07. Siapa/ Apa yang harus di salahkan?

999 109 2
                                    

Selamat membaca

"Beneran gak ada?" Tanya Ara memastikan dan di angguki Daniel.

Ragu, "Tadi pas kesini. Gua lewat tangga darurat dan tanpa sengaja nabrak orang gitu." Ujar Ara sambil menggigiti kuku tangan kanannya.

"Terus?" Tanya Jennie meminta sambungan ucapan dari Ara.

Ragu, "Orang nya aneh. Perilakunya aneh. Tapi sayangnya tadi gua gak sempet ngeliat karena buru-buru." Sambung Ara.

"Gimana ciri-ciri yang lu inget?" Tanya Daniel sambil mengeluarkan ponselnya dan nembuka sebuah aplikasi note.

"Bajunya item, pake parasut item yang gak di serot sampe atas. Pake topi hitam sama kaca mata. Tapi... Pake celana rumah sakit." Jawab Ara mencoba mendeskrisikan orang tersebut.

Selesai mencatat, Daniel menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi, "Tapi masalahnya gak ada orang kayak gitu yang ketangkep cctv Ra. Dan juga yang keluar dari bangunan ini sekitar jam segitu cuma petugas rumah sakit Ra." Jelas Daniel.

Diam cukup lama, "Ada ambulance yang keluar?" Tanya Doyoung buka suara.

Berpikir sebentar, "Ada. Kenapa?" Jawab Daniel balik bertanya.

Membulatkan matanya, "Ada satu titik buta yang gak ada cctv tapi di cctv selanjutnya ada ambulan keluar." Ujar Jennie.

"Kemungkinan besar di situ karena dia gak ada jalan lain." Ujar Doyoung.

"Tapi bisa aja orang itu memang petugas rumah sakit." Ujar Minhyun.

Mengangkat kedua bahunya, "Bukannya bakal lebih gampang dapet akses kalo dia orang dalem?" Tanya Minhyun.

"Bentar, gua suruh tim gua sebagian buat nyeledikin ambulan tadi sama orang yang keluar dari bangunan ini." Ujar Daniel sambil bangkit berdiri dan di angguki yang lain membuat dia meninggalkan ruangan tersebut.

"Ra, lu tau apa yang mgebuat Jena coba bunuh diri?" Tanya Jennie.

"Gua belum tau Jen. Si Jena belum mau bilang, tapi kalo dari gerak geriknya pasti dia di ancam." Jawab Ara.

Kembali buka suara, "Kenapa kalian yakin banget gadis itu jujur? Bisa aja dia kayak gitu karena suruhan orang tadi." Tanya Doyoung sambil mencondongkan badannya ke meja.

"Gunanya?" Tanya Hyewon buka suara.

"Narik perhatian kita sementara mungkin dia beraktifitas di belakang tanpa takut kita sadar." Jawab Jennie.

Menghela nafas kemudian memperhatikan wajah temannya yang mengantuk, "Udah kita sampe sini aja. Kalian balik gih. Pada ngantuk pasti." Suruh Jennie mengakhiri rapat mereka yang berlangsung dini hari ini.

Menguap sambil merenggangkan badannya, "Sumpah, kalian ngomong apa gua gak ngerti." Ujar Rose dengan nata 3 watt.

Menepuk bahu Rose, "Tenang, kita gak ngerti juga gak apa, toh kita cuma fokus ke kesehatan fisik korban." Ujar Hyewon sambil terkekeh.

"Ya udah gua balik duluan ya. Udah di jemput Yohan." Pamit Hyewon yang di angguki oleh yang lain.

Baru saja Ara memutuskan untuk tidak pulang, "Ayo pulang." Ajak Doyoung.

Regret [SEVENTEEN X NCT 2020] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang