Menyebalkan! Lisa baru sampai di Apartemennya ketika langit sudah nampak gelap, setelah memasukan beberapa pin, ia membuka pintu bercat putih itu kasar, kemudian masuk ke dalam sana sembari melempar tasnya ke sembarang arah, cewek dengan kunciran kuda itu berjalan malas ke dapur. Membuka kulkas, kemudian meneguk sebotol air dingin dengan rakus.
"Jungkook sialan!"
Dendam masih terasa jelas dibenaknya, Lisa menghentak-hentakan kaki kesal, kemudian berlari ke arah sofa dan menghambur ke atas sana. "Gue harus nyari cara biar dia gak betah sama gue,"
"Tapi gimana? Yang ada, gue yang gak betah!" jeritnya frustasi. Cewek yang masih mengenakan seragam sekolah itu kembali beringsut dari sofa, menuju kamar tidur, hendak membersihkan diri, namun pergerakannya terkunci ditempat dengan mata tertuju pada sebuah tas jinjing yang nampak tak asing tergeletak diatas meja.
"Ini bukannya tas Mama?" Lisa tersenyum sumringah, ia menyapu bersih ruangan dengan pandangan menelisik mencari keberadaan sosok wanita yang sudah lama tak ditemuinya itu.
"Ma ...?"
Cukup lama mengitari setiap ruangan di apartemennya ini, namun wanita yang dicarinya itu tak nampak sama sekali, namun saat mendengar suara pintu terbuka dari arah kamar yang terletak dipojok ruang tengah membuat Lisa mengalihkan pandangannya.
"Sa, kamu lihat tas Mama gak?"
Lisa mengembangkan senyumnya, ia dengan segera menghambur ke pelukan Lucy---Mamanya, untuk meluapkan kerinduan yang mendalam tersebut. Lucy yang belum siap mendapat serangan mendadak tersebut agak terhuyung ke belakang, hampir terjatuh sebab belum mempersiapkan diri, keseimbangannya juga stabil.
"Lisa ... Mama sesak nih."
Lisa terkikik geli, ia melepas pelukannya kemudian menatap Lucy lamat-lamat. "Mama kok gak bilang bakal datang ke sini?"
Lucy menepuk-nepuk baju mahalnya yang sedikit kusut akibat ulah Lisa tadi. "Tadi mau makan malam bareng client, kebetulan Mama ngelewatin gedung Apartemen kamu,"
Mendengar penjelasan Lucy membuat senyuman Lisa perlahan luntur, secerik rasa kecewa perlahan muncul, ia pikir Lucy berkunjung sebab merindukannya juga, meski begitu ia kembali tersenyum. "Mama gak ada niat buat nginap disini?"
"Nanti aja deh ya,"
"Mama juga ngomong gitu bulan lalu," gumam Lisa begitu murung, membuat Lucy menghela nafas sejenak. Wanita itu mengangkat dagu Lisa menggunakan jari telunjuk.
"Dont be sad, oke?" Lucy menoleh ke kanan. "Mama bawain kamu banyak pakaian baru, aksesoris, sama sepatu-sepatu keren juga."
Tapi aku maunya Mama.
Meski sedih, Lisa tetap memaksakan senyum, disertai tatapan sendu yang ia tujukan pada Lucy.
"Kamu lihat tas Mama gak? Tadi ketinggalan."
Lisa mengangguk, kemudian menyodorkan tas berwarna cokelat tersebut pada Lucy.
"Ya udah, Mama pamit ya, teman Mama udah nungguin diluar." Lucy berbalik badan, kemudian berjalan tergopoh-gopoh ke pintu.
Namun saat hendak membuka pintu tersebut, keberadaan sesosok remaja lelaki bertubuh tegap membuatnya sedikit terkejut.
"Stok janda makin banyak, hm," gumam Jungkook, yang mana justru sampai terdengar ditelinga Lucy.
"Ngomong apa kamu barusan?!" tanya Lucy begitu tegas.
Lisa yang hendak ke kamar kembali memandang ke arah Lucy dengan mata membulat. "Mampus gue!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Couple
FanfictionJungkook itu gila, tak berperasaan, dan pembuat masalah. Ia sering menolak, tapi tidak suka ditolak. Ia benci pria bernama Jaehyun, tapi ia menyukai gadis bernama Lalisa. Gadis pertama yang berani menampar, menjambak, bahkan menggigit kulitnya. Mus...