08.

7.6K 1.1K 175
                                    


Jungkook memarkirkan motornya tepat di kediaman sang orang tua, cowok itu menggusak rambutnya perlahan ke belakang, ia menatap lama pintu besar dihadapan dengan wajah rumit. Sebenarnya agak ragu untuk masuk ke dalam sana, namun ia harus pulang sekarang, sebab bagaimana pun rumah ini adalah tempatnya tinggal selama ini.

“Selamat malam tuan muda.”

Sapaan khas dari wanita paruhbaya ini seketika membuat senyum lembut merekah diwajah sangar Jungkook, cowok itu menaruh helm ke setir motor sebelum akhirnya ia turun dan menghampiri wanita paruhbaya tadi.

“Papa ada di rumah gak, Bi?”

Bi Hanami, kepala pelayan yang sudah mendapat kepercayaan penuh dari sang majikan, sejak kecil dulu Bi Hanami lah yang merawat Jungkook layaknya sang Ibu, dan hal itu pula yang membuat Jungkook menyangi wanita ini, wanita yang selalu memberikan kasih sayang tanpa pandang status.

“Belum pulang. Tuan muda.”

Jungkook yang bodoh, seharusnya ia tak perlu menanyakan pria itu, sebab pada akhirnya ia sendiri tahu jawabannya—Papa nya pasti pulang larut malam lagi.

Ia mengangguk, lantas memasuki rumah besar nan megah tersebut, atau mungkin lebih layak disebut Istana. Jika bukan sebab harta warisan, mungkin Jungkook tak akan sudi menginjakkan kaki ke dalam tempat penuh kenangan pahit ini.

Tinggal menunggu waktu saja, maka Jeon Jhovan pasti dijemput maut, dan seluruh hartanya akan diambil olih oleh Jungkook, termasuk perusahaannya. Beruntung Jungkook itu anak tunggal, jika nantinya sang Papa meninggal, ia akan menguasai segalanya tanpa takut harus berebut harta, ia akan membeli Penthouse untuk tempat tinggalnya bersama Lisa.

Tunggu sebentar, apa ia barusan ingin menjadikan Lisa sebagai pendamping hidupnya?

Ah, berbicara tentang Lisa membuat Jungkook mengingat kejadian di sekolah tadi, kejadian dimana Lisa terlihat begitu nakal ketika tersulut emosi. Cowok dengan hoodie hitam itu terkekeh pelan sembari mengusap bibir tipisnya yang baru diberi cap langsung oleh sang pacar.

“Lagi ngapain ya dia sekarang?” itulah gumaman yang keluar dari mulutnya saat ia mendaratkan punggung ke atas tempat tidur empuk. Ia menatap langit-langit kamar dengan pandangan menerawang, membayangkan Lisa saat ini berada di atasnya.

Astaga! Apa-apaan ini?!

Jungkook merasa aneh sekarang, mengapa cewek sederhana nan lugu itu mampu membuatnya menggila seperti ini? Dulu, saat ia masih bersekolah di London, tempat dimana banyak wanita cantik berpakaian minim—Jungkook tak pernah merasa tergoda dengan wanita-wanita bule itu. Namun kenapa rasanya ia terlalu mudah tergoda dengan Lisa? Entahlah, sepertinya Lisa punya sihir dibalik mata bulatnya yang membuat Jungkook jadi uring-uringan seperti ini.

Tak ingin menahan rindu lebih lama, Jungkook memilih menggapai ponsel yang sempat ia taruh didalam saku hoodie, membuka kontak guna menghubungi sang gadis.

Selang cukup lama menunggu namun tak kunjung ada jawaban dari seberang sana. Jungkook sudah mulai dirundung kesal, ia menatap jam dinding dengan kening mengerut sebal. Entah apa yang dilakukan Lisa sekarang hingga tak mengangkat telepon darinya. Memangnya hal lebih penting apa yang membuat cewek itu berani tak menggubris teleponnya?

“Hallo?”

Jungkook menarik sudut bibirnya saat mendengar sapaan bernada cetus itu, ia mengubah posisi rebahan menjadi telungkup. “Lagi ngapain, yang?”

Trouble Couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang