Nanda kebingungan menatap Roy. Dan tiba-tiba, Roy mendengar suara seseorang tengah menangis di sebuah ruangan. Roy terhenti langkahnya dan berusaha fokus.
"Roy..kenapa?" tanya Nanda.
"Nan..aku mendengar ada suara tangisan seorang perempuan di sana.." Roy berjalan perlahan dan berdiri di depan pintu ruangan itu.
Nanda terdiam dan sedikit merinding.
"Ada apa?" Nanda berdiri di belakang Roy.
Dan tiba-tiba Nanda merasakan dirinya di tarik oleh seseorang dan langsung diseret.
"Roy..tolong!!" Nanda berusaha melawan.
Roy pun kaget. Roy mengejar Nanda yang terseret tanpa sebab dan mengarahkannya kesebuah ruangan paling pojok. Nanda pun berusaha melawan dan akhirnya bisa melepaskan dirinya. Nanda berlarian menuju Roy dengan ketakutan yang luar biasa.
"Siapa itu Roy?" kata Nanda ketakutan.
Roy langsung merangkul tubuh Nanda dan melihat ke segala arah.
"Siapapun kamu..! Keluar..! Aku tau kau sembunyi..!" Roy berteriak.
Nanda ketakutan dalam pelukan Roy dan mengalami panas dingin berulang-ulang. Keringat dingin keluar di tubuh Nanda.
"Siapapun kamu..keluar! Tunjukkan siapa kamu!" kata Roy.
Dan benar saja sesosok bayangan semu berwujud wanita tengah berdiri di depan mereka. Nanda menutup matanya dengan kedua tangannya dan bersembunyi di pelukan Roy.
"Kau...! Jangan mengganggu temanku..kalau kau tak suka..! Silahkan sampaikan..!" Roy melepaskan pelukannya dan memberikan sesuatu pada Nanda.
"Ini apa?" Nanda berusaha berani.
Ia memegang sebuah botol berisi air.
"Ini adalah air doa..! Jika dia macam-macam kau siram saja dia dengan ini!" Roy berbisik.
"Aku tak takut denganmu..!" kata makhluk itu geram.
"Keluar kau dari sini..! Kami tak kan mencari masalah denganmu..! Pergilah kau dengan tenang..!" bentak Roy.
"Kau tau kesalahannya dimana? Kalian bangsa manusia tak tau tata krama..! Mengapa kalian tak bisa menjaga kebersihan di gedung ini! Kalian kira kami bangsa jin senang dengan itu! Kalian juga tak bisa menjaga omongan dan perilaku kalian!!.." kata makhluk itu.
"Memangnya apa yang sebenarnya terjadi..!" Roy nampak berkomunikasi dengan makhluk itu.
Lalu Roy mulai berinteraksi dengan makhluk itu. Nanda hanya terdiam memeluk lutut dan bersembunyi ketakutan.
"Dan ada beberapa orang yang mati bunuh diri dan arwahnya gentayangan disini akibat perbuatan kalian bangsa manusia yang suka menjahili dan mem-bully mereka yang tak bersalah..!" ucap makhluk itu bercerita.
"Baiklah..apa mau mu sekarang agar kau tak mengganggu mereka dan pergi?" kata Roy.
"Kalian jaga tata krama kalian dan tolong doakan arwah yang mati bunuh diri disini.." kata makhluk itu.
"Baik..!" kata Roy.
Dan dengan satu kedipan makhluk itu menghilang entah kemana. Roy terdiam menatap makhluk itu pergi dan menghampiri Nanda yang ada di belakangnya.
"Nan..kau tak apa?" tanya Roy.
"Apa itu tadi?" Nanda menyeka keringatnya dan bangkit.
"Tak ada apa-apa..! Ayo kita pulang..!" Roy mengajak Nanda keluar dari gedung itu dan menuju rumah.
Lalu Nanda beristirahat dan Roy pun tengah membuat sesuatu di dapur.
"Roy..tadi itu apa?" Nanda berusaha tenang.
"Ya..tunggu...!" Roy nampak sedikit sibuk.
Tak lama kemudian Roy menghampiri Nanda dan duduk disampingnya.
"Kok bawa air panas?" kata Nanda.
"Kakimu sedikit lebam.." Roy bersimpuh di depan Nanda dan memegang kakinya.
Nanda kaget dan langsung memegang tangan Roy.
"Roy..tak usah kau sibuk-sibuk..! Bangunlah..! Aku tak apa kok.." kata Nanda.
"Nanda..kakimu lebam..! Aku takut kakimu kenapa-napa.." Roy melanjutkan pengompresan pada kaki Nanda.
"Roy..kau terlalu baik..! Jangan seperti itu lagi..aku tak ingin kau.." kata Nanda kasihan.
"Tak masalah..kau tak tau
selama ini.." kata Roy."Ada apa?" tanya Nanda.
"Hm..aku tau Ayahmu meninggal dulu karena kecelakaan..itu semua karena ulah ku..! Saat ia berusaha menyelamatkan ku dari kejaran orang-orang mau hendak mencuri diriku saat kecil dan ya..dia mengendarai mobil begitu cepat dan tanpa beliau sadari..! Ada mobil yang melaju dengan cepat dan berlawanan arah sehingga beliau salah arah dan menabrak mobil itu..! Setelah itu menabrak pohon yang ada di seberang jalan..aku selamat karena ia melindungiku..!" jelas Roy panjang lebar.
Nanda kaget bukan main dan terdiam membatu menatap Roy. Roy menunduk dan perlahan, menatap Nanda dengan senyuman tipis.
"Nan..terimakasih..!" kata Roy.
"Roy..kau jangan seperti itu..! Tak apa..lalu apa yang terjadi selanjutnya?" Nanda nampak kasihan.
"Ya..dan saat Ayahmu sekarat aku melihat Ayahmu, kakak dan Ibu tirimu menangis..! Lalu aku melihatmu menangis histeris tetapi mereka tak menerima dirimu..! Di sana aku merasa sangat bersalah dan aku ingin mengubah semua itu dengan memberikan perhatian dan apapun itu sebisaku untuk membayar semua kesalahanku kepada beliau dan aku telah melukai hatimu.." kata Roy.
Nanda meneteskan air matanya dan menatap Roy bersimpuh di hadapannya.
"Roy..jika itu memang takdir..! Aku tak apa, Ayah tiriku ini memang baik..! Kau jangan menyalahkan dirimu.." Nanda mengusap air matanya.
"Jadi..aku sangat-sangat berterimakasih denganmu Nan.." kata Roy.
"Sudah Roy..tak apa..!" Nanda membangunkan tubuh Roy.
Roy pun langsung bersandar di bahu Nanda. Nanda memeluk Roy. Nanda mengelus Roy dengan penuh kasih sayang.
"Kau terbaik..! Pelukanmu seperti Ibuku!" Roy menangis merangkul Nanda.
"Roy..terimakasih atas semuanya yang pernah kau lakukan padaku..! Kau melindungiku dari mereka yang tak terlihat.." kata Nanda.
Mereka tersenyum dan Roy pun melepaskan pelukannya sambil tersenyum menatap Nanda.
"Sekarang bangunlah Roy..!" kata Nanda.
Lalu Roy bangun dan duduk disamping Nanda. Roy pun langsung menyandarkan kepalanya di bahu Nanda.
"Aku tak pernah merasa sedekat ini dengan seseorang yang bukan keluargaku.." kata Roy menutup matanya dan tersenyum.
Nanda sedikit kaget dan perlahan tersenyum.
"Yang pentingkan..kalau nge-dance itu wajahnya aneh..!" Nanda meledek.
Roy bangkit dan menatap Nanda. Nanda tersenyum jahil dan menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA BERBEDA DUNIA 🌀THE END🌀
Fiksi Penggemar"Eh..tak usah repot-repot..aku..!" kata Nanda belum selesai bicara. "Makan saja..aku tau kau belum makan..kau sibuk memikirkan perkataan Ibu tirimu..!" kata pria itu duduk di sebelah Nanda dengan tatapannya yang sedikit misterius.