Nanda kaget dan langsung berlari lagi menjauh dari Roy dan Kuzuma. Nanda terus berlari dan akhirnya menuju rumah Roy. Roy terus mengejar Nanda dan menerawang keberadaan Nanda.
"Nanda pulang..Nanda!!" Roy langsung mengejar Nanda menuju rumah Roy.
Roy langsung masuk kedalam rumah dan mengetuk pintu kamar Nanda yang terkunci.
"Nanda! buka Nan!" kata Roy.
"Jangan ganggu aku Roy..hiks..hiks..!" Nanda sedih dan memaksa dirinya untuk tidur.
"Nan..apa yang aku katakan tadi tak seperti apa yang kamu bayangkan Nan, buka Nan..! Aku mohon, buka..!" kata Roy.
Nanda hanya menangis dan tertidur. Roy langsung duduk memeluk lutut dan sedikit menyesal dengan perbuatannya. Akhirnya Roy tertidur di depan pintu kamar Nanda. Keesokan harinya, Nanda membuka pintu kamarnya dan melihat tubuh Roy yang tergeletak di lantai.
Nanda hanya terdiam dan merasa sangat sakit hati mendengar ucapan Roy semalam.Nanda berjalan menuju kamar mandi dan Roy terbangun.
"Nanda..Nan!" Roy kelelahan dan menatap kearah kamar mandi.
Nanda selesai mandi dan langsung masuk kedalam kamarnya tanpa menghiraukan Roy yang duduk di sofa seorang diri. Nanda terlanjur sakit hati tetapi di satu sisi Nanda sangat menyayangi Roy dan kasihan.
Nanda hanya bisa diam dan pasrah. Roy merasa sangat menyesal dan berusaha agar Nanda memaafkan dirinya. Lalu mereka berangkat kerja bersama tetapi tak ada satu pun yang berbicara. Nanda hanya terdiam dan tampak kaku di hadapan Roy. Roy hanya terdiam menatap Nanda yang pergi mendahului dirinya.
"Nan!" bisik Roy.
Akhirnya mereka sampai di tempat kerja dan tak ada tegur sapa dari Nanda yang biasa mereka lakukan. Roy tampak miris dan terpukul.
"Aku harus berusaha meyakinkan Nanda, bahwa apa yang sebenarnya terjadi itu bukan seperti yang Nanda bayangkan!" Roy berbisik dan mulai mengambil beberapa dokumen di lemari.
Sementara itu Nanda menuju mejanya dan semua orang menatap Nanda dengan sinis.
"Selamat pagi semuanya..! Sekarang aku mau mengadakan rapat..silahkan semua karyawan berkumpul di aula kantor.." Kuzuma menghampiri mereka semua dan sesekali menatap Nanda.
Nanda hanya terdiam dan berjalan seorang diri. Roy berusaha berada di samping Nanda dan terus mengejar dirinya. Nanda tak menghiraukan apapun yang terjadi di sekitarnya dan hanya bisa menunduk sedih. Sementara itu, Aoi merasa bersalah dan terus menatap Nanda dan Roy.
"Hm..selamat pagi semuanya..! Hari ini..saya akan membahas mengenai kerja sama kita dengan perusahaan yang ada di Osaka..!" Kuzuma mulai menerangkan.
Semuanya memerhatikan Kuzuma kecuali Nanda yang terdiam menunduk. Tak lama kemudian, rapat selesai dan semuanya bubar. Nanda berjalan sendiri dan tanpa sengaja Aoi menabrak Nanda.
"Maaf..aku..hm..Nan..!" kata Aoi pelan.
Nanda hanya terdiam dan kesal melihat Aoi. Nanda mau beranjak dan Aoi langsung menahan tangan Nanda. Nanda hanya terdiam dan menunduk kesal. Dan tanpa sengaja Roy yang melihat mereka berdua langsung mendekati mereka.
"Nanda.." ucap Roy.
Nanda tambah kesal dan tertekan dengan kehadiran mereka berdua. Nanda hanya menunduk. Lalu Yuki dan Loly mendekati mereka bertiga.
