada kabar lagi..nanti pasti kami hubungi anda Nona! Permisi..!" jelas dokter itu pergi meninggalkan Nanda dengan terburu-buru.
Nanda menyeka air matanya dan menatap Roy dari luar jendela. Roy pun mengenakan alat bantu nafas dan beberapa infus yang melekat di tangannya. Akhirnya Nanda nekad dan masuk ke ruang perawatan Roy. Nanda menutup pintu ruangan itu dan menatap Roy.
Tampak jelas wajah tampan Roy terlihat sambil menutup matanya tergambar di hati dan pikiran Nanda. Nanda mendekati Roy dan duduk di atas tempat tidur Roy. Nanda menatap Roy dan perlahan tersenyum. Air mata Nanda menetes lagi dan ia berusaha kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA BERBEDA DUNIA 🌀THE END🌀
Fanfiction"Eh..tak usah repot-repot..aku..!" kata Nanda belum selesai bicara. "Makan saja..aku tau kau belum makan..kau sibuk memikirkan perkataan Ibu tirimu..!" kata pria itu duduk di sebelah Nanda dengan tatapannya yang sedikit misterius.