"Kamu yang sabar ya..!" kata sang Guru.
Nanda pun melepaskan pelukannya dan langsung masuk kedalam kamarnya. Sang Guru tampak iba melihat Nanda dan perlahan pergi meninggalkan Nanda. Setelah tenang, Nanda pun membereskan beberapa pekerjaan rumah sendiri. Hingga malam pun tiba dan Nanda tengah menunggu sang Ayah pulang sambil berdiri di depan rumahnya sendiri.
"Hm, Ayah kemana ya? Mengapa lama sekali dan ini sudah jam 23:00 malam!" Nanda mulai khawatir.
"Apa?! Mengapa ini bisa terjadi?" kata sang Ibu yang berada di dalam rumahnya sambil berbicara pada penelpon.
Air mata Medusa menetes dan Nanda pun menghampirinya.
"Ada apa Bu?" tanya Nanda khawatir.
"Tidak mungkin..!" kata sang Ibu menangis.
"Kau tak usah ikut campur..!" Bentak Marolyn.
"Aku bersungguh-sungguh Bu! Ada apa Bu?" kata Nanda.
"Sudahlah, jangan banyak tanya! Marolyn, Ayahmu kecelakaan dan sekarang sedang sekarat..!" kata Medusa sedih.
Nanda kaget bukan main dan Medusa pun mengajak Marolyn menuju rumah sakit. Nanda pun menangis dan berusaha berlari mengejar sang Ibu tiri menuju rumah sakit. Tak lama kemudian, Nanda pun sampai di rumah sakit dan langsung berlarian menuju ruang perawatan sang Ayah.
Nanda pun seketika kaget bukan main melihat sang Ibu tiri dan kakak tirinya menangis tersedu di hadapan tubuh sang Ayah yang tertutup kain. Nanda pun mendekati mereka dan menatap wajah sang Ayah yang pucat.
"Ayah..kenapa?" Nanda menetes kan air mata.
"Ayah, jangan tinggalkan kami Ayah!" Marolyn menangis.
"Ayah kenapa?" tanya Nanda.
"Ayah mati..!" kata Ibu tiri Nanda.
Mendengar hal itu Nanda menangis bukan main dan langsung bersimpuh dihadapan sang Ayah. Nanda menangis sekeras-kerasnya.
"Ini semua gara-gara kamu..! Ayah bekerja sangat keras agar bisa membelikan kamu sepeda, memangnya kamu siapa hah?! Kamu bukan keluarga kami..! Kamu itu orang lain..!" Marolyn menangis dan mendorong Nanda.
Nanda hanya bisa menangis.
"Lihat saja..! Kami akan menyiksa kamu seperti apa yang kamu lakukan pada Ayah!" kata Marolyn.
Nanda pun tampak sedih dan hanya bisa menangis. Dan keesokan harinya sang Ayah dimakamkan di pemakaman umum. Isak tangis dan doa menyelimuti suasana pemakaman itu. Nanda sangat terpukul dengan hal itu dan hanya bisa terdiam. Lalu beberapa pelayat pun pergi. Begitu juga dengan Ibu dan kakak tiri Nanda yang pergi meninggalkan Nanda sendiri.
"Ayah, aku minta maaf..! Aku akan selalu berdoa untuk Ayah yang terbaik..! Terimakasih karena selama hidup Ayah! Ayah sangat baik padaku..walaupun aku bukan anak Ayah!" Nanda mengelus nisan sang Ayah dan menciumnya.
Air mata Nanda menetes dan perlahan Nanda pergi. Beberapa tahun kemudian telah berlalu dan kini Nanda tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik,cerdas,pendiam dan polos. Nanda berusia 20 tahun. Nanda bekerja di sebuah gedung perkantoran yang tak jauh dari rumahnya.
Sementara itu, sang kakak tiri tumbuh menjadi seorang gadis yang nakal dan sangat senang berpesta pora. Semenjak sang Ayah meninggal, perusahaan milik sang Ayah pun bangkrut dan mereka hidup dalam kesederhanaan.
Hingga suatu ketika dimalam hari sebuah mobil berhenti di depan rumah Nanda dan keluarlah beberapa orang. Lalu mereka mengetuk pintu dan Nanda pun membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk dan duduk.
"Halo! Selamat datang dirumah kami dan perkenalkan ini putri saya, Marolyn.." ucap Ibu tirinya sopan.
"Oh ya ya, begini..kedatangan kami kesini ingin menjodohkan kan anak kami bernama Kuzuma dengan putrimu..!" ucap seorang wanita yang merupakan Ibu dari Kuzuma, seorang pemuda kaya raya tetapi memiliki sifat berandalan dan suka dunia malam.
Sifat Kuzuma ini tidak di ketahui oleh kedua orang tuanya sendiri.
"Oh ya..kebetulan ini adalah putri saya, kenalkan..ini Marolyn dan.." Medusa belum selesai bicara.
"Bukan..! Begini, atas kebaikan putri Anda bernama Nanda itu, karena ia bekerja sangat keras dan tekun..aku akan menjodohkannya dengan Kuzuma putraku..!" kata Ibu Kuzuma.
Marolyn menganga dan Medusa kaget. Nanda pun kaget mendengar perkataan itu dan langsung terdiam membatu.
"Ya, kau lah nak..! Kau baik dan sebagai rasa terima kasihku atas apa yang kau lakukan di perusahaanku..! Kau aku beri ini sebagai biaya untuk keperluanmu dan aku beserta keluargaku akan membicarakan hal ini.." kata Ibu Kuzuma.
Kuzuma pun melirik kearah Nanda yang berdiri membatu sedari tadi. Nanda pun menelan ludahnya dan tak percaya.
"Baiklah., kalau begitu kami pamit dulu ya..kami tak bisa berlama-lama disini karena kami ada urusan..!" Ibu Kuzuma berpamitan.
Lalu merekapun pulang dan seketika Marolyn dan Medusa pun berebutan uang pemberian dari Ibu Kuzuma. Nanda pun terdiam menatap mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA BERBEDA DUNIA 🌀THE END🌀
Fanfiction"Eh..tak usah repot-repot..aku..!" kata Nanda belum selesai bicara. "Makan saja..aku tau kau belum makan..kau sibuk memikirkan perkataan Ibu tirimu..!" kata pria itu duduk di sebelah Nanda dengan tatapannya yang sedikit misterius.