“Bercak-bercak merah dikulit lo udah mulai hilang, Sa.”
Lisa menatap pantulan bayangannya didepan cermin, memastikkan apa yang dikatakan cowok ini benar atau tidak, dan syukurlah—kalimat yang barusan ia dengar memang benar adanya.
Saat ini ia tengah berdiri tepat didepan cermin besar yang bergantung pada dinding toilet, dibelakangnya ada Taehyung yang selalu siap untuk memapah tubuhnya ke manapun.
Membasuh muka sekali lagi, kemudian mendongak, menatap wajahnya yang kini sedikit lebih segar, setidaknya ia terlihat lebih baik sekarang, wajah pucat itu bahkan sempat membuatnya terkejut, kala menyadari bahwa dirinya bahkan tak beda jauh dengan mayat hidup. Ia melirik bayangan Taehyung dicermin, cowok itu masih setia berdiri dibelakangnya.
“Sampe kapan lo bakal cuci muka terus? Udah kali ke lima lo nyiram tuh muka, baju lo ampe ikutan basah,” omel Taehyung, menarik tissue kecil digenggamannya, kemudian mengelap setiap tetes air pada lekuk wajah hingga leher Lisa. “Besok lo punya jadwal kemo, setelah itu, lo udah diizinin pulang sama dokter.”
“Gue takut,” cicit Lisa dengan bibir mengerucut ke depan. “Mereka masih ada?”
Taehyung terkekeh. “Udah setengah jam lo sembunyi di toilet, mau sampe kapan lo menghindar dari mereka?”
“Gue cuma belum siap aja ketemu sama mereka, ini ... berat.” Lisa menunduk dalam, memperhatikkan sepasang sandal kamar berbentuk kelinci dengan warna merah muda—pemberian Taehyung lagi.
“Gak papah, lama kelamaan lo pasti bisa maafin nyokap lo kok,” Taehyung menyemangati, ia mengepalkan tangan ke udara. “Semangat! Lo pasti bisa ngadepin ini semua!”
“Lebay lo!” cetus Lisa dengan sudut bibir terangkat, ia terkikik geli, mulai melangkah keluar dari toilet dibantu oleh Taehyung.
Tepat saat Lisa keluar, tatapannya langsung tertuju pada Lucy yang tengah menyajikkan semangkuk bubur diatas nakas, bola matanya terus bergulir hingga pandangannya tertuju pada seorang cewek bersurai kecokelatan yang tengah mengganti seprai brankarnya.
Iya, Yujin juga ikut menjenguknya.
“Eh, Lisa? Kamu udah selesai?” Lucy menoleh, ia tersenyum lebar menatap sang putri, dihampiri anak pertamanya itu kemudian mengait lengan Lisa guna membantu sang empu untuk duduk ke atas brankar.
“Kamu udah makan?” tanya Lucy sekali lagi, ia mengaduk-aduk bubur yang masih hangat disebuah mangkuk putih. Bubur yang baru dimasaknya di rumah tadi sebelum ia datang ke rumah sakit.
Lisa menjawab dengan gelengan kepala lemah.
“Ini, Mama buatin kamu bubur, kamu suka bubur ayam ‘kan?” Lucy menjeda sejenak kalimatnya kala melihat Lisa yang masih terlihat tenang dalam posisi duduk, ia mengangkat sesendok ke udara, mengarahkannya ke wajah Lisa. “Mama suapin.”
Melihat hal tersebut, sontak saja Lisa memalingkan wajah ke arah lain, mengambil sendok tersebut dari tangan Lucy, kemudian menaruhnya kembali ke dalam mangkuk. “Gak usah.”
Senyuman Lucy luntur, mendengar penolakkan langsung dari Lisa. Menatap semangkuk bubur ditangannya dengan tatapan nanar, tentu tak sesulit itu untuk tidak memahami isi pikiran Lisa saat ini, dari raut wajahnya saja sudah cukup memberi penjelasan pada Lucy, wanita itu menerka-nerka apakah Lisa masih marah padanya.
“Lisa ....” Taehyung menyahut, ia dapat menyadari bahwa kini Lucy pasti merasa sedih karena masakannya justru ditolak oleh Lisa.
Mendengar Taehyung memanggilnya, Lisa hanya menoleh sekilas, nampak mimik wajah Taehyung kini seakan sedang memberinya sebuah peringatan untuk tidak berbuat masalah. Lisa membuang nafas, ia meraih salah satu apel yang terletak dikeranjang buah. “Gue cuma mau makan buah aja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Couple
FanfictionJungkook itu gila, tak berperasaan, dan pembuat masalah. Ia sering menolak, tapi tidak suka ditolak. Ia benci pria bernama Jaehyun, tapi ia menyukai gadis bernama Lalisa. Gadis pertama yang berani menampar, menjambak, bahkan menggigit kulitnya. Mus...