"Hn..wah..wah!! selamat pagi..! Seseorang yang tengah patah hati..uhuhuhu..! Kasihan sekali ya..aku tak menyangka..selama kalian berteman, kalian ternyata saling menyukai dan salah satu diantara kalian harus ada yang tersakiti..uhuhuhu..di pagi yang cerah ini harusnya bergembira karena kerjaan sudah beres..eh..! Tau-taunya ada kabar tak mengenakkan dari sang sahabat.." Yuki dan Loly meledek sambil berkacak pinggang.
Nanda tambah marah dan akhirnya mendorong tubuh mereka semua sambil pergi meninggalkan mereka. Roy tak tega melihat Nanda yang tersakiti dan langsung mengejar Nanda.
"Nan...tunggu!!" Roy berlari sekuat tenaga.
Nanda berusaha menghindar tetapi sebuah jalan yang Nanda ambil ternyata salah. Nanda berjalan kearah ruang penyimpanan barang.
"Nan..tunggu..! Aku tau kau marah padaku dan.." kata Roy.
"Apa lagi hah? Apa yang kau mau lihat dari penderitaan ku?" Nanda kesal dan berlinang air mata.
Roy perlahan mendekati Nanda dan tampak kasihan melihat Nanda.
"Nan..aku minta maaf..! Aku ingin menjelaskan mu yang sebenarnya..aku tak ingin kau salah paham.." kata Roy pelan.
"Apa lagi? Apa yang mau kau jelaskan padaku? Apakah kau mau menjelaskan kapan hari jadian kalian? Kapan hari pertunangan kalian?" Nanda nampak kesal minta ampun.
"Nan..jangan seperti itu..! Aku tau kau marah..tapi kau harus tau yang sebenarnya apa yang terjadi..aku belum selesai bicara saat itu..aku menyesal tak pernah mengatakan hal yang sebenarnya aku pendam selama ini padamu..tapi..!" jelas Roy.
"Kau tak usah mengganggu Nanda lagi dasar anak iblis! Lebih baik kau diam dan pikirkan kesalahanmu.." Kuzuma mendekati mereka berdua.
Nanda menunduk dan akhirnya pergi meninggalkan mereka.
"Nanda..!" jerit Roy dan Kuzuma bersamaan.
Nanda berlari menuju ruang kantor dan berusaha fokus mengerjakan pekerjaannya. Nanda tak menghiraukan apapun yang terjadi disekitarnya. Hari pun semakin siang dan Nanda tengah termenung di kantor seorang diri.
Keadaan kantor sangat sepi karena semua karyawan tengah menikmati makan siang bersama di kantin. Roy pun berjalan menuju kantor Nanda dan terdiam menatap Nanda yang tengah termenung. Roy tampak kasihan pada Nanda dan Roy hanya bisa menatapnya dari pintu kantor.
"Aku akan membiarkan Nanda tenang dulu..nanti aku akan menemuinya dan mengajaknya berbicara!" Roy berbisik dan akhirnya pergi meninggalkan kantor.
Sore pun tiba dan kini semua karyawan pulang. Nanda pun berjalan seorang diri dan tak menghiraukan Roy yang ada di seberang jalan yang sedang menatapnya saat ini. Roy tampak lirih menatap Nanda.
Malam pun tiba dan Roy tengah memainkan pianonya dengan alunan music sedih yang ia ciptakan. Sementara itu Nanda melakukan sesuatu di dalam kamarnya.
Lalu Roy selesai memainkan pianonya dan Nanda keluar dari kamarnya sambil membawa beberapa tas. Roy langsung menoleh dan menahan Nanda.
"Nan..kau mau kemana?" tanya Roy.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA BERBEDA DUNIA 🌀THE END🌀
Fanfic"Eh..tak usah repot-repot..aku..!" kata Nanda belum selesai bicara. "Makan saja..aku tau kau belum makan..kau sibuk memikirkan perkataan Ibu tirimu..!" kata pria itu duduk di sebelah Nanda dengan tatapannya yang sedikit misterius.